08🔁

3.4K 396 9
                                    

Vote nyaa tolonggg😖😖😖

💕💕💕

"Kalian berdua pacaran?" Seulji terkejut karena menemukan Namjoon dan Jieun saat dia sedang berbelanja kebutuhan bulanan. Sekarang mereka bertiga sedang duduk di sebuah restoran cepat saji, sekedar untuk mengobrol.

"Ya begitulah." Jawab Namjoon santai. "Lebih serius sebenarnya. Aku akan membawa Jieun ke jenjang yang lebih serius."

"Apa sudah sejak 3 bulan lalu? Saat kalian berada dirumahku? Saat Jieun menangis karena diputuskan Wonwoo? Dan Namjoon mengantarmu pulang, Ji? Apa hubungan kalian bermulai pada saat itu?" Seulji menghujam banyak sekali pertanyaan. Membuat keduanya melongo.

"Iya mulai malam itu." Jawab Jieun. "Aku seperti menemukan rumah baru. Namjoon adalah orang yang tepat." Dia menyandarkan kepalanya pada bahu Namjoon. "Sebenarnya sudah lebih dari sekedar pacaran Ji."

"Lalu kalian seperti apa?"

Jieun mengelus perut ratanya sambil memandang Namjoon yang tersenyum sangat manis padanya.

"Sudah hampir dua bulan." Lanjut Jieun, membuat Seulji terkejut sekaligus heran.

"Apa kau... hamil?" Tanya Seulji disambut anggukan semangat dari keduanya. "Sungguh kau hamil?!" Seulji menggebrak meja.

"Sssstt... Ji. Jangan membuat kehebohan." Namjoon jadi malu sendiri.

"Baiklah maaf. Kenapa kau tidak memberitahuku selama ini? Kenapa selama tiga bulan ini kalian tidak memberitahuku hubungan kalian? Tiba-tiba saja kau hamil. Aku-, wah.. sungguh.." Seulji menggeleng-gelengkan kepala sambil mengelus dadanya. "Siapa saja yang sudah tahu? Lalu kau." Seulji menunjuk Namjoon. "Kapan akan menikahinya."

"Sebenarnya aku mau memberitahumu, juga Yoongi. Tapi karena kalian masih sibuk dan kebetulan aku sibuk jadi tidak ada waktu untuk bertemu." Alasan Namjoon, dan benar. Memang masing-masing mereka sungguh sibuk. "Bulan depan. Tunggu undangannya ya, minggu ini akan disebar."

"Kau mendahuluiku, yang benar saja." Gurau Seulji pura-pura marah.

"Aku tunggu dirimu." Jawab Jieun. "Kau tahu, aku membayangkan bahwa kita memiliki seorang anak dengan jenis kelamin yang sama, dengan jarak kelahiran yang tidak jauh." Lanjutnya. "Anakmu dan anakku bisa jadi teman baik nantinya. Kau tahu, seperti kau dan Namjoon, aku dan Yoongi. Berteman baik sedari kecil." Lanjutnya lagi.

"Ya kuharap begitu." Seulji bersiap berdiri, menjinjing tas belanjanya. "Aku harus segera pulang. Angin malam tidak baik untukku, yah kalian pasti tahu itu."

"Yah, maunya aku mengantarmu Ji. Tapi ada beberapa hal yang belum selesai kami urus di sini. Maaf ya.." Namjoon jadi merasa bersalah.

"Hey tidak apa. Jieun, jangan terlalu lelah ya." Mereka berpelukan sebentar sebelum akhirnya Seulji melangkahkan kaki keluar dari supermarket. Sialnya, hujan gerimis dan angin malam yang dingin berhasil menyapa kulitnya. Seulji bergidik saat angin malam lembut menelusup masuk ke dalam celah celah bajunya.

"Oh tidak, jangan hujan dulu." Harapnya. Tepat sedetik kemudian, ponsel yang ada di dalam sling bag nya bergetar. Bisa ia tebak, suami tercinta dan tersayangnya sedang khawatir di kantor, menyelesaikan pekerjannya yang sungguh banyak.

"Halo, Yoongi."

"Sayang, kau masih di supermarket?" Suaranya khawatir.

"Iya. Aku sedang duduk di depan supermarket. Tidak ada taksi yang lewat Gi."

"Aku jemput ya. Jangan menunggu di luar. Hujan, nanti dingin. Masuk angin dan demam lagi nanti." Ucap Yoongi sedikit gemerusuk karena membereskan kertas-kertas pekerjannya yang setengah selesai.

Daddy, You're My Hero [MYG] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang