" Aku takut " Sulli menggenggam lengan Minho erat saat pria itu berhasil mengantarnya kedepan ruang kerja Ayahnya.
Minho memang berhasil menenangkannya sebelum mereka sampai sini. Namun tetap saja kalau ia hendak berhadapan langsung kakinya menjadi gemetar , ia bahkan tak bisa membayangkan bagaimana kalau Michael sudah terlanjur membencinya dan tak menginginkan dirinya lagi sebagai menantunya.
" Come on , kemarin bahkan aku mendengar suaramu setingggi dua oktaf saat berhadapan dengannya " Itu beda~ Kemarin ia menggebu-gebu karena Minho menolaknya, sebenarnya karena egonya telah tersentil. Dan kebenaran ucapan Michael kemarin membuat dirinya sedikit kalut.
Melihat wanitanya yang terlihat lemas Minho menjadi tidak tega. Saat berbicara dengan Ayahnya sembari menangis tempo hari ia ingin sekali menyusulnya. Namun langkahnya terhenti karena hatinya masih menolak membelanya.
Dan sekarang, dalam empat puluh delapan jam keadaan mereka sudah berbalik. Bukankah ini pertunjukan yang sangat seru? Melihat wanitanya ketakutan saat berhadapan dengan Ayahnya untuk memperjuangkan cintanya.
" Sekarang berbeda Minho, dia pasti akan membenciku. Apalagi jawabanku kemarin .. " Saat pintu terbuka Sulli terperanjat. Ia tak menyangka kalau pria itu akan keluar dan melihat pertengkaran kecil mereka berdua.
Minho tersenyum puas melihat Sulli yang pucat. Namun tangannya menggandeng wanitanya untuk masuk kedalam ruang kerja Ayahnya dan membicarakan apa yang sudah menjadi tujuannya. Wanita itu punya tekad, Minho yakin wanitanya ini tak akan takut menghadapi situasi seperti ini. Hanya saja karena kemarin sudah terlanjur terjadi insiden kecil, maka dari itu Sulli sedikit tidak percaya diri.
Ruangan ini didominasi oleh warna putih. Berkebalikan dengan ruangan anaknya yang terlihat kelabu. Beberapa pajangan mewah menghiasi dinding. Tak lupa juga beberapa barang antik yang disimpan dilemari besar yang ada dibelakang meja kerjanya.
Sulli duduk disinglesofa yang ada ditengah ruangan. Minho duduk bersama Ayahnya disofa yang ukurannya besar. Keduanya terlihat seperti ingin menerkamnya terutama Michael yang auranya terlihat sangat dingin.
" Ada yang mau kalian bicarakan? " Tanya Michael datar, Sulli menelan ludahnya. Kenapa ia jadi gugup seperti ini, kemarin saja ia berani menentangnya. Kemana perginya keberanian dirinya?
" Bukan aku, tapi Sulli " Sulli melotot pada Minho , sepertinya pria itu mengerjainya. Atau Minho memang sengaja menjebaknya kesini agar ia bisa melihat dirinya yang seperti ini? Sulli menahan nafasnya lalu membuangnya dengan kasar, sepertinya Minho berniat membalaskan dendamnya.
" Ya Tuan Choi, Saya.. Saya bersedia menikah dengan Minho " Minho tersenyum karena nada suara Sulli yang terdengar gemetar. Sebegitu takutnya kah Sulli pada Ayahnya?
" Aku tidak mendengarnya Sulli " Michael menatap tajam Sulli sembari melipat kedua tangannya.
" Saya.. Saya akan menikah dengan Minho " Sahutnya lagi. Minho yang menahan tawa membuat Sulli sebal. Wanita itu menatap Michael lekat agar pria itu yakin kalau ia memang sungguh-sungguh dengan ucapannya.
" Kamu memanggilku apa tadi? "
" Tuan " Katanya pelan. Sulli mendengar Michael mendengus pelan.
" Kamu bilang mau menikah dengan Minho tapi masih memanggilku dengan Tuan? Kamu wanita yang sangat luar biasa Sulli " Michael menggelengkan kepalanya dramatis, sedangkan Minho yang sudah tak bisa menahan tawanya akhirnya mengeluarkan nada yang cukup mengejek ditelinga Sulli.
Sulli tahu ia salah, ini semua karena dirinya terlalu gugup dan pada akhirnya ia melakukan suatu kesalahan yang membuat dirinya terlihat konyol.
" Kamu harus memanggilku Daddy mulai sekarang " Michael merentangkan tangannya untuk menyambut Sulli. Wanita itu tersenyum kecil sembari berdiri dari posisinya dan menyambut pelukan mertuanya. Sulli kira semuanya akan menjadi sangat sulit karena ia sempat bertengkar tempo hari. Nyatanya Michael menerimanya dengan lapang.