Kejadian itu hampir satu minggu berlalu, dan kakiku masih saja sakit.
“Ugh.. luka dilutut ini tidak kunjung sembuh..”, begitu celetukku.
“Ya memang tidak lekas sembuh, apalagi kamu selalu bergerak”, kata ayahku menyahut.
Hari Jumat yang lalu, aku terjatuh dari sepeda kesayanganku saat melewati tikungan dijalan raya. Memang aku akui, aku sedikit melamun saat mengendarainya. Aku tidak menyadari kalau di daerah tikungan itu banyak pasir yang berserakan.
”Ini sudah ketiga kalinya, pasti kakak mengebut ya..", ujar adikku.
"Tidak..", tukasku.
“Mungkin roda depannya sudah tipis, jadi harus diganti yang baru..”, Ianjutku.
“Tidak mungkin.. itu kan roda baru..”, jawab ibuku.
Benar juga, roda bagian depan memang tidak begitu tipis. Kalau dipikir ulang, mungkin karena aku tidak konsentrasi melihat jalan raya, jadi kurang hati-hati.
"Kalau begitu, pasti karena jalannya berpasir dan basah..”, ucapku.
"Ah, pasti kamu yang kurang hati-hati..”, kata ayahku.
Begitulah, hingga suatu hari aku bertemu dengan Kusma, sahabatku. “Huuuh.. sebel!!”, teriak Kusma mendekatiku.
"Kenapa Kus?”, tanyaku.
"Ini nih... kakiku sakit gara-gara Malli..”, lanjutnya.
"Kok bisa?”, tanyaku lagi.
"Iya, dia kan berpapasan denganku dipintu kaca. Sudah tahu aku membawa barang banyak, dia bukannya membukakan pintu, malah mendorong pintunya kearahku. Karena itu, aku mundur kebelakang dan tanpa sengaja tumit kakiku terbentur meja. Sakit deh…" ,curhatnya padaku. Aku hanya menatap Kusma dengan pertanyaan didalam benakku, lalu...
"..Eh.. dia dengan santainya bilang, kenapa Kus.. sakit ya, ups! Kasihan.. ambil hjkmahnya ya..”, lanjut Kusma dengan nada sebel.
Sesaat aku termenung. Benar, Malli memang keterlaluan. Tidak seharusnya dia berkata seperti itu. Tapi disisi lain kalimat Malli mengingatkanku pada sesuatu.
Ambil hikmahnya.
Aku lupa. Karena terlalu sering merintih kesakitan, aku lupa mengambil hikmah dari kecelakaan yang aku alami. Tuhan memberi musibah, bukan untuk disesali atau dirapati. Tapi agar makhluk ciptaannya tetap bersyukur terhadap apa yang Tuhan berikan.
“Ya Tuhan, terima kasih masih memberiku kesempatan untuk hidup. Semoga, luka dilututku ini cepat sembuh. Aku berjanji akan lebih berhati-hati lagi, konsentrasi dalam apapun dan tidak akan menyalahkan sesuatu karena kesalahanku sendiri.. amin”, do'aku sebelum tidur.
Sumber : Cakap Berbahasa Indonesia kelas 6 SD-MI
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen Dari Majalah
Cerita PendekS L O W U P D A T E KOLEKSI PRIBADI!!! Berbagai cerpen yang kutulis dari berbagai majalah seperti : • Bobo • Soca • SuperKids • Kampung Permata Berawal dari kesukaanku membaca, dan mulai mengumpulkan cerpen-cerpen. Lama-kelamaan, kertas-kertas it...