02

5.6K 521 40
                                    

Dua hari setelah itu...

Yoongi baru saja pulang dari pemakaman Seulji. Dengan jas hitamnya, ia masuk ke dalam rumah sakit, menengok bayi kecilnya.

"Yoonji baru bisa dibawa pulang 5 hari lagi. Kondisinya sejauh ini baik." Kim Seokjin, salah satu kenalan Yoongi yang selama ini membantu untuk menjaga kehamilan Seulji adalah dokter yang juga mengurus Yoonji, memperhatikan kondisinya siang dan malam.

"Anakku sehat kan?" Yoongi sedikit merunduk, memperhatikan Yoonji yang terlelap di dalam tabung inkubator.

"Sehat sekali. Mungkin ia sekuat dirimu Gi." Jawab Seokjin sambil menulis perkembangan Yoonji. Sebenarnya ini bukan tugas Seokjin. Ia bisa saja menyerahkannya ke perawat lain. Hanya saja, bayi ini spesial. Ia juga harus benar-benar memastikan keadaan Yoonji untuk Yoongi, temannya yang sudah ia kenal sedari SMP.

"Aku memutuskan untuk keluar dari kantor." Ucap Yoongi tiba-tiba.

"Kenapa tiba-tiba?"

"Aku harus fokus kepada Yoonji. Lagi pula kafe milikku juga semakin ramai, akan membuka cabang ketiga tidak jauh dari rumah sakit ini." Yoongi memiliki kafe yang ia kelola 2 tahun belakangan ini. Sebenarnya Yoongi dulu bekerja part time di sana. Tapi karena sang pemilik kafe tidak memiliki anak untuk mengelola kafenya, akhirnya Yoongi lah yang ditunjuk. Pemilik kafe dan Yoongi memang sudah sangat dekat. Sudah seperti anak dan ayah.

"Oh begitu. Baiklah hal bagus. Setidaknya kau harus ada di sisinya 24 jam dalam 4 bulan ini." Kata Seokjin. "Aku permisi dulu ya Gi. Apa kau akan disini sedikit lama?"

"Iya aku mau menemani Yoonji di sini. Semangat kerjanya Jin." Seokjin meninggalkan ruangan Yoonji.

"Halo Yoonji, ini ayah. Benar kata Namjoon, matamu sipit seperti milikku, senyummu akan selebar Seulji. Mulai hari ini hingga hari berikutnya, ayah akan merawatmu. Mohon kerja samanya ya sayang." Bisik Yoongi. Bayi mungil itu menggeliat lucu.

"Hey Gi." Namjoon masuk ke dalam ruangan Yoonji.

"Eh, kupikir kau sudah pulang. Tadi pagi aku ke ruangan Jieun. Hari ini kalian pulang ya?"

"Iya kami pulang nanti sore." Namjoon ikut merunduk memperhatikan bayi mungil dihadapannya. "Halo Yoonji, ini paman Namjoon."

"Aku melihat Yerim tadi. Dia sangat gemuk." Kata Yoongi.

"Iya dia sangat gemuk. Berat lahirnya 3,8. Jieun sampai susah melahirkannya." Tambah Namjoon.

"Dirimu juga gemuk kan dulu?" Tawa Yoongi.

"Oh iya Gi, Yerim sama sekali tidak keberatan berbagi susu dengan Yoonji." Kata Namjoon tiba-tiba membuat Yoongi membeku. "Aku bisa mengantarkannya padamu jika kau butuh. Yerim juga tidak keberatan berbagi pelukan hangat seorang ibu untuk Yoonji."

Yoongi menghembuskan nafasnya kasar. "Terimakasih banyak. Maaf aku selalu merepotkan."

"Jangan bilang begitu. Yoonji juga akan kuanggap seperti anakku. Lagipula Yerim dan Yoonji akan terus berteman kan nantinya." Namjoon menepuk pundak Yoongi.

●●●

"Hey Gi, mau menggendong anakku?" Tawar Jieun. Siang itu Yoongi kembali mendatangi ruangan Jieun.

"Jangan. Aku takut." Yoongi melotot. Membuat Namjoon dan Jieun tertawa. "Seokjin saja menawarkan padaku untuk menggendong Yoonji, aku tidak berani."

"Hey ayolah, kau akan menggendong Yoonji juga nantinya." Namjoon mengangkat Yerim yang terlelap dari keranjang bayi. "Posisikan tanganmu sepertiku." Namjoon memberikan Yerim pada Yoongi.

Daddy, You're My Hero [MYG] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang