" Tegakkan kepalamu sedikit Clara " Clara menegakkan kepalanya sesuai perintah. Dengan senyum cantiknya, wanita itu mulai menebarkan pesonanya.
" Ya , seperti itu.. Tahan sebentar " Sang fotografer mengintrupsi, dan dengan cepat ia mengikuti arahannya.
" Agak menunduk sedikit, oke-oke, sebentar .. tahan "
" Oke.. pertahankan sayang. Ya seperti itu.. sebentar-sebentar.. satu, dua, tiga. Good! "
Sesi pemotretan yang berlangsung selama satu jam setengah itu akhirnya berhasil rampung. Ketiga pria yang tengah duduk dikursi masing-masing terlihat jenuh, terutama Sulli.
Ya~ setelah semalam mereka bercinta dengan tidak tahu malunya dirumah orang. Sulli langsung kembali pulang bersama suaminya diiringi dengan sindiran ayah mertuanya yang menyebutkan kalau Minho adalah pria munafik.
Sulli hanya tersenyum, karena Sulli tahu persis kelakuan suaminya. Di mulutnya pria itu marah dan sok tidak butuh. Padahal didalam hatinya pria itu kesal karena Sulli tak membujuknya seperti biasanya. Sulli memang sengaja karena kejadian malam itu tak sepenuhnya salahnya.
Dan yang tak disangka-sangka olehnya adalah pria itu menemuinya langsung, mengajaknya bercinta dirumah tetangganya dan mengajaknya pulang.
Pagi ini kedua mertuanya juga kembali membawa cucu mereka. Mereka khawatir dengan tumbuh kembang cucunya karena ulah anaknya yang suka marah-marah tak kenal waktu dan tempat. Sulli mau tak mau menerima keputusan mereka. Walaupun dirinya pasti akan bolak-balik untuk menengok kerumahnya.
Sulli masih betah duduk dipangkuan suaminya. Pria itu juga tak ada tanda-tanda ingin bangun dari posisinya. Tidak seperti Daniel juga Keenan yang memberi selamat pada Clara atas suksesnya pemotretan pertama mereka hari ini.
Tangannya sibuk meraih air minum. Sulli tak dibiarkan turun dari pangkuannya, wanita itu merasa suaminya lebih protektif padanya hari ini. Terbukti dari caranya memeluk pinggangnya dengan erat. Menggenggam tangannya dan juga sesekali mencium pipinya dengan mesra.
Pria itu sama sekali tak peduli dengan tatapan Daniel dan Keenan juga beberapa kru wanita yang tampak memerah wajahnya. Suaminya menyodorkan minuman pada Sulli , wanita itu meraih botol tersebut dengan senyum mengembang.
Sibuk dengan skinship dan aura intim yang mengeliling mereka. Keduanya tidak sadar kalau Keenan, Daniel juga Clara sudah ada dihadapan mereka. Sulli tersentak, saat wanita itu hendak turun Minho menahan tubuhnya agar tetap berada diposisinya.
" Tuan Choi " Wanita itu mengulurkan tangannya tapi Minho hanya tersenyum dingin padanya dan sama sekali tak membalas ulurannya. Sulli ingin sekali tertawa, namun ia menahannya dan hanya tersenyum dalam hati. Kalau saja Hyuna ikut, mungkin saja wanita itu sudah tertawa begitu keras.
" Kamu begitu dingin tampan, besok senin jam berapa aku harus datang? "
" jam delapan, kami dan para kru akan menunggu langsung dibandara " Sahut Daniel karena dirinya melihat sikap Minho yang sepertinya sangat acuh dengan Clara. Minho itu cinta mati sama Sulli, ia tak akan pernah menerima godaan dari wanita manapun.
Dirinya dan Keenan bahkan sampai jengah karena Minho sedari tadi mencium bahkan meraba-raba tubuh istrinya dihadapan mereka. Apakah pria itu memang sengaja?
" Hei Sulli, kamu tidak mau menyalamiku? Sedari tadi kamu hanya duduk dipangkuan suaminya tanpa melakukan apapun " Clara dan mulutnya memang patut diapresiasi. Sulli hanya menatapnya dingin lalu berusaha turun dari pangkuan suaminya.
Keenan dan Daniel bahkan terkesiap menatap Sulli yang berdiri begitu berani dihadapan Clara. Wanita yang kalem itu perlahan-lahan mulai merubah image nya menjadi sedikit berani ,Minho bahkan bisa merasakan perubahan istrinya. Mulai yang kemarin wanita itu menentangnya, tidak merayunya disaat ia marah dan lebih memilih meninggalkan rumah ketimbang membujuknya.
