Penderitaan adalah berkah. Terdapat makna tersembunyi di dalamnya.
-Rumi
Play list : Virzha - Tentang Rindu
Yang di atas cover dari kak Chintya Gabriella ❤ suka sama suaranya 😁
●♡♡♡●
Sehari setelah Naya menjalani operasi mata. Dan pagi ini, gadis itu tengah berada di dalam mobil Vano yang sudah satu menit yang lalu berhenti di depan gerbang SMA Galaksi.
Juna memang tidak mengantar Naya hari ini. Entahlah, tadi Abangnya, Eza mengatakan jika Juna tidak bisa mengantar adiknya itu, dengan alasan yang tidak di jelaskan.
Setelah operasi mata, Naya memang belum bertemu dengan Juna. Lelaki itu juga belum memberinya selamat, karena penglihatannya telah kembali. Terlihat aneh memang. Setelah Juna menemaninya pemeriksaan, lalu operasi mata. Tetapi setelah itu, ia tidak melihat batang hidungnya sampai sekarang.
Saat ia bertanya kepada Mila, Tetehnya itu juga tidak tahu menahu di mana Juna saat ia selesai operasi.
Naya menghela napasnya berat.
Memang benar jika Juna akan membantunya, mengantar-jemputnya saat dulu Naya tidak bisa melihat. Tetapi sekarang? Apa iya jika lelaki itu sudah tidak perduli dengannya lagi, hanya karena kini ia sudah bisa melihat.
Naya mengusap gusar wajahnya. "Iishhhh!"
Ia dibuat pusing oleh sikap Juna yang tiba-tiba menghilang darinya, seperti itu.
Vano yang melihat tingkah aneh adiknya itu langsung angkat bicara, "mau sampe kapan lo di sini? Nggak pengen masuk?"
Naya tersentak mendengar tuturan Vano. Gadis itu kemudian menatap keluar, di mana mobil Vano yang memang sudah berhenti.
Apa mungkin karena ia memikirkan Juna? Jadi tidak terasa dirinya sudah sampai di sekolah? Bisa jadi... iya.
"Udah sampe, Bang? Kenapa nggak bilang sih," ucap Naya, melepas seatbeltnya.
"Lo ngalamun dari tadi. Mikirin siapa sih?" Vano mendekatkan wajahnya kearah Naya. Ia menatap intens mata adiknya. Vano tersenyum miring, sebelum akhirnya berucap, "Juna ya?"
Refleks Naya mendorong dada Vano agar menjauh darinya. "Sok tau!"
Saat ingin membuka pintu mobil, bahu Naya si pegang oleh Vano yang langsung membuat gadis itu membalikkan badan, menghadapnya.
"Apa lagi sih?"
Vano menarik napasnya dalam-dalam. Ia merubah posisi duduknya agar berhadapan dengan Naya.
"Ini lembaran baru lo setelah mengalami kebutaan. Sekarang lo udah bisa melihat lagi. Gue harap, lo bisa ambil hikmah atas kejadian yang menimpa lo beberapa bulan yang lalu." Kemudian tangan Vano terangkat untuk mengusap rambut Naya yang seperti biasa di biarkan tergerai.
"Gue pengen Naya yang dulu balik. Naya yang ceria, bawel, suka ngusilin gue. Terus juga, buang jauh-jauh sifat lo yang sombong, cengeng, sering murung, sama gampang emosian. Gue nggak mau sifat itu ada diri Naya yang sekarang. Ya?" lanjut Vano dengan tangannya yang masih mengusap rambut panjang Naya. Matanya menatap serius adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity ✔
Teen FictionBerawal dari menganggap musuh seorang Arjuna Raga Admaja, membuat Renaya Alani Salim terus ingin mengalahkan laki-laki itu apapun dan bagaimanapun caranya. Juna hanya bisa mengikuti permainan yang dimainkan oleh Naya. Gadis yang ia anggap sangat cer...