10🔁

3K 322 7
                                    


"Seulji." Yoongi mengetuk pintu kamar mandi tiga kali. "Aku juga mau lihat hasilnya."

"Diam sebentar Gi."

"Baiklah, maaf-maaf aku akan menunggu di sini." Yoongi menutup kedua mulutnya, menahan tawa.

Beberapa menit kemudian Seulji keluar dari kamar mandi dengan kepala yang ditundukkan, kedua tangan yang ia lipat di belakang sambil menggenggam dua testpack.

"A-aku..."

"Apa? Belum hamil? Kemarikan testpacknya." Yoongi merebut testpack yang ada di tangan Seulji. Kemudian mengucek mata kanannya, berharap ia salah lihat. Ia takut bahwa yang ia lihat adalah ilusi belaka baginya. Terdapat dua garis dalam testpack itu.

"Aku hamil! Kita berhasil!" Seulji tersenyum sambil melompat, mengalungkan kedua tangannya di leher Yoongi.

"Astaga! Sungguh?!" Yoongi balik memeluk pinggang Seulji. "Apa aku bermimpi? Ji, apakah ini nyata? Apakah aku akan benar-benar akan menjadi Ayah?" Ucap Yoongi masih tidak percaya. Kemudian mengecup dahi, mata, puncak hidung, dan bibir Seulji lama sekali.

"Aku sangat senang sekali, Gi." Seulji menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Yoongi sambil menangis bahagia.

"Hey, kenapa menangis?" Yoongi menangkup kedua pipi Seulji dan mengusap air matanya.

"Karena aku senang. Kita sudah menunggunya lama, dan akhirnya..." Seulji hingga tidak bisa berkata-kata.

"Kita harus ke rumah sakit sekarang. Diam di sini, tunggu aku. Aku akan mandi dengan cepat." Yoongi meraih handuk dan masuk ke kamar mandi.

"Usia kandungan Nona Seulji sudah satu minggu, saya akan memberikan vitamin kepada Nona Seulji dan kertas check up. Dua minggu besok silahkan datang kembali untuk check up."

"Apa ada yang dibutuhkan lagi dok?"

"Tidak. Hanya Nona Seulji jangan melakukan pekerjaan berat karena usia kandungannya masih sangat muda. Jangan mengkonsumsi obat-obatan dan hindari orang yang merokok."

Yoongi mengangguk-angguk.

Seulji menyenggol pundak Yoongi. "Kenapa senyum-senyum sendiri? Kau senang?"

"Oh iya tentu. Aku berhasil membuatnya." Bisik Yoongi membuat Seulji tertawa. "Aku akan libur saja besok." Yoongi menautkan jari-jarinya dengan jemari Seulji.

Seulji tertawa pelan dan mengeratkan jemarinya, kemudian mengecup telapak tangan Yoongi. "Tahu putihku..."

"Jelek." Yoongi memutar bola matanya.

"Loh, itu panggilan kesayangan."

"Jelek. Ganti yang lain." Yoongi mengerucutkan bibirnya.

"Pokoknya Gi, setelah melahirkan aku ingin bekerja." Seulji mengganti topik pembicaraan mereka. "Aku yang juga akan mengurus anak kita, aku akan pastikan bisa membagi waktu dengan baik." Seulji menatap Yoongi yang dibalas dengan tatapan lembut dari Yoongi.

"Asal kau tidak kelelahan, aku baik-baik saja." Yoongi berhenti sejenak di ujung lorong rumah sakit menuju parkiran. Kemudian memeluk pinggang Seulji dan mereka saling berhadapan. "Tapi jika memang kondisinya nanti tidak seperti yang kau kira, sungguh kau diam saja di rumah Ji. Aku jadi lebih tenang." Yoongi menghapus jarak, memeluk Seulji, namun masih dengan tatapan mata lembut yang tak lepas untuk Seulji.

"Iya, mari kita lihat kondisinya besok." Seulji tersenyum lembut. "Kau tahu, aku senang sekali kau yang menjadi pendamping hidupku. Rasanya aku adalah wanita yang sungguh-sungguh beruntung." Seulji mengalungkan tangannya pada leher Yoongi. Untung saja sedang sepi, tidak ada orang yang lewat.

Daddy, You're My Hero [MYG] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang