16

2.6K 298 17
                                    


Jangan lupa vote nyaa😘

●●●

Yoonji sedang duduk di sofa, menunggu Ayahnya untuk mengantarnya ke sekolah. Biasanya, Yoonji pergi sekolah menaiki bis atau Jimin yang bersedia menjemputnya pagi-pagi buta, bahkan saat Yoonji baru saja selesai mengeringkan rambut, ikut sarapan bersama Yoonji dan Yoongi.

Namun karena kejadian semalam, Yoonji menghubungi Jimin untuk tidak usah menjemputnya.

Jimin

Tidak usah
menjemputku Jim.

Kenapa?
Kau ingin naik bis?

Aku diantar ayah.
Ayah marah padaku.

Ada masalah apa?
Kau bertingkah
aneh pasti, kan?
Atau karena Jungkook?
Kau jadi bertemu dgnnya?

Ya, karena Jungkook.
Karena aku juga sih.

Sudah kubilang
jangan dekat dengannya.
Dasar🙄




Malam itu Yoonji langsung memasukkan ponselnya ke dalam laci. Moodnya semakin hancur karena Jimin menyalahkannya. Ya, memang dia yang salah juga sih.

Yoonji menghembuskan nafasnya kasar sambil membanting dirinya disandaran sofa. Menunggu pintu kamar Ayahnya terbuka yang sejak selesai memasak sarapan tadi tak kunjung dibuka. 30 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup, Yoonji jadi gundah. Ia memutuskan berdiri, dan mendekati kamar Yoongi. Mengetuknya pelan. "Ayah, 30 menit lagi gerbangnya akan ditutup, Yoonji naik-," Tiba-tiba, pintu kamar Yoongi terbuka dan membuat Yoonji terkejut.

"Ayo berangkat." Yoongi sudah rapi dengan kemeja putihnya, siap berangkat kerja.

"B-baiklah." Yoonji melangkah mundur, sambil menunduk. Ia tidak tahu tatapan Yoongi masih sama mengerikan seperti semalam atau sudah tenang seperti biasanya. Ia tidak berani mengangkat kepalanya dan menatap kedua mata Yoongi. Yang Yoonji tahu, Ayahnya itu masih sedikit marah karena semalam, suaranya berat dan dalam, membuat dada Yoonji seperti ditekan, sesak.

Selama di perjalanan juga keduanya sama-sama diam. Yoongi sibuk dengan kemudinya, Yoonji memainkan jari sambil sesekali menatap jalanan yang sudah ramai.

"Nanti pulang Ayah jemput." Yoongi baru saja membuka suara saat sudah sampai di depan lobby sekolah. Yoonji masih diam di tempat duduknya, meremat jari-jarinya.

Apa Ayah sangat marah? Sampai tidak ada cium pipi? Batin Yoonji.

Yoongi mengembuskan nafas berat. Menancap gas pada mobilnya dan memarkir mobilnya sebentar, karena di belakang banyak mobil yang mengantri untuk menurunkan anaknya di depan lobby sekolah. Mungkin mereka berdua akan membuat kacau keadaan jika tidak segera menyingkir dari sana.

Yoongi memiringkan posisi duduknya, menghadap Yoonji yang masih sibuk dengan jari-jarinya. Yoongi mengusap wajahnya kasar sebelum akhirnya melepas sabuk pengamannya dan menarik Yoonji ke dalam pelukannya.

"Maafkan Ayah, sayang. Maafkan Ayah." Yoongi mengusap pundak bergetar Yoonji. Membiarkan anak gadisnya itu menyembunyikan wajahnya di pundak Yoongi. "Ayah tidak ingin Yoonji sakit hati nantinya. Ayah tidak ingin Yoonji salah dalam memilih seorang teman." Yoongi memejamkan matanya, menghirup aroma lembut dari shampoo yang menempel pada rambut panjang Yoonji.

Daddy, You're My Hero [MYG] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang