03

4.9K 513 17
                                    


Yoongi pulang ke rumah bersama Ibunya dengan empat kresek besar berisi perlengkapan Yoonji. Mulai dari baju, popok, perlak, bandana, jepit, sepatu, sarung tangan, botol susu, dan mainan bayi. Yoongi mencuci semua baju baru Yoonji, dan menata perlengkapan lainnya di rak. Ibu Yoongi membereskan kasur, menyapu, dan mencuci beberapa piring yang masih ada di meja makan.

"Sering-sering bersihkan rumah ya Gi." Ucap Haeyon sambil terus mengelap meja dan rak buku yang sedikit berdebu.

"Iya Bu." Yoongi menunggu cuciannya selesai sambil menyiapkan hanger untuk menjemur pakaian Yoonji. Pria itu tertawa kecil melihat pakaian mungil-mungil berwarna pink yang berputar-putar di dalam mesin cuci. "Oh Seulji, rasanya kau masih benar-benar ada di sini." Yoongi menghembuskan nafasnya kasar, kemudian tersenyum simpul sambil menatap setiap sudut rumahnya. Membayangkan wanita berambut coklat gelap itu sedang sibuk merapikan berbagai kekacauan di rumah ini.

"Yoongi, maaf ibu mau bertanya. Ini pakaian Seulji apa dibiarkan?" Haeyon sedikit tidak enak menanyakannya pada Yoongi.

"Dibiarkan saja Bu. Yoongi suka lemari Yoongi penuh dengan pakaian warna warni Seulji." Yoongi memandangi ibunya. "Bisa digunakan Yoonji juga kan kalau sudah besar." Gurau Yoongi.

"Terserah kamu saja. Ibu sudah mengosongkan satu kolong lemari untuk baju-baju Yoonji. Jangan lupa bajunya disetrika dulu."

"Iya ibu, Yoongi tahu."

"Dasar ya kamu ini. Sudah sok besar jadi tahu semuanya." Haeyon memukul pelan pundak Yoongi sambil tertawa. "Yasudah, ibu mau tidur ya. Ibu capek."

"Ibu tidur di kamar Yoongi saja, kamar tamunya belum Yoongi beresin."

"Ibu sudah bereskan tadi." Samar-samar suara Haeyon dari kamar tamu.

Setelah baju Yoonji selesai dicuci, Yoongi menjemurnya. Tapi sepertinya Yoongi salah waktu untuk menjemur. Hari sudah sore, dan mungkin baju Yoonji akan bau apek nantinya. "Park Seulji aku membutuhkanmu." Pria itu mem-poutkan bibirnya. "Kenapa tega sekali kau membiarkanku begini Ji. Bagaimana jika aku merindukanmu?" Yoongi menggantung satu demi satu baju Yoonji di tempat jemuran. "Bagaimana jika nanti Yoonji bertanya. Ayah, kemana Bunda?" Ucap Yoongi berdialog dengan dirinya sendiri.

"Hey." Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya.

"Astaga, sialan kau Kim Namjoon!" Yoongi hampir saja memukul Namjoon dengan hanger.

"Lagian, dari tadi aku memanggilmu, ternayta kau sibuk berbicara sendiri." Namjoon tertawa. "Butuh bantuan?" Tawar Namjoon.

"Tidak terimakasih." Jawab Yoongi sambil terus menggantung pakaian-pakaian Yoonji.

"Jieun yang memintaku datang, memastikanmu."

"Apa aku baru saja memiliki dua ibu? Apa Jieun sekarang ibuku juga? Ia mengkhawatirkanku barusan." Yoongi dramatis.

"Tidak usah sok dramatis gitu, aku geli melihatnya. Kau ini tidak pernah menjemur ya? Mengapa menjemur disore hari sih? Nanti bajunya jadi dingin dan bau apek." Omel Namjoon.

"Iya iya aku salah. Tadi sehabis membeli pakaian Yoonji aku terlalu bersemangat untuk menyiapkan perlengkapannya. Jadi ya aku lupa kalo hari sudah sore." Yoongi menggidikkan bahunya.

"Tadi Jieun sempat menyusui Yoonji sebentar sebelum pulang." Kata Namjoon membuat Yoongi menghentikan aktivitasnya.

"Benarkah? Bagaiamana? Apa dia menangis?"

"Iya dia awalnya menangis lama dan sedikit rewel saat disusui. Tapi lama-lama dia diam. Aku juga meninggalkan 5 botol susu asi untuk Yoonji. Sudah ada di kulkas ruangan Yoonji. Seokjin yang mengurusnya tadi."

Daddy, You're My Hero [MYG] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang