Tolong divote ya😖 jgn jadi siders.
●●●
Kini, Yoonji sudah berumur 6 bulan. Ia jadi gemuk karena rajin minum susu asi ditambah dengan susu formula. Apalagi ia sudah mulai makan bubur dan pisang setiap harinya. Yoongi juga semakin sibuk karena bayi kecilnya mulai belajar merangkak, sehingga ia harus memperhatikan setiap ruangan selalu bersih dari debu.
"Mamam mamamm.." Yoonji bersorak senang saat Yoongi menuangkan air hangat di mangkuk merah mudanya. Roti bayi yang diseduh dengan air hangat adalah makan siang Yoonji setiap hari. Anak mungil itu mengetuk-ngetuk sendok plastiknya di meja makan, menggigitinya dan menjilatinya.
"Sebentar ya sayang, masih panas." Yoongi mengaduk sambil meniupnya pelan agar tidak terlalu panas saat dimakan oleh Yoonji. "Biar Ayah yang suap. Berikan sendoknya pada Ayah..." Yoongi duduk di hadapan Yoonji. Yoongi mencoba mengambil sendok yang ada di tangan Yoonji. Namun Yoonji malah berteriak.
"Aaaaaaa!!" Ia berteriak melengking, enggan memberikan sendoknya kepada Yoongi. "Mamammm"
"Iya sayang, mamam nya biar Ayah yang suap. Nanti tumpah semuanya." Yoongi mencoba merebut sendok di tangan Yoonji dengan paksa. Ia pun menangis saat sendok miliknya berhasil direbut oleh Ayahnya. Kedua tangannya mencoba meraih sendok di tangan Yoongi. Kemudian Yoonji menghentak-hentakkan dirinya kesal hingga membuat kursi makan bayinya berderit.
"Baiklah-baiklah, ini." Yoongi pasrah mengembalikan sendoknya kepada Yoonji. Putri kecilnya itu langsung terdiam, kembali bermain dengan sendoknya. Yoongi mengambil sendok baru di rak dan menyuapkan bubur sedikit demi sedikit ke mulut Yoonji. "Pesawatnya mau masuk ke mulut Yoonji, aaaa~" Yoongi mengangkat sendoknya tinggi-tinggi kemudian meluncur masuk ke dalam mulut Yoonji dengan suara khas pesawat terbang, membuat anak mungilnya itu tertawa.
"Mamam. Aaa~" Yoonji menyodorkan sendok kosongnya ke mulut Yoongi.
"Ayah?" Yoongi menunjuk dirinya sendiri, membuat Yoonji mengangguk. "Wah enak sekali makanan Yoonji." Anak mungil itu tersenyum lebar menampakkan gusi merahnya. Gemas. "Lagi, pesawatnya datang buka mulutnya, aaaa~~"
"Mmmm." Yoonji memukul-mukul meja makannya senang. "Yaaahh mamamm??"
"Ayah nanti saja makannya. Yoonji dulu, baru Ayah." Ucap Yoongi sambil kembali menyuapkan bubur kepada Yoonji. "Makan yang banyak ya.. biar gemuk seperti Yerim."
Makan siang Yoonji selesai. Sekarang giliran Yoongi yang makan siang. Ia membiarkan Yoonji merangkak mengelilingi seisi rumah. Sesekali berteriak memanggil Yoongi, meminta dicari. Anak itu sekarang ada di samping sofa sedang mengintip Ayahnya yang sedang makan.
"Yoonji kemana ya? Kenapa Ayah tidak lihat Yoonji?" Yoongi pura-pura tidak melihat keberadaan Yoonji. Berjalan berjinjit meletakkan piring di cucian dan mengendap-endap menghampiri Yoonji. "Ini dia anak Ayah!!"
Yoonji terkejut kemudian langsung memeluk Ayahnya sambil tertawa. "Sekarang waktunya tidur siang." Yoongi menggendong Yoonji ke dalam kamar untuk tidur siang. "Nah, diam di sini sebentar. Ayah harus membenarkan bantal dan gulingnya dulu." Yoongi menaruh Yoonji di box bayi dan menata bantal dan guling agar nanti saat mereka tidur Yoonji tidak terjatuh ke lantai.
Yoonji mengintip Ayahnya dari sela-sela box bayinya. Lalu merengek minta di gendong. Yoonji memang tidak suka ditaruh di box bayi. Entah, sedari dulu selalu menangis saat ditaruh di box bayi. Jadi ya mereka berdua, Yoongi dan Yoonji tidur di spring bed. Dan, yah mereka berdua banyak gerak saat tidur. Jangan kaget jika menemukan kaki Yoonji di wajah Yoongi, atau tangan Yoongi yang menindih perut gembul Yoonji.
"Ayo tidur.." Yoongi mengangkat Yoonji dari box bayi dan membaringkannya di kasur. "Ini susunya. Nah, tidur ya. Ayah sudah sangat mengantuk sekali. Selamat tidur sayang." Yoongi mencium pipi Yoongi lama sekali, menghirup aroma bayi yang menempel pada kulit putih Yoonji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy, You're My Hero [MYG] ✔
FanfictionTangan mungil Yoonji, bibir tipis Yoonji, pipi gembul Yoonji, garis wajah Yoonji, semua mengingatkan Yoongi pada Park Seulji. Wanita itu pergi terlalu cepat, tanpa pamit. Yoonji bahkan belum merasakan hangatnya pelukan Seulji. "Yoonji sayang, mohon...