27

2.2K 280 34
                                    

DORRRRRRR!!

Tolong jangan jadi siders dong :(

●●●

Sebulan ini, setiap sabtu dan minggu, Yoongi jadi menginap di rumah Yoonji dan Jimin. Sekalian menjaga Yoonji katanya, Jimin sibuk akhir-akhir ini. Kadang tidak pulang 3 hari. Yoongi jadi khawatir dengan putrinya yang tengah mengandung usia 3 bulan. Usia kandungan yang benar-benar butuh banyak perhatian dan penjagaan. Bukannya Jimin tidak menjaga Yoonji, ia bahkan menelpon Yoonji sehari 3-4 kali saat ia seharian di rumah sakit hanya untuk memastikan istrinya itu makan dengan teratur, meminum vitamin, susu, dan istirahat yang cukup. Pernah beberapa kali Jimin mengomel-ngomel sepulang dari rumah sakit saat menyadari piring-piring kotor sudah bersih dan tertata rapi di rak, baju kotor sudah berjejer rapi di jemuran, buku-buku milik Jimin sudah tersusun rapi di rak yang sebelumnya masih berserakan di kasur, lantai, dan meja.

"Dokter kan bilang, kau jangan banyak bekerja yang berat-berat Ji." Omelnya sesampai di rumah seperti malam ini. Dasi compang-camping, kantung mata hitam, dengan tas jinjing hitam miliknya. Berdiri di depan pintu kamar sambil menatap Yoonji yang baru saja bangun karena mendengar suara pagar dan pintu dibuka.

"Apasih Jim? Marah malam-malam." Omelnya balik sambil mengucek matanya.

"Biar aku yang menyapu, biar aku yang cuci piring dan baju. Buku milikku juga jangan dirapihkan. Biar aku saja yang melakukan semuanya, kecuali memasak." Jimin mengusap wajah berminyaknya. "Jangan terlalu lelah, sayang. Aku tidak ingin suatu hal buruk terjadi padamu dan bayi kita." Akhirnya sambil ikut berbaring di kasur.

"Aku tidak lelah Jim. Lagipula tadi Ayah juga membantuku kok walau sedikit ngomel dan memaksa. Ayah juga menyuruhku duduk diam saja."

"Ah, Ayah juga. Aku sudah bilang pada Ayah untuk tidak membereskan apapun. Biar aku saja. Ayah dan kamu sama-sama tidak boleh melakukan pekerjaan berat." Omelnya lagi.

Yoonji diam sambil menatap Jimin yang juga menatapnya. Lalu ia menghembuskan nafas pelan. "Iya Jim, tidak lagi." Hal itu membuat Jimin kembali menunjukkan senyum manisnya. "Yasudah mandi sana." Kata Yoonji sambil membantu melepaskan dasi Jimin yang sudah compang-camping.

"Baiklah. Eh, Ayah sudah tidur?" Tanya Jimin tiba-tiba.

"Sudah. Ayah tidur lebih awal hari ini. Ayah bilang kakinya terasa sulit digerakkan, jadi mudah lelah saat dipakai berjalan. Mungkin Ayah kelelahan." Kata Yoonji disambut anggukan oleh Jimin.

"Ooo begitu ya. Tapi obatnya sudah diminum kan?"

"Sudah."

"Semoga cepat membaik. Oh iya Ji.. besok waktunya kamu cek ke dokter kan? Aku jemput agak siang ya."

"Kamu kan kerja Jim, sibuk. Aku sendirian juga tidak-,"

"Aku yang antar, dan kutemani sampai selesai." Potong Jimin membuat Yoonji menarik sudut bibirnya sambil kembali merebahkan diri di kasur.

Jimin menyingkap selimut dan memasukkan tubuhnya ke dalam selimut, memeluk Yoonji yang berbaring memunggunginya sambil mengusap perut Yoonji yang mulai buncit.

"Nanti cat tembok kamarnya mau warna apa untuk bayinya?" Tanya Jimin.

"Tergantung dia sukanya apa."

"Memangnya bisa tau warna kesukaan bayinya?"

"Besok pasti aku akan merasakannya. Seperti aku dulu saat masih di dalam kandungan. Kata Ayah, Bunda bilang aku suka warna biru. Benar kan aku suka warna biru."

"Aku tidak sabar mengecat kamarnya. Melukis bulan, bintang, awan, pelangi, dan menempel stiker lucu di dinding." Jimin menatap langit-langit kamar.

Daddy, You're My Hero [MYG] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang