6. (Season 2) Kawan Lama

129 15 7
                                    


Minho merangkul posesif istrinya saat mereka keluar dari dalam mobil miliknya. Setelah kejadian dimeja makan, Minho langsung menyuruh Sulli memakan sarapannya agar mereka bisa cepat sampai dikantor.

Hyuna sempat kecewa dengan keputusan Minho yang mengajak Sulli kekantor. Walaupun begitu ia tak bisa kecewa karena Sulli adalah hak Minho sepenuhnya.

Sepanjang perjalanan suaminya hanya diam. Mungkin karena kebodohannya jadi dirinya terus saja merutuk didalam hati. Kejadian dimeja makan bukanlah hal yang disengaja. Saat pertama naik mobil pun Sulli sudah meminta maaf namun sama sekali tak ada respon sampai sekarang.

Pria itu hanya menunjukkan keposesifannya. Termasuk merangkulnya sampai membuat beberapa orang iri melihat kemesraan mereka. Sulli bahkan tak sempat mengganti baju lagi hingga dirinya menjadi pusat perhatian beberapa orang. Dan itu semua karena suaminya.

Didalam lift pria itu tak juga melepaskan rangkulannya. Hal itu semakin membuat Sulli bingung. Apakah ia sudah dimaafkan oleh suaminya atau belum?

Ia diam karena tak mau mengusiknya. Dirinya takut salah bicara dan membuat suaminya marah lagi seperti kemarin malam. Ia benci melakukan kebodohan. Tapi dirinya sangat ceroboh dan bodoh hingga menyentil ego suaminya.


" Laura " Sulli melambaikan tangannya dengan wajah dramatis. Wanita itu hanya mengangguk sopan pada Minho yang tak tersenyum sama sekali. Tapi saat Sulli menatapnya dengan sebal, wanita itu hanya menjulurkan lidahnya membuat Sulli memutar bola matanya.

Sial! Batinnya terus berteriak. Laura bahkan tak bisa mengeluarkannya dari situasi tegang ini. Ia sangat takut dengan amukan suaminya. Tapi.. Lebih baik diamuk Minho ketimbang diacuhkan semalaman.

" Duduk " Perintahnya, Sulli duduk disofa besar yang ada diruangannya. Pria itu tampak menaruh tas juga menyampirkan tasnya di kursi kebesarannya. Sulli tampak menimang-nimang, apakah Minho akan melakukan hal kasar padanya? 

Saat suaminya berbalik , Sulli langsung memegangi dadanya yang bergemuruh. Melihat ekspresi geli suaminya Sulli mengerutkan keningnya. Kenapa sih? Kalau dilihat dari kilatan geli diwajahnya sepertinya suaminya hanya mengerjainya.

" Kamu kenapa sayang?  " Tanyanya sembari mengecup kilat bibir istrinya. Sulli merengut kesal, Minho tersenyum karena berhasil mengerjai istrinya.

" Kamu ngerjain aku " Mengingat betapa kakunya ekspresi suaminya saat ia menumpahkan serta menyuruhnya makan saat pagi tadi. Dan Minho bahkan meninggikan nada suaranya dihadapan Hyuna. Huh! Malu sekali dirinya.

" Aku memang marah tadi pagi, tapi hari ini klien pentingku akan datang. Kamu disini saja, sore nanti kita bawa anak-anak pulang " Sulli melonjak senang. Benarkah? Sebenarnya semalam ia sempat sedih karena tak bisa bertatap muka dengan mereka.

Mertuanya sepertinya mendukung sekali kalau Alexander dan Maura tak mau pulang. Mereka memang betah kalau sudah menginap disana. Selain bebas dan bisa jalan-jalan kemanapun, makan mereka juga tak dibatasi tak seperti saat berada bersama dirinya juga suaminya.

" Kamu meeting sampai jam berapa? Laura juga ikut? " Tanyanya, entah kenapa Sulli lebih ingin tahu kenapa karena dirinya ingin sekali mengobrol banyak dengan wanita itu.

" Aku tidak pernah mengajak Laura sayang " Mendekatkan wajahnya kearah ceruk leher istrinya, pria itu menghisapnya dengan keras membuat Sulli memekik pelan. Sulli tahu sekali kalau suaminya tak pernah membawa sekertarisnya pergi , walaupun hanya rapat Minho lebih bisa menghandle nya sendiri.

" I'm yours, tidak usah menandaiku seperti ini. Siang ini aku mau makan sama Kak Hyuna mungkin sama Laura juga " Pria itu menjauhkan wajahnya dari tempat favoritnya, tampak menimang-nimang apakah ia harus mengizinkannya.

Kali Kedua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang