ch 85-FAKTA BARU

2.5K 151 21
                                    

2 pedang yang di selimuti aura, di adu dengan kekuatan luar biasa. Membuat percikan sihir dN api di celah mereka.

"Lumayan juga, kamu layak menjadi pemimpin mereka." ucap sang skeleton.

Aku hanya tersenyum mendengar ucapannya. Pedang kami berbenturan, tunggangan kami saling mencakar dan menggigit.

Mana yang menang? Tentu saja anjing. Avtros begitu semangatnya mencoba menggigit tulang skeleton horse.

'Asyik, bertempur sekalian makan.' ucapnya. (a/n: puasa oi!!)

'Oh~author, gua kan hewan, mana mungkin puasa.' ucapnya. (a/n: oh iya ya? Lanjut gih makan tulangnya.)

Avtros kemudian menggigit kaki depan skeleton horse dan menariknya. Sang kuda, kehilangan keseimbangan dan membuatnya kehilangan kendali.

Sang Skeleton menjadi panik, apayang terjadi dengan tunggangannya? Karena tunggangannya menjadi oleng, pedangnya terlepas dari pedangku.

Jleeebbb.

Pedanhku mengenai inti sihirnya dan membuatnya tewas. He? Bagaimana mungkin? Aku belum menggunakan kekuatanku sedikitpun.

Skeleton terjatuh bersama tunggangannya. Avtros yang berhasil mengambil kaki depan dari skeleton horse, berlari dari tempat itu.

Wuungg buukkk.

"Aduh... Avtros, kenapa kamu berlari tiba tiba?." tanyaku kepada avtros yang berlari.

Aku tersungkur di tanah karena gerakannya yang tiba tiba. Aku melihatnya, berlari ke arah tenda.

"Kenapa? Apa ada hal yang kau takuti?." tanyaku lewat telepati.

'Tidak tuan, ini adalah panggilan dewa.' ucapnya.

"Panggilan dewa?." tanyaku.

'Ya tuan, panggilan dari dewa anjing.' ucapnya.

Akupun kemudian terbang, melihat apa yang ia lakukan. Heh~ia hanyamengubur tulang skeleton horse. Apanya yang panggilan dewa? Dasar, anjing selalu saja sama.

Aku yang kehilangan fokus, di kejutkan teriakan di depanku. Pasukan musuh, yang berjumlah setara dengan kami, sekitar 15000 pasukan bergerak dan berteriak dengan riuhnya.

'Oow! Gawat...' gumamku.

"Sayap kanan dan sayap kiri, apit mereka. Pasukan tengah, formasi segitiga!." teriakku.

Semua pasukan segera melakukan perintahku. Berbentuk seperti bulan sabit, dengan satu segitiga kecil di tengahnya.

Pasukan musuh karena tidak memiliki kecerdasan, mereka dapat dengan mudahnya terjebak dengan formasi kami. Kami membantai mereka dengan sangat buas.

Hah... Riga jam kami habiskan hanya untuk membasmi mereka. Pasukan kami kelelahan, mereka juga kelaparan dan kehausan karena bertempur dengan sengitnya.

Akupun bergerak ke arah sang skeleton, di zirahnya, tertulis angka 1 dari bahasa demon kuno.

'Apa?! Ini baru pasukan pengintai mereka?.' gumamku.

Pasukan yang brutal dan ganas ini adalah pasukan pengintai mereka? Lalu, berapa jumlah pasukan utama mereka?

Ini bisa gawat, pasukan koalisi sangatlah lemah, karena mereka kebanyakan manusia normal. Sementara, yang harus mereka lawan setidaknya berkali kali lipat lebih kuat.

Tidak ada masalah dengan pasukan dark angel. Namun, jumlah mereka terlalu sedikit. Aku harus menyusun taktik untuk mengalahkan mereka.

Akupun memanggil semua raja. Menyusun strategi adalah kunci kemenangan. Itulah mengapa aku mengumpulkan mereka.

RISE OF DEMON LORDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang