(21+)
" Ahhh " Hyuna tumbang diatas dada bidang suaminya setelah mengalami pelepasan yang begitu hebat malam ini. Wanita itu memutar pola abstrak di dada bidangnya yang telanjang.
Ia berguling kesamping tubuh suaminya dan memeluknya. Keenan menatapnya bingung karena wanita itu tengah menatapnya dengan intens. Ia akui kali ini dirinya begitu bergairah, berbeda dari biasanya.
Ia bingung dengan dirinya sendiri. Saat bertemu dengan istri dari rekan bisnisnya yang sekarang menjadi tetangganya sesuatu dalam dirinya bergejolak. Itulah sebabnya dirinya berkali-kali menatap Sulli untuk memastikan debaran apa yang tiba-tiba muncul dihatinya kini.
Hyuna mengecup bibir suaminya gemas, Keenan hanya diam sembari tersenyum kecil. " Aku iri dengan Sulli, dia sudah melahirkan dua orang anak tapi badannya masih sangat langsing "
" Aku tak bisa memikirkan bagaimana bentuk tubuhku setelah melahirkan nanti " Katanya , Hyuna memang jarang sekali memikirkan masalah kehamilan. Usia pernikahan mereka baru dua bulan, jadi Keenan masih santai walau harus menunda momongan.
" Mungkin Sulli rajin fitness " Sahutnya Keenan acuh. Tapi Hyuna tak puas kalau suaminya tak antusias saat dirinya membicarakan suatu hal.
Hyuna melotot. " Aku tak mengizinkan kamu tidur sayang, dengarkan aku dulu " Menggoyangkan dagu suaminya agar tak memejamkan matanya.
" Ini sudah malam, besok masih banyak waktu babe "
" Aku tidak ingin ikut les masak. Bagaimana kalau aku belajar dengan Sulli? " Tanyanya. Keenan mengangguk sembari tersenyum tipis.
" As your wish, ayo tidur. Kamu bisa bertanya banyak pada Sulli besok karena aku sangat lelah " Wanita itu masuk kedalam pelukan suaminya dan mengeratkan pelukannya pada pinggangnya.
Mengingat bagaimana dirinya berhasil menaklukan seorang Keenan Anderson membuat dirinya merasa bangga. Ia beberapa kali bertengkar dengan mantan kekasihnya hingga media meliputnya. Semuanya berakhir malu saat Keenan mengumumkan kalau dirinya adalah calon istrinya padahal mereka baru dua bulan pacaran.
Hyuna menjadi cepat tidur kala mengingat masa-masa sebelum menikah dengan Keenan. Berbeda dengan suaminya, padahal ia sendiri yang ngotot lelah tapi matanya tak bisa tertidur kala mengingat pandangan penuh cinta Sulli pada Minho. Ia yakin Sulli sangat mencintainya suaminya. Dan entah kenapa hal tersebut membuatnya iri.
.
.
.
" Ya Tuhan , terima kasih karena sudah memberikan cucuku kesehatan juga wajah yang rupawan " Mertuanya tak pernah absen mengatakan hal demikian saat bertemu dengan Maura maupun Alexander. Semalaman Alexander merengek minta diajak kerumah Mertuanya, tapi hujan turun deras sehingga suaminya mengurungkan niatnya untuk malam mingguan disana.
Dan hari ini mereka mengancam akan datang dan membawa mereka berdua. Sulli tersenyum melihat Maura yang begitu antusias digendongan mertua laki-lakinya. Padahal baru tiga hari yang lalu mereka bertemu tapi seperti terpisahkan selama beberapa tahun.
" Alex sarapan dulu sayang " Kata Sulli melihat anak laki-lakinya yang turun dengan tas besar dipunggungnya. Kalau sudah seperti ini pasti anak itu minta menginap.
" Memangnya Mommy tidak lihat aku mengambil tiga potong roti dengan segelas susu? " Sulli menyerah! Alexander tengah marah dan merajuk karena tak ia ajak pergi semalam.
" Mom,Dad aku titip anak-anak " Minho turun dengan tas susu juga beberapa baju milik anak bungsunya. Maura mengecup pipinya begitu Minho sampai didepan Ayahnya.