Dahulu di sebuah desa, hiduplah seorang nenek yang biasa dipanggil Nenek Rosa. Ia tinggal di sebuah rumah tua bersama hewan peliharaannya, seekor musang bernama Kucil. Nenek Rosa adalah seseorang yang sangat ramah dan baik hati. Apabila ada anak-anak yang bermain ke rumahnya, Nenek Rosa selalu membuatkan mereka makanan yang lezat. Bukan hanya itu, Nenek Rosa juga sering menceritakan dongeng-dongeng menarik dan memberikan nasihat bermanfaat bagi anak-anak yang datang.
Setiap pagi, kegiatan Nenek Rosa adalah membersihkan rumah dan berkebun di kebun depan rumahnya. Rumah Nenek Rosa sangat bersih dan indah meskipun hanya sebuah rumah tua. Ia sangat mementingkan kebersihan lingkungannya. Ia juga tidak suka kepada anak-anak nakal yang jorok dan malas membersihkan rumah. Kucil yang pintar biasanya menemani Nenek Rosa berkebun. Kucil senang bermain dengan hewan-hewan liar yang ada di kebun nenek.
Dulu Nenek Rosa sebenarnya tidak hidup sendiri. Ia mempunyai seorang anak laki-laki bernama Alex. Namun Alex adalah anak pembangkang yang suka melawan jika dinasihati. Alex pun pergi dari rumah 25 tahun yang lalu. Karena itulah Nenek Rosa selalu menasihati anak-anak yang datang ke rumahnya. Ia tidak ingin anak-anak di sekitar rumahnya tumbuh menjadi anak yang nakal dan suka melawan orangtua.
Suatu hari, Dino, Ana, dan Badu datang ke rumah Nenek Rosa. Mereka ingin mendengar dongeng-dongeng dari Nenek Rosa. Badu baru pertama kali datang ke rumah Nenek Rosa dan ia adalah anak yang nakal dan jahil. Kalau di rumah, ia selalu melawan ibunya apabila dinasihati. Saat berada di rumah Nenek Rosa, Badu diam-diam pergi ke sebuah ruangan di bawah tanah. Padahal, Nenek Rosa selalu melarang siapapun yang datang untuk masuk ke ruang bawah tanah tersebut.
Saat masuk ke ruang bawah tanah, Badu terkejut dengan isi ruangan tersebut, ada guci besar yang masih terawat, piano, lemari kecil, dan banyak benda-benda bagus lainnya.
"Waaaahhh... bagus sekali benda-benda di ruangan ini. Pasti barang-barang ini benda antik dan mahal," kata Badu dalam hati.
Badu pun penasaran dengan isi guci tersebut karena bentuknya yang cukup besar. Lalu Badu mencoba menidurkan posisi guci agar ia bisa melihat isinya. Tiba-tiba saja kaki Badu terpeleset dan... Praaannggg...! Guci besar itu jatuh dan terbelah dua. Badu pun merasa bersalah dan ketakutan. Ia pun langsung keluar dari ruangan itu dan kembali ke ruang tamu. Nenek Rosa, Ana, dan Dino pun bertanya.
"Badu, kamu dari mana? Kita semua nyariin kamu lho. Kok tiba-tiba menghilang?" tanya Ana.
"Iya, Nenek Rosa sampai bingung mencari kamu. Takutnya kamu kesasar di ruangan lain. Hahahahaha," sahut Dino sambil tertawa.
"Ahahaha... hmmm tadi aku ke wc buang air kecil. Hehehe," jawab Badu sambil merasa ketakutan.
"Ya sudah anak-anak, sekarang nenek bacakan dongeng ya. Kalian bisa sambil mencicipi kue dan susu hangat buatan nenek," kata Nenek Rosa dengan ramah.
Dino dan Ana asyik mendengar dongeng yang dibacakan nenek. Tapi tidak dengan Badu yang masih ketakutan jika Nenek Rosa tahu ia menjatuhkan gucinya. Setelah selesai, mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Badu yang masih merasa ketakutan akhirnya tetap memaksakan diri untuk tidur.
Di tengah malam, Badu bermimpi buruk. Dalam mimpinya ia melihat ada sebuah guci besar yang bisa bergerak dan berbicara. Guci itu lalu memarahi Badu karena sering berbuat kenakalan kepada temannya dan suka melawan nasihat orang tua. Badu pun ketakutan dan berlari sekencang-kencangnya. Karena kaget mendengar teriakan, Mama Badu langsung masuk ke kamar Badu dan menenangkannya. Badu pun meminta maaf kepada mamanya karena sering melawan nasihat sang mama.
Esok harinya, Badu datang ke rumah Nenek Rosa. Badu meminta maaf karena sudah menjatuhkan guci antik milik Nenek Rosa di ruang bawah tanah. Nenek Rosa yang mendengar pengakuan Badu, hanya tersenyum sambil mengajak Badu ke ruang bawah tanah.
"Maksudmu guci yang itu nak?" tanya Nenek Rosa.
"Lho??? Guci itu kan yang Badu pecahkan nek. Kenapa jadi utuh lagi?" tanya Badu terkaget-kaget.
Nenek Rosa pun menceritakan bahwa guci itu adalah guci antik yang ajaib. Apabila ada anak nakal yang mendekat, guci itu akan jatuh dan terbelah dua. Lalu, di malam harinya anak yang nakal itu pasti akan bermimpi tentang guci ajaib itu. Tujuannya supaya anak yang nakal itu bisa berubah menjadi anak yang baik. Guci itu pun selalu kembali ke bentuk semula apabila anak yang nakal itu sudah berubah menjadi anak yang baik.
Meskipun masih merasa heran, tapi Badu berterimakasih kepada Nenek Rosa karena tidak memarahinya. Badu juga meminta maaf karena sudah masuk ke ruang bawah tanah tanpa izin. Karena guci ajaib milik Nenek Rosa, Badu sudah berubah menjadi anak yang baik. Si guci ajain pun tetap disimpan baik-baik oleh Nenek Rosa di ruang bawah tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen Dari Majalah
Historia CortaS L O W U P D A T E KOLEKSI PRIBADI!!! Berbagai cerpen yang kutulis dari berbagai majalah seperti : • Bobo • Soca • SuperKids • Kampung Permata Berawal dari kesukaanku membaca, dan mulai mengumpulkan cerpen-cerpen. Lama-kelamaan, kertas-kertas it...