" Really? kamu mendorongnya Choi Sulli, dan kamu mendorongnya atas segala penderitaanku? Ya Tuhan, aku menyesal karena tidak ikut " Desahnya pelan, Sulli hanya tersenyum, wanita itu mulai memasukkan wortel dan kentang kedalam panci. Malam ini ia memutuskan untuk memasak sesuatu yang hangat, sup, perkedel dan juga bakwan jagung.
Makan itu adalah makanan favorit suaminya.
" Ya~ tapi setelah itu aku benar-benar menyesal. Sepanjang perjalanan aku menangis dan tertidur " Hyuna mendengus. Kalau saja ia berada diposisi Sulli. Sudah ia tendang jauh-jauh perempuan ular itu. Untung saja ketiganya segera mengambil keputusan dengan tegas. Diam-diam Hyuna bersorak dalam hatinya.
Hyuna menghentikan gerakannya, wanita itu berdiri disamping Sulli yang tengah menaruh kaldu bubuk kedalam supnya. " Huh~ Aku sangat tahu peringaimu walaupun kita baru kenal sebentar. Kalau aku jadi kamu.. mungkin sudah aku tendang jauh-jauh perempuan itu "
Mengangkat alisnya, wanita itu meraih sendok sayur untuk mengaduk supnya. " Aku ingin memakinya, tapi aku ingat punya anak perempuan. Aku tak bisa membayangkan bagaimana kalau anakku diperlakukan seperti itu " Desahnya, Hyuna kembali ketempatnya dan mulai menghaluskan kentang diwadah sembari memasukkan penyedap.
" Maura tidak akan seperti Clara Sulli. Dia orang yang berbeda " Kesibukan mereka diganggu oleh suara berisik dari para pria yang tengah melakukan pertemuan dadakan. Kalau bukan karena Clara, mana mungkin mereka berkumpul dadakan seperti ini. Lagipula, kenapa bisa-bisanya wanita itu menyentil Sulli. Sulli kan tidak ada hubungannya dengan mereka.
" Kak, sepertinya kita terlalu berisik " Ucap Sulli. Wanita itu mematikan kompor dan berbalik menuju Hyuna yang sepertinya tengah kerepotan.
" Tidak ada pilihan lain Minho, majalah ini sudah harus cetak minggu depan. Kamu membutuhkan model yang bebas dari skandal , dan istrimu tidak punya skandal. Dan kita tak punya banyak waktu lagi " Minho memijit dahinya pelan karena pusing. Masalah hari ini benar-benar membuat dirinya merasa cemas sekaligus marah, namun rasa letih mulai melandanya karena kurang tidur semalam.
" Aku mendukung pilihan Keenan, tidak ada waktu lagi. Kita bahkan belum pemotretan ulang " Daniel menimpali ucapan Keenan. Minho mengusap dagunya meninggalkan kesan seksi dari pergerakannya. Keduanya benar, tidak ada cara lain selain turut membawa istrinya dalam masalah kali ini.
" Aku akan menyuruh beberapa orang masuk untuk rapat besok. Persiapkan diri kalian " Keduanya mengangguk atas perintah Minho. Seharusnya besok juga pemotretan ini sudah rampung.
" Makan malam sudah siap sayang " Teriakan Sulli yang berasal dari dapur menggema diantara pembicaraan mereka bertiga. Minho menghentikan pembicaraan, iapun langsung berdiri dari posisinya, tak lupa pria itu mengajak Keenan serta Daniel untuk turut hadir dimeja makan.
Keduanya mengikuti sang tuan rumah, mereka yang pernah mencicipi makanan buatan Sulli menjadi sangat penasaran akan menu apa yang disajikan dimeja makanan nanti.
" Jadi, kamu seteju kalau modelnya Sulli? " Minho mengangguk, disambut tatapan bingung dari istrinya yang tengah menaruh sup yang ia bawa dengan wadah besar.
" Model? Aku? What does that mean Babe? " Wanita itu duduk disamping suaminya. Menatap heran pada Minho yang tengah meraih piring namun sudah lebih dahulu digapai olehnya. Sulli membantunya menyendokkan nasi serta makan malam kesukaannya.
" Nothing, kita bicarakan setelah makan malam " Pria itu mengatupkan bibirnya tak ingin memperpanjang pembicaraan kecuali setelah mereka selesai makan malam nanti.
" Maaf aku dan Kak Hyuna hanya masak seadanya bahan dikulkas. Silahkan nikmati makan malam kalian " Daniel yang sudah sangat mengenal masakan ini hanya tersenyum dan berterima kasih. Sulli mengatupkan senyumnya takut Minho marah dan meledak-ledak lagi padanya karena tersenyum pada pria lain.
" Mungkin perkedelnya sedikit kurang seasoning , maklum aku ini baru pemula lain halnya dengan Sulli "
" It's oke Hyuna, asal kamu tidak memasukkan racun saja kedalam perkedel ini " Hyuna terkekeh atas sahutan Daniel, pria itu memang senang bercanda rupanya. Wanita itu memberikan piring yang sudah terisi lauk pada suaminya, Keenan menerimanya dengan senyum kecil.
Mata Sulli tanpa sadar ingin melirik kearah Keenan dan menunggu reaksinya. Namun siapa sangka, mata itu juga tengah menatapnya dengan intens. Jantung Sulli berdegup kencang, darahnya berdesir hebat, ini bukan karena ia tergoda dengan Keenan yang tengah menjilat bibirnya dengan sengaja secara pelan, tapi kearah takut, takut Keenan melakukan hal tak senonoh seperti semalam lagi.
Sulli menunduk. Ia tak memberi reaksi apapun selain gemetar dan tak bernafsu makan. Minho yang melihatnya gelisah menatapnya intens, dari bawah meja, tangan besarnya mengelus paha jenjangnya dengan elusan selembut bulu. Sulli tersenyum sekaligus meremang, bujukan dari suaminya sama sekali tak membuat perubahaan mood nya yang memburuk. Akhirnya wanita itu melewati makan malamnya lagi karena tatapan intens dari Keenan.
Semoga ini bukan pertanda buruk untuknya.
.
.
.
Suaminya menceritakan secara detail tentang rencana mereka semalam. Sulli sama sekali tak menyangka kalau dirinya ditunjuk sebagai model yang akan menggantikan Clara kali ini. Ia kan tidak tahu sama sekali berpose dengan kamera. Ya Tuhan~ Bagaimana bisa suaminya mengambil keputusan seperiti itu?? Bagaimana dengan masa depannya? Bagaimana dengan anaknya?
Sulli sempat syok. Ia bahkan merengut pada suaminya semalam. Walaupun ia tengah kesal gairahnya sama sekali tak luntur. Minho bahkan begitu menikmati permainan istrinya sebagai bayaran atas rasa kesalnya. Minho tahu keputusannya membuat istrinya marah, walaupun begitu Minho tahu dalam hatinya Sulli pasti tidak akan menolak permintaannya.
Dan akan memudahkannya juga untuk mengontrol gaya agar sesuai dengan ekspektasinya dan dipajang tabloid ternama miliknya karena wanita itu adalah istrinya. Minho yakin istrinya bisa, wanita itu kan serba bisa. Kepalanya pusing dan tubuhnya sudah ingin diistirahatkan, ia langsung tertidur saat percintaan mereka selesai.
Dan pagi ini ia dibuat meradang karena tiba-tiba suaminya demam. Sulli baru tidur pukul tiga dinihari karena harus mengecek keadaannya. Dan terbukti, saat dokter langganannya datang, pria itu memvonis suaminya terserang demam juga tekanan darahnya yang begitu tinggi. Sulli tahu kalau suaminya selalu bekerja ekstra tapi pria itu tak pernah mengeluh hingga membuatnya bingung.
Sulli tak ingin pergi, tapi suaminya menyuruhnya berangkat. " Aku mau nunggu kamu " Kekeh. Wanita itu ingin menjaga suaminya karena sedang tidak ada orang dirumah. Ia akan sangat khawatir kalau meninggalkan Minho sendirian.
" Kamu harus pergi, ingat! Aku yang merekomendasikanmu, jadi jangan mengecewakanku " Minho berkata dengan nada lemah. Istrinya merengut kesal.
"Please, kamu lagi sakit. Aku tidak tega meninggalkanmu " Pria itu bergerak untuk bersandar pada ranjang. Tatapannya tajam dan menusuk istrinya.
" Anak-anak akan pulang diantar Daddy sama Mommy. Dia akan menjagaku " Sedikit tegas. Sulli memang sudah berani padanya sekarang ini.
" Tapi aku mau menjagamu juga , aku istrimu "
" Dan Keenan sudah menunggumu dibawah. Berangkat sekarang atau aku marah padamu " Sulli menuruni ranjang besar mereka dengan pasrah. Tapi mendengar nama Keenan, istrinya itu sedikit waspada. Terlebih hari ini ia sudah rapi dengan terusan yang memperlihatkan kaki jenjangnya. Belum lagi heels tujuh sentimeter yang menambah tinggi tubuh jangkungnya.
" Daniel dan Keenan akan menghandle semuanya. Kamu tinggal duduk manis dan ikuti semua instruksinya " Mencium pipi dan bibir suaminya. Sulli mengangguk karena titahnya.
..tbc..
![](https://img.wattpad.com/cover/185791948-288-k246414.jpg)