Seulas senyuman terukir ketika mendengar kabar baik
Namun senyuman itu perlahan pudar ketika mendengar kabar burukPedihkah?
Ketika berusaha untuk tersenyum, dibalik kabar buruk yang di dengar?●♡♡♡●
Sore ini sebuah mobil mewah berwarna merah terparkir di halaman rumah keluarga Salim. Seorang pria berkemeja kotak-kotak dengan tas hitam yang di bawanya, terlihat ke luar dari mobil itu.Mila yang mendengar bel rumahnya berbunyi, segera membukakan pintu.
Ia sedikit terkejut saat melihat siapa yang bertamu ke rumahnya.
"Frans?" sapanya.
"Sore, Mil," sapa Frans tersenyum. "Eza ada?"
"Mas Eza? Ada kok, dia baru pulang tadi," jawab Mila, tersenyum ramah.
"Oh iya. Masuk, Frans," lanjutnya mempersilahkan Dokter spesialis mata itu untuk masuk.
Frans mengangguk, kemudian masuk ke dalam.
"Duduk dulu, ya. Aku buatin minuman, sama sekalian manggil Mas Eza," ucap Mila, kemudian beranjak menuju ke kamarnya.
Pria tampan itu mengangguk. "Makasih, Mil."
"Frans," sapa Eza setelah ke luar dari kamarnya.
Frans beranjak dari duduknya, kemudian memeluk Eza.
"Tumben lo ke sini? Kenapa?" tanya Eza to the point, setelah melepas pelukan Frans.
Frans memang jarang berkunjung ke rumahnya. Apalagi setelah menjadi Dokter, membuat pria itu selalu di buat sibuk dengan pekerjaannya. Jika Frans sudah berkunjung seperti ini, pasti ada hal penting yang ingin di bicarakan. Apalagi saat ini, ia juga yang menangani kondisi mata Naya.
"Eh iya, duduk dulu." Eza mempersilahkan teman SMAnya itu untuk duduk.
Frans mengangguk kemudian duduk kembali di sofa yang di tempatinya tadi. Dan Eza duduk berhadapan dengannya.
"Ada kabar bagus buat lo," ucap Frans yang juga tak ingin berbasa-basa lagi.
Karena memang kabar baik itu harus segera di sampaikan."Soal Naya?" tanya Eza, dan diangguki oleh Frans.
"Kenapa sama Naya?" Pertanyaan dari Mila langsung membuat kedua pria itu menatapnya.
Wanita berjilbab itu datang dengan membawa nampan yang berisikan dua gelas minuman.
Setelah meletakkan minuman untuk Frans dan suaminya. Mila kemudian duduk di dekat Eza. "Ada kabar apa, Frans?"
"Ada donor mata yang cocok buat Naya," ucap Frans, yang langsung membuat pasangan suami-istri itu saling beradu pandang.
"Lo serius?" tanya Eza antusias. Senyumnya mereka dengan sempurna di bibirnya.
"Ini beneran, Frans?" Kali ini Mila yang bertanya. Sama halnya dengan Eza, perasaannya sangat senang setelah mendapatkan kabar itu. Akhirnya setelah menunggu lama, adik iparnya mendapatkan donor mata.
Frans mengangguk pasti. Perasaannya juga tak kalah senangnya ketika memberikan kabar bahagia itu.
"Iya. Kemarin teman gue bilang kalo ada pasiennya yang meninggal. Dan beliau berpesan, jika sudah meninggal beliau ingin mendonorkan matanya untuk orang yang membutuhkan," ucapnya, menatap kearah Mila dan Eza bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity ✔
Teen FictionBerawal dari menganggap musuh seorang Arjuna Raga Admaja, membuat Renaya Alani Salim terus ingin mengalahkan laki-laki itu apapun dan bagaimanapun caranya. Juna hanya bisa mengikuti permainan yang dimainkan oleh Naya. Gadis yang ia anggap sangat cer...