Momo yang Cerdik | No Name | Majalah SuperKids

70 7 0
                                    

Di sebuah hutan, hiduplah keluarga yang terdiri dari sepasang musang dan satu anak laki-laki mereka. Anak mereka diberi nama Momo. Sehari-hari, sepulang sekolah Momo senang membantu ibunya menyiapkan makanan untuk makan siang dan juga makan malam. Terkadang Momo juga membantu ayahnya mencari bahan makanan di hutan.

Suatu hari, ayah Momo berencana mengundang temannya untuk berkunjung ke rumah. Maka ia pun berkata kepada Momo untuk membantu ibunya menyiapkan makanan bagi tamunya.

"Momo, nanti sore Paman Jojo akan berkunjung ke sini. Bantu ibu untuk memasak dan menyiapkannya ya," kata ayah Momo.

Momo pun menjawab dengan wajah yang riang, "Baik ayah."

Sore hari, ibu Momo pun mulai sibuk memasak. Ibu Momo memasak daging panggang dan juga kue pisang. Momo yang membantu ibunya memasak jadi merasa lapar saat melihat kedua makanan itu dibuat.

"Ibu, apa Momo boleh mencicipi sedikit daging panggang dan juga kue pisangnya?" tanya Momo.

Ibu Momo menjawab sambil menggelengkan kepala, "Tentu saja tidak boleh Momo. Ini kan untuk Paman Jojo. Kamu boleh mencicipinya saat kita makan bersama nanti setelah Paman Jojo datang."

Dengan wajah kecewa, Momo pun membawa kedua makanan tersebut ke meja makan. Karena sudah selesai memasak, ibu Momo kemudian menemani ayah Momo untuk menjemput Paman Jojo. Momo tinggal di rumah untuk menjaga rumah sampai mereka kembali nanti. Saat ayah dan ibunya sudah pergi, Momo merasa sangat lapar dan tergoda untuk memakan ayam panggang dan kue pisang di meja makan.

Satu jam menunggu, Momo tidak menemukan tanda-tanda mereka akan datang. Karena sudah sangat tidak tahan, Momo pun memakan sedikit daging panggang dan kue pisang.

"Hmmm... enak sekali daging panggang dan kue pisang ini. Aku mau tambah lagi ah," kata Momo sambil mengunyah.

Tanpa sadar, Momo sudah menghabiskan semua makanan. Momo pun menjadi bingung karena semua makanan di meja makan sudah habis dan tidak tersisa sedikitpun.

Tak lama, ayah dan ibu Momo datang bersama Paman Jojo.

Ayah Momo kemudian memanggilnya, "Momo, Paman Jojo sudah datang. Ajak Paman Jojo ke ruang makan ya karena ayah dan ibu ingin berganti pakaian terlebih dulu."

Mendengar perintah ayahnya, Momo pun kebingungan dan ia pun mencari akal agar ayah dan ibunya tidak tahu bahwa semua makanan yang dimasak telah habis. Momo pun menghampiri Paman Jojo.

"Paman, tadi ayah dan ibu bilang kalau mereka tiba-tiba kelelahan dan ingin istirahat. Bagaimana kalau besok paman datang lagi. Nanti Momo akan buatkan makanan yang enak untuk paman," kata Momo kepada Paman Jojo.

"Oh begitu ya. Wah sayang sekali ya, padahal paman masih ingin lebih lama lagi di rumah ini. Baiklah kalau begitu, paman pulang dulu ya. Sampaikan salam untuk ayah dan ibumu."

Ayah dan ibu Momo keluar dari kamar dan tidak menemukan Paman Jojo. Momo kemudian berbohong kepada ayah dan ibunya.

"Tadi Paman Jojo bilang kalau perutnya sakit. Jadi dia harus cepat-cepat kembali ke rumah. Paman Jojo juga sudah mencicipi makanan buatan ibu dan katanya sangat enak," kata Momo.

"Wah, sayang sekali ya. Padahal ayah ingin mengobrol dengan Paman Jojo," kata sang ayah.

Tapi tak lama ibu Momo merasa aneh karena hanya makanannya yang habis, sedangkan piring untuk makan dan juga sendoknya masih tertata rapi.

"Momo, ibu mau tanya apakah benar Paman Jojo sudah mencicipi semua makanannya?" tanya ibu Momo.

"Benar kok bu," jawab Momo sambil merasa sedikit ketakutan.

"Lalu mengapa semua alat makan masih tertata rapi? Gelasnya pun terlihat tidak terpakai? Jawab yang jujur ya Momo, apakah kamu yang menghabiskan semua makanannya?" tanya ibu Momo lagi.

Momo pun terdiam sebentar lalu mengakui perbuatannya kepada ibunya, "Iya bu, Momo yang menghabiskan daging panggang dan kue pisangnya. Momo tidak tahan mencium aroma yang sedap itu bu. Jadi Momo membohongi Paman Jojo dan bilang kalau ayah dan ibu ingin istirahat. Setelah itu Paman Jojo pulang bu. Itu semua supaya ayah dan ibu tidak tahu kalau Momo yang menghabiskan makanannya."

"Ya ampun Momo, kenapa kamu tidak bilang dengan jujur. Kan ibu bisa buatkan lagi. Tidak perlu berbohong seperti itu," kata ibu Momo.

"Maafkan Momo ya bu. Momo janji tidak akan mengulanginya lagi," jawab Momo.

Ibu Momo pun memaafkannya. Sambil mengelus kepala Momo, ibu Momo berkata, "Ya sudah, sekarang kamu minta maaf pada ayah. Besok kamu juga harus minta maaf pada Paman Jojo karena kamu sudah berbohong."

"Baik bu," jawab Momo sambil bergegas menemui ayahnya.

Kumpulan Cerpen Dari MajalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang