Grug Si Raksasa Pemarah | No Name | Majalah Bobo

110 6 2
                                    

Suatu hari di negeri sihir, terjadi percakapan seru di antara dua sahabat. Heebee-Jeebee si penyihir muda dan Wingoo-Wangoo si ahli sihir.

"Aku adalah orang yang paling sabar," ucap Heebee-Jeebee bangga.

"Ah, itu, kan, katamu!" sela Wingoo-Wangoo. "Semua orang tahu, akulah orang yang paling sabar di negeri sihir ini," lanjutnya.

"Kalau begitu, ayo, kita adakan lomba untuk membuktikan siapa yang paling sabar!" tantang Heebee-Jeebee.

"Baiklah. Grug si Raksasa Pemarah yang akan jadi jurinya," Ucap Wingoo-Wangoo.

Keesokan harinya, pertandingan dimulai di pagi hari sebelum warga negeri sihir bangun. Heebee-Jeebee sudah siap dengan sapu ajaibnya. Dan Wingoo-Wangoo berdiri dengan tongkat sihir di tangannya. Di antara mereka, berdiri Grug si raksasa.

"Kalian siap? Satu... dua... tiga!" seru Grug.

Pertandingan pun dimulai. Heebee-Jeebee memutar sapu ajaibnya, mengubah Wingoo-Wangoo menjadi seekor lalat, dan mengubah dirinya sendiri menjadi tongkat pemukul lalat. Ia lalu berusaha memukul Wingoo-Wangoo si lalat.

Tetapi...

"Aww!" tiba-tiba terdengar teriakan Grug. Ternyata tongkat pemukul lalat itu tidak mengenai si lalat Wingoo-Wangoo, melainkan Grug si raksasa.

Wingoo-Wangoo segera mengubah dirinya kembali seperti semula. Kini giliran ia yang memutar tongkat sihirnya dan mengucapkan mantra. Ia mengubah Heebee-Jeebee menjadi bola tenis, dan mengubah dirinya sendiri menjadi sebuah raket tenis raksasa. Heebee-Jeebee dengan cepat menghindar dan terbang ke arah Grug. Wingoo-Wanggo lalu berusaha memukul si bola tenis Heebee-Jeebee, namun Heebee-Jeebee menghindar lagi. Akibatnya kepala Grug raksasa yang kena pukulan raket tenis.

Tak mau kalah, Heebee-Jeebee mengubah dirinya kembali seperti semula. Ia lalu memutar sapu ajaibnya sambil mengucapkan mantra. Ia mengubah Wingoo-Wangoo menjadi sebuah paku, dan dirinya menjadi palu. Ia lalu berusaha memukul si paku Wingoo-Wangoo. Sekali lagi pukulannya meleset dan mengenai kaki Grug. Grug si raksasa terlihat sangat kesakitan.

Sementara Grug berputar-putar dan memegangi kakinya yang membengkak, Wingoo-Wangoo sudah mengubah dirinya menjadi pemukul kasti dan mengubah Heebee-Jeebee menjadi bola kasti. Merekapun berkejaran di udara dan terbang ke arah Grug raksasa. Sekali lagi si pemukul kasti Wingoo-Wangoo mengenai badan Grug si raksasa.

"Sudah...sudah... cukup semuanya! Lihat apa yang telah kalian perbuat," ucap Grug kesal. "Selama perlombaan aku tidak pernah mengeluh. Aku dipukul pemukul lalat, kena bola tenis, dipukul palu, dihantam pemukul kasti... tetapi aku sangat sabar dan tidak marah. Itu membuktikan akulah yang paling sabar di negeri sihir ini," lanjutnya sambil berjalan pergi terpincang-pincang.

Sambil tersenyum satu sama lain, Heebee-Jeebee dan Wingoo-Wangoo pun akhirnya setuju. Memang Grug si raksasalah yang paling sabar dan paling baik di seluruh negeri sihir.

Kumpulan Cerpen Dari MajalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang