|3| • Change

18.2K 1.5K 88
                                    

Keterpurukan tidak akan merubah apapun
Keluarlah dari ZONA itu, dan jalani hidup yang baru.

●♡♡♡●

Seorang gadis terlihat sedang melamun di atas tempat tidurnya. Dengan headset yang berada di telinga, dan alunan musik menggema di sana.

Waktu sudah menunjukkan pukul 06.45 WIB. Itu masih terlalu pagi hanya untuk sekedar termenung di atas tempat tidur.


Tok, tok, tok

Suara ketukan pintu itu tak menyadarkannya. Pandangan matanya masih kosong dan lurus ke depan.

"Naya?" ujar seorang wanita cantik berjilbab yang tadi mengetuk pintu.

Mila menghembuskan napasnya saat melihat Naya malah mendengarkan musik di atas tempat tidurnya.

Ya Naya memang sudah pulang dari rumah sakit kemarin.

Mila pun menghampiri adik iparnya itu, dan duduk di tepi ranjangnya. "Nay, kamu nggak sekolah?" tanyanya sambil memegang lengan Naya.

Merasa lengannya ada yang memegangi, sontak membuat Naya tersentak kaget. Dengan segera ia melepaskan headset itu dari telinganya.

Tangannya meraba-raba, berusaha untuk memastikan jika ada seseorang yang berada di dekatnya. "Siapa?"

"Ini Teteh, Nay." Mila memegang tangan Naya yang masih meraba di udara.

"Teh Mila?" tanya Naya memastika.

Mila mengangguk samar. Matanya memanas, menatap tidak percaya Naya yang kondisinya seperti ini. "Iya. Kamu nggak sekolah Nay? Ini udah hampir jam tujuh loh."

Mendengar pertanyaan dari tetehnya itu, Naya langsung melepaskan tangannya dari genggaman Mila, dan membuang mukanya. "Naya nggak mau sekolah."

"Loh, kenapa?" Mila menghapus air matanya yang sedikit keluar dari ujung matanya. Beruntung Naya tidak melihatnya yang tengah menangis.

"Naya malu, Teh. Naya nggak mau sekolah dengan keadaan begini!" ujar Naya sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Nay, kamu nggak boleh gitu. Kamu harus sekolah. Apapun yang kamu alami sekarang, kamu nggak boleh putus asa," jawab Mila menggenggam tangan Naya.

"Kalo Naya sekolah, pasti anak-anak nggak mau temenan sama Naya, Teh. Mereka juga pasti bully Naya, ngehujat Naya karena Naya buta. Naya nggak mau, Naya nggak sanggup," balas Naya dengan mata yang mulai memanas, dan dada yang naik turun.

"Nay,"

"Nggak Teh! Naya nggak mau!" Naya berteriak kepada Mila. Ia menghempaskan tangan Mila yang menggenggamnya dengan kasar.

Saat ingin menjawab perkataan dari Naya, Mila mengurungkan niatannya karena hadirnya seseorang.

Terlihat sosok Eza yang berjalan kearahnya dan Naya. "Naya."

"Bang! Naya nggak mau!" Baru saja Eza memanggilnya, Naya sudah menyahutnya dengan cepat, seperti mengerti apa yang akan dikatakan oleh Eza.

Eza memberikan kode kepada Mila untuk berdiri. Setelah itu, ia yang menduduki posisi istrinya tadi.

"Iya. Ya udah, kamu istirahat aja ya." Eza mengusap puncak kepala adiknya itu. "Kalo butuh apa-apa, panggil abang atau nggak teteh, ya?" lanjutnya. Dan hanya di angguki oleh Naya.

"Mas," ucap Mila pelan.

Eza mengalihkan pandangannya kearah istrinya itu. Kemudian ia meletakkan jari telunjukknya ke depan bibirnya, memberikan kode kepada Mila untuk diam terlebih dahulu.

Infinity ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang