|6| • Different

15.5K 1.4K 254
                                    

Karena mulai sekarang, lo adalah tanggung jawab gue!

-Juna

●♡♡♡●

Pagi ini di keluarga Salim, terlihat tiga orang laki-laki tengah mengobrol di ruang tamu yang bergaya minimalis.

"Jadi selama Naya belum sembuh, kamu yang akan membantunya di sekolah?" Eza bertanya kepada Juna.

"Si Naya mau?" sambung Vano, sambil menatap kearah Juna.

Ya, tiga orang laki-laki itu adalah Eza, Vano, dan Juna. Juna sudah menceritakan semuanya kepada Eza, dan Vano tentang apa yang terjadi di sekolah kemarin. Dan tujuannya pagi ini berkunjung adalah, tentu saja untuk menjemput gadis itu.

"Iya, Bang." Juna menganggukkan kepalanya sambil melihat kearah Eza. "Awalnya sih Naya nggak mau, tapi akhirnya dia setuju," lanjutnya kemudian beralih menatap kearah Vano.

●♡♡♡●


Disisi lain, seorang wanita cantik berhijab tengah membantu seorang gadis untuk mengepang sebagian rambutnya.

Dengan telaten dan terlihat seperti sudah berpengalaman, Mila mengepang rambut Naya dengan rapi dan cantik.

"Nah, udah selesai. Naya udah cantik deh," ujar Mila sambil melihat Naya yang berada di pantulan cermin.

Naya tersenyum mendengar sanjungan dari kakak iparnya itu. "Dari dulu aku udah cantik, Teh."

Mila ikut tersenyum. "Oke, sekarang kita turun ke bawah yuk," ajaknya sambil membantu Naya berdiri.

Setelah mengambilkan tas, dan tongkat tuna netra milik Naya. Mila menuntun adik iparnya itu keluar kamar dan turun ke bawah.

Setelah sampai di bawah, Mila sedikit terkejut dengan kehadiran Juna di sana. "Eh, ada Juna?"

Ucapan dari Mila langsung membuat Naya membulatkan kedua matanya. "Juna di sini?"

Mila mengalihkan pandangannya kearah Naya, setelah mendengar gumaman dari adik iparnya itu.

"Pagi, Teh," ucap Juna setelah beranjak dari duduknya, sambil tersenyum kearah Mila. "Pagi, Nay," lanjutnya, lalu beralih kearah Naya.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Naya ketus.

"Naya!" tegur Eza sambil beranjak dari duduknya.

"Bang, lagian itu ngapain sih dia pagi-pagi ke sini?" kesal Naya.

"Naya, nggak boleh ngomong gitu dong." Mila mengusap bahu Naya, berusah untuk menenangkannya.

"Juna ke sini mau jemput lo, Nay. Lo nggak tau? Atau pura-pura lupa?" Vano yang sedari tadi diam, kini ikut menegur Naya.

"Kamu nggak cerita ke abang loh, Nay, kalo Juna yang akan bantuin kamu di sekolah," sambung Eza.

Naya terdiam sesaat. Memang benar, dia belum menceritakan kepada abang dan tetehnya soal Juna yang akan membantu aktivitasnya di sekolah. Ia juga belum menceritakan soal olimpiade itu.

"Naya lupa ngasih tau abang," gumam Naya, namun masih bisa di dengar oleh semuanya.

Eza yang mendengar itu, langsung menghela napasnya.

"Udah-udah, sekarang kita sarapan yuk," ajak Mila kepada semuanya.

"Naya langsung berangkat aja, Teh," tolak Naya.

Infinity ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang