"Seulji? Bagaimana?" Yoongi mengetuk pintu kamar mandi yang tertutup. "Tidak di kunci kan? Aku masuk ya?""Jangan!" Cegahnya dari dalam.
"Oke baiklah." Yoongi tetap setia menunggu di depan pintu kamar mandi. Hari ini tepat sudah dua bulan sejak pernikahan mereka.
"Yoongi?" Seulji bersuara di dalam sana.
"Iya sayang?"
"Apapun hasilnya kau akan menerimanya kan?"
"Tentu, kenapa tidak." Yoongi berdegup menunggu hasil tes yang Seulji lakukan pagi itu.
Seulji menggigit kuku jari tangannya, memandang hasil test pack dengan garis satu. Ia merasa tidak enak dengan Yoongi.
"Yoongi maaf."
"Hey ada apa? Kenapa minta maaf? Tidak papa jika belum berhasil." Yoongi jadi merasa bersalah sendiri. "Aku masuk ya?" Tidak ada jawaban, berarti iya.
Seulji duduk di atas wc dengan dua test pack di tangannya. Yoongi melihatnya, kemudian menghembuskan nafas pelan. "Hey tidak papa. Tidak usah menangis. Kita memang tidak buru-buru untuk memiliki anak kan Ji. Kita bisa coba lagi besok-besok, jangan menangis." Yoongi mengecup kedua mata Seulji pelan.
"Tapi kau ingin kan Gi? Aku tahu itu. Kau ingin aku hamil." Yoongi mengusap air mata yang mengaliri pipi Seulji.
"Jika memang belum dikasih mau bagaimana lagi sayang? Sumpah aku tidak papa kok. Ayo, kembali ke kamar." Yoongi mengamit tangan Seulji dan merengkuh pinggangnya.
"Kau mau liburan Ji?" Yoongi memainkan rambut Seulji.
"Paris?" Seulji menengadahkan kepalanya menatap Yoongi.
"Asal kau mau menjadi translatorku saat di sana." Gurau Yoongi membuat Seulji tertawa. Kemudian keadaan hening sejenak. Yoongi membenarkan selimut yang mereka gunakan.
"Gi."
"Hm?"
"Kau mau nama anak kita besok siapa?" Tanya Seulji membuat Yoongi berfikir.
"Siapa ya? Aku belum kepikiran. Bagaimana dengan Jungkook jika laki-laki. Min Jungkook."
"Tidak- tidak. Aku yakin anak pertama kita perempuan."
"Kalau begitu Seulgi?"
"Dasar. Itu nama mantanmu." Seulji mencubit perut Yoongi membuatnya mengaduh sambil tertawa.
"Tapi namanya cantik."
"Bilang saja orangnya juga cantik. Begitu saja repot." Seulji berbalik badan memunggungi Yoongi, memeluk guling.
"Hey." Yoongi mencolek punggung Seulji.
"Jangan menyentuhku."
"Marah ya? Aku kan cuman bercanda." Yoongi bergeser, merapatkan pelukan pada Seulji.
"Diam kau."
"Aku hanya sayang padamu kok."
"Pergi saja sana."
"Tidak mau."
"Dasar." Seulji memutar bola matanya, kemudian tersenyum saat Yoongi memeluknya lebih erat. "Mandi sana, kau bau."
"Tidak mau. Aku kan masih mengantuk." Ucap Yoongi dengan suara berat khas bangun tidur yang dibuat-buat.
"Aduh, sakit tahu." Seulji memukul-mukul punggung tangan Yoongi yang melingkar pada perutnya terlalu erat. "Yoongi sempit, dasar."
"Iya iya ampun, aduh sakit." Yoongi melepas pelukannya dan mengelus punggung tangannya yang dicubit dengan kuku jari Seulji yang panjang. "Aku lupa aku ada pertemuan dengan direktur perusahaan. Aku pergi sebentar ya sayang." Yoongi mengecup pelan pipi kiri Seulji.
"Pulang jam berapa Gi?"
"Sekitar jam 8 malam nanti."
"Mau makan malam di rumah atau di kantor?"
"Di rumah saja." Yoongi beranjak dari kasur, mengambil handuk dan bersiap untuk mandi.
●●●
"Kau diputuskan oleh Jeon Wonwoo? Yang benar saja?" Seulji menutup mulutnya, mendapati teman sedari SMA nya yang menangis karena patah hati. "Ku pikir kalian akan melangkah ke jenjang yang lebih serius."
"Dia akan menikah dengan teman masa kecilnya. Aku kecewa sekali dengan dia." Jieun terus menangis.
"Sialan sekali anak itu. Kenapa tampangnya saja sok cool, aku jadi membenci wajah tampannya." Seulji menepuk-nepuk pundak Jieun. "Sudah jangan menangis. Kau mau istirahat di sini dulu? Biar aku bereskan kamar tamunya. Nanti aku akan minta Yoongi untuk mengantarmu pulang. Sekalian kita makan malam bersama di sini"
Jieun mengangguk setengah sesenggukan menahan tangisnya.
"Seulji kau di rumah?" Yoongi melepas sepatu dan kaus kakinya, melempar ke sembarang tempat. "Namjoon datang katanya mau makan malam bersama kita. Apa boleh?"
"Kalau kau tidak memperbolehkanku kau sangat jahat sekali Ji. Kita sudah berbagi piring sejak taman kanak-kanak." Ucap Namjoon, suaranya dibuat melas.
"Sebentar sayang, aku ada di kamar tamu." Sayup-sayup terdengar suara Seulji.
"Kau berbicara dengan siapa-, eh Jieun? Ada apa kemari? Kau habis menangis? Kenapa?" Yoongi terkejut melihat Jieun dengan mata merah sembabnya. "Apa bertengkar dengan Wonwoo lagi? Sudah kubilang putuskan saja, cari yang baru." Gurau Yoongi berhasil mendapat tatapan melotot Seulji.
"Diam kau." Ucap Seulji geram.
"Maaf." Yoongi menunduk. "Ada Namjoon di depan." Yoongi menunjuk ke arah ruang tamu. "Jieun, kau ingat Namjoon? Lelaki tinggi dengan otak cerdasnya itu, yang satu jurusan denganku di kampus?"
"Iya ingat. Kenapa memangnya?" Jieun menghapus air matanya.
"Ya tidak papa sih. Hanya bilang saja." Yoongi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ayo makan malam bersama."
Mereka bertiga pergi menuju ruang tamu, dimana tempat Namjoon berada.
"Hey Joon, apa kabar? Kau sibuk sekali ya sampai susah untuk kami hubungi." Seulji memeluk Namjoon, teman sedari kecilnya.
"Ya begitulah. Pamanku memintaku untuk mengurus perusahaannya. Jadi ya begini aku super sibuk. Mangkanya saat aku bertemu Yoongi aku langsung meminta untuk mampir sebentar. Sudah lama tidak bertemu, terakhir kita berdua bertemu bersama kan waktu reuni pertama, seminggu setelah pernikahan kalian."
"Ekhem.." Jieun berdehem.
"Ah iya maaf. Joon kau ingat dia?" Tanya Seulji.
"Jieun bukan?" Tebaknya.
"Iya benar. Kupikir kau lupa." Sahut Yoongi. "Kalau wanita cantik saja selalu diingat." Guraunya.
"Sialan." Gerutu Namjoon.
"Sudah sudah. Ayo kita makan malam. Gi, nanti antarkan Jieun pulang."
Mereka berempat makan malam bersama dengan tenang ditemani dengan sedikit perbincangan. Membahas masa sekolah dan kuliah yang baru saja mereka lewati beberapa bulan yang lalu.
"Gi, biar aku yang mengantar Jieun. Sekalian aku pulang."
Ya, malam itu adalah awalan dimana hubungan Kim Namjoon dan Lee Jieun tumbuh. Namun Yoongi dan Seulji tidak mengira bahwa mereka berdua benar-benar menikah dan memiliki anak nantin
Part flashback 😊
Semoga kalian suka dan gk bosen ya...
Maaf kalo aneh :'Don't forget vote and comments :')
Thanks😘
-Alfa
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy, You're My Hero [MYG] ✔
FanfictionTangan mungil Yoonji, bibir tipis Yoonji, pipi gembul Yoonji, garis wajah Yoonji, semua mengingatkan Yoongi pada Park Seulji. Wanita itu pergi terlalu cepat, tanpa pamit. Yoonji bahkan belum merasakan hangatnya pelukan Seulji. "Yoonji sayang, mohon...