Betsy Gajah | Heni Purwanti | Majalah Bobo

274 13 0
                                    

Betsy adalah gajah kecil yang tidak puas dengan dirinya sendiri. Ia selalu mengeluh tentang dirinya. Suatu hari, Betsy merenung di bawah pohon. Telinganya mengibas dengan pelan. Itulah kipas angin terbaik yang dimiliki Betsy sejak lahir. Sangat berguna pada siang yang panas seperti itu.

"Aaah, andai leherku lebih panjang, tentu aku bisa mengipasi seluruh bagian tubuhku..." keluh Betsy.

Gajah kecil itu lalu memandang jauh ke padang rumput di depannya. Ada sekelompok zebra, macan tutul, jerapah... Betsy memandangi mereka, sambil mulai berkhayal juga mengeluh.

"Andai saja aku..." gumam Betsy.

Pluk!! Sebuah benda tiba-tiba jatuh di depannya. Betsy terkejut. Benda itu ternyata sebuah bola kaca sebesar bola tenis dan berwarna pelangi.

"Benda apa ini?" tanya Betsy bingung, memandangi bola kaca indah itu.

"Itu bintang mimpi! Siapa yang mendapatkannya, maka tiga keinginannya akan terkabul," tiba-tiba terdengar suara Semut, sahabatnya.

Betsy sangat terkejut. Ia menoleh ke kanan, kiri. "Semut, kamu dimana?" tanyanya.

"Aku ada di batang pohon ini," kata Semut. Betsy memandangi pohon di depannya dan tersenyum.

"Eh, Mut, apa katamu tadi? Ini bintang mimpi?" kata Betsy.

"Betul! Kata nenekku, siapa pun yang mendapatkan bintang mimpi, dia sangat beruntung. Bintang ini akan tetap menjadi milikmu sampai tiga keinginanmu terkabul," kata Semut lagi.

Betsy kembali memandangi zebra, macan tutul, juga jerapah. Kulit mereka berwarna dan bercorak indah. Tapi kenapa dia hanya polos abu-abu? Pikirnya.

Aah... Betsy jadi berbinar-binar. Kali ini dia punya satu keinginan. Yap, permintaan pertamanya adalah mengubah penampilan! Betsy ingin kulitnya bercorak polkadot warna-warni. Dia juga ingin leher panjang seperti jerapah, agar bebas bergerak menggapai daun-daun yang tinggi. Mmm... tapi Betsy juga ingin lebih manis dengan rumbai leher dan ekor seperti punya zebra.

Dan... TUING! Tiba-tiba Betsy berubah! Dia jadi gajah dengan penampilan yamg heboh. Leher panjang, kulit polkadot warna-warni, leher dan ekor berumbai!

Betsy pergi ke padang rumput tempat teman-temannya berkumpul.

"Hai teman-teman... lihatlah aku. Keren bukan?" pamer Betsy bangga.

"Wua-ha-ha..." serentak seluruh hewan tertawa terbahak-bahak.

"Hihihi... kau seperti mahkluk aneh, Betsy!" sahut Zebra terkekeh.

"Kau bukan zebra, bukan jerapah, bukan si tutul, juga bukan GAJAH!" kata Jerapah.

"Tentu saja aku gajah! Tapi aku punya bintang mimpi!" jawab Betsy ketus.

Semua hewan terdiam ketika Betsy menyebut bintang mimpi.

"Aku bisa pergi kemana pun aku mau. Aku bisa terbang, bisa menyelam! Tidak seperti kalian yang hanya berputar-putar di padang rumput ini!" ejek Betsy.

TUING!

Betsy tiba-tiba kembali ke bentuknya semula. Tapi... dia jadi bersayap. Dia pun mengepakkan sayapnya. Terbang menuju angkasa.

Di angkasa... Betsy berpapasan dengan serombongan burung. Mereka memandang Betsy dengan pandangan aneh dan marah.

"Hei, gajah! Kenapa kau di sini?" tanya salah satu dari mereka.

"Kau seharusnya di darat! Udara ini wilayah kami! Pergi kau dari sini," usir burung yang lain.

Betsy memandangi burung-burung itu dengan kesal.

"Kalian memang jahat! Aku juga tidak suka sama kalian!" kata Betsy. Ia lalu meluncur ke bawah menuju lautan.

BYURR!!

Betsy menceburkan dirinya di laut. Ia berenang bersama ikan-ikan, pelikan, anjing laut, penyu dan banyak lagi hewan yang lain.

"Hai gajah..." sapa Pelikan ramah.

"Apa kau suka tinggal di sini?" tanya Penyu.

Betsy tersenyum. Ia gembira dengan teman-teman barunya. Mahkluk laut memang paling ramah dan bisa menerima siapa pun untuk tinggal di situ.

"Aku suka sekali tinggal di sini," kata Betsy siang. Namun, beberapa saat kemudian ia berkata lagi dengan sedih, "Tapi..., aku mulai rindu pada keluargaku..."

Ya, Betsy kini sangat rindu pada padang rumput, pada Semut, Zebra, Jerapah... Betsy ingin pulang... Dan itulah permintaan terakhir Betsy pada bintang mimpi.

TUING!

Tiba-tiba Betsy telah berdiri di dekat kubangan lumpur. Di bawag pohon tempat terakhir dia bertemu dengan Semut. Bintang mimpi itu perlahan lenyap.

"Betsy, bagaimana?" tanya Semut sambil tersenyum penuh arti.

"Ah, Semut! Aku sekarang tahu yang  terbaik untukku," kata Betsy riang.

Betsy memang telah sadar, kalau ia seharusnya bahagia menjadi dirinya sendiri. Kini ia tak sedih lagi walau kulit kusamnya dan leher pendek. Ia bahagia tinggal di padang rumput itu. Ia bahagia mempunyai teman yang menerimanya sebagai gajah sesungguhnya.

Kumpulan Cerpen Dari MajalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang