Hari yang Berkesan

166 9 0
                                    

Sebentar lagi Ane akan ulang tahun. Sebenarnya hal yang biasa. Namun karena yang ulang tahun adalah Ane yang papanya pengusaha kaya, tentu saja menjadi berita besar. Seisi kelas tak sabar ingin tahu apa yang akan direncanakan Ane.


"Tenang sja. Aku akan adakan pesta di kelas ini."

"Ada kue tartnya juga dong," sindir Asih.

“Tentu saja. Aku akan pesan kue tart yang besar. Aku juga akan bagi-bagikan bingkisan pada kalian.”

”Kamu juga akan menghias kelas ini?” tanya Asih lagi.

“Itu juga sudah pasti. Bahkan aku akan mengundang wartawan untuk meliput acara ini. Kalian harus dandan yang cakep, biar nggak malu-maluin masuk televisi. Asal jangan melebihi aku. Sebab aku kan yang berulang tahun, ” kata Ane sombong.

“Betul. Ane harus paling cantik!” kata Jane dan Martha bersahutan.

Maka sejak hari itu, setiap kali pembicaraan selalu tentang Pesta ulang tahun Ane. Katanya, selain di kelas, malamnya Ane akan mengadakan pesta lagi. Akan tetapi tamu yang diundang adalah tamu papanya.

“Kalian jangan iri ya. Kalau kado yang kuterima nanti mahal-mahal. Maklum saja, teman papaku pengusaha kaya semua.”

Ane memang yang paling kaya di sekolah ini. Bahkan Asih yang biasanya cerewet, malah ikut mendukung.

“Kalau tidak begitu, kapan Ane mau berbaik hati? Sekali-kali tidak apa.apa kan?” kata Asih beralasan.

Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu tiba. Hari ini seisi kelas sudah berseragam rapi. Mereka sudah bersiap menyambut Ane. Namun apa yang terjadi? Ane datang dengan seragam lusuh dan rambut tak disisir_ Tak ada kue, atau apapun.

“Mana pestanya, Ane? Mana kue tart yang besar? Kami sudah menunggu sejak tadi,” kata Asih.

“Papaku tak mengizinkan. Aku sudah tak boleh merayakan pesta ulang tahun lagi,” kata Ane hampir menangis.

”Huh, bikin kecewa saja. Makanya kalau bicara jangan sok. Kalau tidak jadi begini, apa kamu nggak malu?" kata Asih sengit.

Asih memang sengaja berkata demikian agar Ane tidak sombong lagi. Ane tak menjawab sepatah katapun. Sonya lalu mengumpulkan teman-teman yang lain.

"Biar bagaimana pun Ane teman kita. Kita saweran saja beli makanan di kantin lalu makan bersama. Kasihan, ini hari ulang tahunnya." Asih langsung keberatan demikian juga yang lain.

“Ane memang sering menyakiti kita. Namun apa kita akan balas dendam. Berarti kita sama saja dengan Ane,” jelas Sonya lagi.

Akhirnya semua setuju. Maka diadakanlah pesta keciI-kecilan. Mereka pun menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun. Untuk pertama kalinya, Ane menangis tersedu-sedu.

Sumber : Cakap Berbahasa Indonesia kelas 6 SD-MI

Kumpulan Cerpen Dari MajalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang