Saat perasaan ini mulai nyaman dengannya
Haruskah berpaling dengan lainnya?
●♡♡♡●
Suasana ramai terdengar jelas di kelas XI IPA 1. Memang di jam pertama tadi kelas mereka kosong, karena guru yang mengajar sedang tidak masuk. Bel istirahat juga sudah berbunyi beberapa detik yang lalu. Jadilah kelas XI IPA 1 menjadi lebih gaduh.
"Nay, kantin yuk." Suara dari Ivy terdengar jelas di pendengaran Naya. Membuat gadis yang rambut panjangnya dibiarkan terurai itu mengalihkan pandangan kearah sumber suara.
"Gue nggak dulu deh, Vy. Lagi males ke kantin," jawab Naya, memamerkan deretan gigi putihnya.
"Yah, Naya." Ivy menghela napasnya panjang. "Ya udah deh, gue kantin dulu ya."
Naya hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Lo nggak mau ke kantin?" Pertanyaan dari Juna membuat Naya beralih menatapnya.
Gadis itu kembali mengangguk.
"Tumben, kenapa?" tanya Juna lagi.
Kali ini Naya menggeleng pelan. "Nggak papa. Pengen aja."
Juna menatap aneh gadis yang sekarang menjadi teman duduknya itu.
"Oh iya, Jun,"
Juna menyipitkan matanya ketika melihat Naya mengambil sesuatu dari dalam tasnya. "Kenapa?"
Sebuah benda transparan dengan tutup berwarna biru dongker ia keluarkan dari dalam tas. "Ini buat lo."
Remaja tampan itu mengangkat ke dua alisnya heran. "Apaan nih?"
"Roti bakar," jawab Naya sedikit menyunggingkan senyuman.
"Buat gue?" tanya Juna lagi sambil menatap Naya.
Naya memutar kedua matanya jengah. "Bukan. Itu buat Beni."
Juna terkekeh, kemudian mengambil kotak bekal itu. Di bukanya kotak makanan itu, dan dilihat isinya yang memang benar roti bakar dengan taburan keju di atasnya.
Lelaki itu kembali menatap kearah Naya. "Lo yang bikin?"
Naya mengangguk sebagai jawaban.
Juna sedikit terkejut mengetahuinya. "Emang bisa?"
"Cobain deh. Abis itu kasih komentar lo," ucap Naya sedikit penasaran.
Juna mengangguk, dan langsung mengambil sebagian roti yang sudah di potong menjadi dua bagian itu.
Kemudian ia mulai memakannya.
"Tapi tadi ada yang gosong dikit sih kayaknya," ucap Naya polos.
"Uhuk... uhuk..."
Mendengar itu, Juna langsung tersedak.
"Eh, Jun. Kenapa?" panik Naya.
Juna membalikkan roti bakar yang dimakannya barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity ✔
Teen FictionBerawal dari menganggap musuh seorang Arjuna Raga Admaja, membuat Renaya Alani Salim terus ingin mengalahkan laki-laki itu apapun dan bagaimanapun caranya. Juna hanya bisa mengikuti permainan yang dimainkan oleh Naya. Gadis yang ia anggap sangat cer...