" Clara, selesaikan saja pekerjaamu karena suamiku sudah membayarmu sangat mahal " Keenan mengangkat sudut bibirnya melihat bagaimana Sulli menatap kesal pada Clara.
" Jaga sopan santunmu Clara " Daniel memperingati. Keenan tak bersuara apapun, pria itu hanya sibuk menatap Sulli dan Minho yang kini sudah berdiri dari tempatnya duduk.
" Sulli, kamu tidak ada hubungan apapun dengan pekerjaanku. Kenapa kamu ada disini? Tidak mengurus anakmu? Dasar istri yang lalai " Beberapa orang mulai melirik dan tertarik pada pertengkaran keduanya. Dan hal yang tak disangka-sangka oleh Minho, Daniel , juga Keenan adalah Sulli mendorong Clara hingga wanita itu tersungkur dengan heels yang masih terbalut dikaki jenjangnya.
Sulli sama sekali tak bereaksi. Begitupun dengan Minho yang tersenyum puas karena aksi istrinya. Itu kesalahannya , kenapa wanita itu berani menghina istrinya? Daniel dan Keenan sama sekali tak membantu Clara, mulut pedasnya lah yang menjadi boomerang untuknya.
" Shut up! Kamu itu belum pernah jadi istri dan punya anak. So, don't blame me "
" Aku akan menuntutmu Choi Sulli " Bentaknya keras. Sulli hanya tersenyum remeh.
" With my pleasure , Suamiku, Kak Daniel dan Kak Keenan yang akan bersaksi " Wanita itu tergopoh-gopoh saat dibantu bangun oleh Managernya.
" Katakan pada bosmu kalau saya ingin uang kontrak yang nilainya dua ratus juta kembali hari ini juga " Setelah mengucapkan demikian, Daniel mengikuti Keenan dan Minho yang tengah merangkul Sulli. Wanita itu tampaknya menangis, dilihat dari bahunya yang bergetar.
Ia tak peduli dengan cidera dikaki Clara. Yang terpenting sekarang adalah buru-buru menyusul Sulli karena wanita itu sepertinya masih syok dengan apa yang baru saja terjadi.
Keenan jadi merasa bersalah. Pasalnya Clara ada atas rekomendasinya. Dan lihatlah yang sekarang wanita itu buat. Ia bahkan mengolok-olok wanitanya. Wanitanya? Apakah pria itu mulai gila? Ya~ Keenan mulai gila karena pesona Sulli.
Mereka meninggalkan hutan tersebut dan mulai menaiki mobil. Mereka berempat berangkat dalam satu mobil, yaitu menaiki mobil Daniel. Keenan menatap Minho dan Sulli yang duduk dibangku yang ada ditengah.
" Kita harus mengadakan rapat " Ucap Minho yang tengah merangkul Sulli. Wanitanya jauh lebih baik dibanding saat masih didalam hutan tadi. Minho yakin sekali kalau istrinya masih tak percaya dengan tindakannya. Apakah istrinya menyesal sudah melakukan demikian?
" Aku minta maaf Minho, ini semua diluar kendaliku " Sahutan dari Keenan membuat Minho mengangguk, pria itu mengangkat tangannya pada keduanya mengartikan bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan.
" It's oke, istriku juga jauh lebih baik. Benarkan sayang? " Tanya Minho , dengan sedikit penekanan pada kata Sayang.
" Kita harus cepat mencari model baru " Timpal Daniel. Keenan mengangguk atas usulnya.
" Sudah tidak ada waktu " Keenan menambahkan. Minho menghela nafas putus-putus.
" Ya~ Tidak ada waktu lagi! Kita harus mencari model dengan mulut yang pernah disekolahkan. Model yang berpengalaman saja bisa terkena skandal apalagi yang baru " Minho mengelus puncak kepala istrinya. Dilihatnya wanita itu sudah memejamkan matanya mungkin karena saking lelahnya.
" Akan sangat sulit Minho, mencari yang berpengalaman dan juga bebas dari skandal " Daniel menatap Minho dengan pandangan tak terbaca. Pria itu ikut frustasi melihatnya.
" Ada Dannie, Sulli pasti mau melakukannya " Dannie.. menggelikan. Namun Daniel dan Minho tersentak dengan ucapan Keenan. Sulli..
Maksudnya Sulli istrinya Minho bukan? Apakah bisa? Tidak.. Tidak.. bukan apakah bisa? Tapi lebih kepada, apakah Minho menginzinkan istrinya? batin Daniel.
..tbc..