|12| • Cahaya Malam

13.1K 1.1K 99
                                    

Sinar rembulan,
yang menghangatkan 🌙


●♡♡♡●


Sebuah mobil jazz berwarna pink terlihat berhenti dipinggir jalan dengan bemper mobil yang sudah terbuka, dan memperlihatkan seorang gadis yang tengah mengutak-atik mesin mobilnya itu.

"Arghhh! Pake mogok segala lagi lo!" gerutunya sambil menendang ban mobilnya.

Cici terlihat mondar-mandir, sambil melihat ke sekililing jalanan yang nampak sepi. Tangannya ia arahkan untuk membuka ponselnya.

"Duhh!! Kenapa nggak diangkat sih?!" kesalnya lagi, setelah nomor yang ia panggil tidak menjawab panggilannya.

"Percuma punya montir pribadi, kalo nggak bisa diandelin kayak gini!" lanjut kesalnya.

Setelah berputus asa karena mobilnya yang tidak bisa menyala. Cici akhirnya duduk di trotoar jalan, sambil mengipasi wajahnya dengan kipas yang selalu ia bawa.

Tanpa di duga, sebuah mobil bmw hitam tiba-tiba berhenti di depannya.

Cici mendongakkan kepalanya saat melihat mobil itu. Ia sudah bisa menebak siapa pemiliknya.

Juna menurunkan kaca mobilnya, kemudian menatap kearah Cici. Gadis itu membalas tatapan Juna dengan sangat dingin.

Pandangan mereka beradu sebentar, sebelum akhirnya Juna memutuskan kontak mata itu, dan kemudian membuka pintu mobilnya.

"Ngapain di sini?" tanyanya setelah berdiri tepat di depan Cici, sambil melirik sebentar kearah mobil Cici yang bemper mobilnya masih terbuka.

Cici beranjak dari duduknya. "Menurut lo? Ngapain gue di sini?"

"Gue nanya baik-baik loh," ucap Juna sambil berjalan kearah mobil Cici.

Cici mengerutkan alisnya, sebelum akhirnya mengikuti langkah kaki laki-laki itu. Matanya tak hentinya menatap Juna yang tengah mengotak-atik mesin mobilnya.

"Emang lo ngerti?" tanya Cici yang berdiri di samping Juna.

Juna melirik sebentar kearah gadis yang memiliki rambut panjang itu.

"Semoga aja," jawabnya dan langsung melanjutkan aktivitasnya.

Setelah beberapa menit mengutak-atik mobil Cici. Juna akhirnya menyelesaikan tugasnya. Laki-laki itu menatap kearah Cici yang masih setia berdiri di sampingnya.

"Coba nyalain," titahnya, sambil mengusap keringat di dahinya.

Mendengar itu, Cici langsung beranjak menuju ke tempat kemudi untuk menyalakan mesin mobilnya.

Dan benar saja, mobil itu kini sudah menyala dengan sempurna. Cici mengulas senyuman ketika mobilnya kembali berfungsi. Kemudian ia keluar dari mobil, sambil membawa tissue untuk di berikannya kepada Juna.

"Thanks, ya," ucapnya sambil memberikan tissue di bawanya tadi kepada Juna.

Juna menerimanya dengan senang hati. Kemudian ia mengambil beberapa lembar tissue, dan diusapkannya ke dahinya yang penuh keringat. "Sama-sama."

Cici memperhatikan sekelilingnya, kemudian pandangannya berhenti ke pedagang minuman keliling yang tengah berjualan di bawah pohon rindang.

"Tunggu di sini," ucap Cici dan langsung pergi meninggalkan Juna.

Juna yang melihat itu hanya mengedikkan bahunya, sambil menutup kembali bemper mobil Cici.

"Nih, buat lo." Cici memberikan air mineral dingin kepada Juna yang tengah duduk di atas bemper mobil Cici.

Infinity ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang