Sulli menghidangkan teh untuk tamunya dengan tangan dan kaki gemetar. Wajahnya terus-menerus merona selain karena tak dapat pelepasan dengan sempurna, wanita itu juga telah kepergok tengah menikmati sentuhan suaminya dan ia juga yakin keduanya melihat Sulli yang tengah membusungkan dadanya sembari bergerak erotis diatas suaminya.
Belum lagi desahannya. Sulli ingin menangis saking malunya. Dadanya bergemuruh. Seharusnya mereka melakukan dikamar, bukan diruangan tamu dengan pintu terbuka seperti tadi. Ini semua karena gairahnya yang tak bisa dikontrol.
" Maaf " Wanita itu menunduk dihadapan Daniel dan Keenan. Keduanya menatap Sulli dengan bingung walaupun ada rasa canggung. Rambutnya sengaja diurai untuk menutupi wajahnya yang hampir menangis.
" Kak, aku minta maaf " Sulli mendekati Daniel dengan menyentuh tangannya. Tapi suaminya berdiri dan menatap istrinya dengan tampang kesal.
Minho ingin Sulli masuk karena tak mau membuat mereka semakin mengingat jelas adegan tadi. Kalau saja mereka orang lain , mungkin sudah Minho congkel matanya karena sudah berani melihat tubuh telanjang istrinya.
" Masuk Choi Sulli! " Bentaknya sedikit keras. Daniel mengangguk dan menyuruh Sulli untuk mengikuti perintah suaminya.
Wanita itu menatap Keenan sebentar , lalu pandangannya beralih pada suaminya yang terlihat sangat marah. Air matanya tak terbendung saat ia berbalik dan menaiki tangga menuju kamar mereka. Sungguh Sulli sama sekali tidak sengaja.
Minho berdehem cukup keras saat kedua pandangan mereka tertuju pada istrinya yang tengah menaiki tangga. Sekeras apapun ia mencoba menyangkal, nyatanya ia sangat mengerti kalau Daniel Lee, rekannya yang tak lain sahabat dari Kakaknya Sulli begitu menyukai istrinya.
Desas-desus yang ia dengar sampai sekarang adalah Daniel tak kunjung menikah karena Sulli sudah menjadi miliknya. Syukurlah~ Seandainya ia tak tahu kalau Sulli sudah membesarkan Alexander dengan baik mungkin takdir tak akan mempertemukan mereka lagi.
" Saya mohon lupakan yang tadi " Pinta Minho dengan nada penuh penekanan. Daniel duduk dengan tegap sembari menatap Minho dengan dalam.
" Saya sudah melupakannya Tuan Choi, sebelumnya kami minta maaf karena sudah menggangu kalian dihari libur " Keenan menatap Daniel yang satu pemikiran dengannya. Intinya mereka semua sama-sama syok, terlebih kedatangan mereka berdua yang tiba-tiba.
" No problem, jadi.. apa yang sebenarnya sangat penting sekali sehingga kalian datang pagi-pagi sekali " Sahut Minho pelan, Daniel mengeluarkan beberapa foto model wanita yang akan menjadi brand ambassador produk mereka kali ini.
" Kalau Anda memilihnya hari ini saya akan langsung mengontak agensinya. Semuanya pendatang baru jadi kita yang akan mengatur waktunya karena jadwal mereka semua belum begitu padat " Keenan menyodorkan model yang paling cantik diantara mereka semua. Clara Olivia namanya.
Kulitnya yang eksotis pasti akan mampu menarik perhatian. Daniel pun melakukan hal yang sama, ia begitu menyetujui pilihan Daniel. Minho yang tengah malas dan tak mood sama sekali langsung oke saja membuat keduanya tersenyum.
" Kami akan langsung mengontak agensinya. Besok pagi kita rapat di D'Corp untuk produk ini sekalian membahas jadwal pemotretan " Ucap Keenan. Daniel berdiri dari posisinya karena sepertinya Minho sedang tidak dalam keadaan baik untuk membicarakan masalah pekerjaan.
" Tuan Anderson, Saya mau minta tolong pada istri Anda agar menemani Sulli. Anak-anak sedang dirumah Ibu saya. Mungkin Sulli akan bosan sendirian dirumah "
" Hyuna sangat antusias karena punya tetangga seperti kalian, saya akan sangat senang sekali kalau mereka berteman " Sahutnya. Minho tersenyum sopan dan mengantar mereka sampai depan pintu rumahnya.