" Ku dengar Minho pulang hari ini " Sulli berhenti mengunyah makanannya. Wanita itu meletakkan kembali sendok yang tadi dipegangnya keatas piring lalu menatap Yoona, Kakaknya. Yoona juga pasti tahu keadaan Minho, karena wanita itu bekerja sebagai sekertaris dari Ayahnya, Paman Choi.
" Dan aku tak bisa berbuat apa-apa " Ia tersenyum kecil dengan mulutnya yang penuh dengan makanan. Kakaknya ini paling mengerti dirinya, dirinya yang punya kepribadian tertutup hanya mampu mengapreasikan kegundahannya hanya padanya. Wanita itu selalu memberinya semangat hingga ia menjadi begitu kuat, setelah kematian Ibunya dua tahun yang lalu wanita itulah yang berperan sebagai kedua orang tuanya.
Ayahnya sudah tiada saat mereka masih sangat kecil. Dan sekarang mereka tinggal berdua dirumah besar ini. Kadang kalau Yoona bekerja Sulli merasa sangat kesepian, gelar sarjananya sebagai seorang designer sama sekali tak berguna karena ia lebih senang menjaga toko bunga miliknya.
" Kamu bisa pergi melihatnya, Paman Choi sangat merindukanmu " Yoona meraih spicy wings yang ada dihadapannya. Sulli tak lagi menyentuh makanannya, karena kini ia hanya fokus pada pemikiran-pemikiran aneh yang mulai mengitari otaknya.
" Aku tak punya wewenang, mungkin Minho akan mengusirku kalau tahu aku kesana " Ucapnya. Ponselnya bergetar, ia menatap layar notifikasi dan melihat Chanyeol lah pengirimnya.
" Jangan berkecil hati, Minho itu mengejar cita-citanya disana. Lagipula, disana banyak wanita cantik yang lebih dari kamu, kalau dia punya sisi playboy pasti sudah ia kencani puluhan bahkan ratusan wanita-wanita yang ada disana "
" Chanyeol bilang Minho baru saja sampai " Sahutnya saat membaca pesan darinya.
" Kenapa tidak sama Chanyeol saja, dia tak kalah tampan. Dan juga, sepertinya dia menyukaimu " Kalau Yoona tak salah lihat ia juga pernah melihatnya menatap adiknya dengan pandangan kagum, setelah ketahuan wajahnya pun langsung memerah.
" Dia sahabatku Kak, jangan sembarangan "
" Oke-oke, habiskan makananmu, aku tidak mau kamu dilarikan kerumah sakit saat aku sedang bekerja "
" Selamat datang kembali Kak " Chanyeol memberinya pelukan, walaupun mereka bertetangga saat di Amerika tetap saja pria itu sulit ditemui. Kesehariannya dihabiskan dikampus juga dikantor yang sedang dalam kendalinya.
" Mommy benci sekali saat kalian tak mau ditemui, tapi selamat untuk perusahaan dan juga gelar magistermu " Ibunya bergantian memeluknya dengan erat dan penuh keharuan, sudah tujuh tahun anak yang berada dalam pelukannya ini pergi. Dan dirinya begitu kesal saat anaknya menolak mereka kunjungi.
" Dimana Dad? " Tanyanya saat melihat hanya adiknya juga Ibunya saja yang menyambutnya.
" Terjebak macet, mungkin sebentar lagi sampai " Sahut Chanyeol karena beberapa menit lalu sebelum Minho datang ia sudah menanyakan posisi Ayahnya. Pria itu mengangguk, lalu matanya menelusuri rumahnya yang masih tampak sama. Sama sekali tak ada yang berubah, walaupun sudah tujuh tahun meninggalkan rumah, ia masih mengingat jelas bagaimana susunan rak dan sofa yang sama sekali tak berpindah termpat.
Lalu matanya menatap sebuah bunga mawar yang ada didalam vas dalam jumlah yang sangat besar. Tepatnya dinakas tempat telfon rumah berada, didepan foto pernikahan kedua orang tuanya. Ia menatap Ibunya lalu Chanyeol secara bergantian.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.