16. Jangan mengusik

223 28 20
                                    




" Terima kasih, dan ini uangnya. Direktur Choi bilang untuk ambil saja kembalinya " Pengantar makanan itu tersenyum pada Sulli. Tentunya tak lupa untuk mengucapkan banyak terima kasih karena sudah memberikan tip yang begitu banyak untuknya.

Tak lupa ia juga berterima kasih pada Tuhan karena mempertemukannya dengan makhluk secantik perempuan tadi. Dadanya bergetar saking gugupnya, suaranya saja tidak keluar. Dan hanya senyum bodohlah yang bisa ditampilkan.

Memasuki lobi pandangan orang-orang yang menatapnya terasa aneh dimata Sulli. Atau ini hanya efek dari dirinya yang terlalu dibawa perasaan atau memang pada dasarnya para karyawan perempuan itu tidak menyukainya.

Sulli berusaha untuk tak menghiraukan mereka. Saat dirinya berdiri untuk menunggu pintu lift terbuka mata menatap sosok karyawan wanita dengan dandanan riasan tebal dan pakaian yang lumayan berani. Kalau Sulli tidak salah ingat karyawan ini adalah sekertarisnya Chanyeol. Mau apa dia mendekatinya?

Minho sudah berpesan untuk tak berlama-lama dibawah. Namun karyawan wanita ini  benar-benar mengujinya. Kalau tidak ada keperluan lebih baik menyingkir ketimbang mencari masalah.

" Choi Sulli bukan? " Sulli tersenyum tipis, benar sekali! Pasti wanita itu hanya sekedar basa-basi. Namanya adalah Rachel, bisa Sulli lihat dari name tag yang dikalungkan di lehernya.

" Jangan besar kepala karena kamu adalah calon istri Direktur " Besar kepala? Maksudnya apa? Sulli merasa tidak melakukan apapun yang mengusiknya ataupun mengusik karyawan disini. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja,  ia pastikan tak masalah yang diperbuat olehnya kecuali dengan Minho sendiri.

" Kamu pasti merayunya kan? Tidak mungkin baru masuk kerja tapi sudah langsung mendapatkan posisi yang sangat tinggi " Kalau wanita itu ingin tahu Sulli sama sekali tak mau bekerja. Semua ini keinginan Minho, persetan dengan ucapan wanita itu ia harus segera masuk. Saat pintu lift terbuka Sulli tak menyia-nyiakan kesempatan, namun nafas leganya berubah menjadi kasar saat wanita itu ikut masuk. Setahu Sulli, selain dirinya dan petinggi perusahaan tidak boleh ada orang yang menaiki lift ini.

" Anda mau ketemu Direktur Choi, Nona? " Pertanyaan Sulli membuat wanita itu geram. Kenapa tidak menjawab saja pertanyaannya sedari tadi. 

" Aku sangat penasaran apakah kamu menjajalkan tubuhmu pada Direktur? " Wanita ini benar-benar menguji kesabarannya. Sulli diam karena ia tak mau merusak suasana pertamanya dikantor. Namun wanita ini sama sekali tak bisa menutup mulutnya. 

" Kalau memang iya kenapa? Itupun tidak ada urusannya dengan Anda " Sarkasnya. Saat pintu lift terbuka Sulli langsung keluar dari sana, namun lagi-lagi langkahnya tertahan saat wanita itu menarik rambut panjangnya.

" Kamu itu baru bekerja , berbeda denganku yang memang sudah orang lama. Hormati Seniormu dan jangan sombong karena bekerja dengan Direktur " Sulli merintih karena wanita itu menarik rambutnya dengan keras. Kegaduhan itu membuat salah seorang yang lewat langsung berlari keruangan Direktur. Pria itu adalah office boy dilantai dua puluh tepatnya lantai dimana Minho dan Sulli bekerja.

" Saya tidak mengerti apa itu senior dan junior karena Saya tidak bekerja dengan anda " Sulli menghempaskan lengan wanita itu dengan keras dan setengah berlari menuju mejanya dan menaruh makan siang mereka, apa wanita itu gila? Atau memang wanita itu terobsesi dengan posisi ini hingga melakukan hal demikian. 

" Kamu adalah adik Yoona kan? Kemarin Kakaknya dan sekarang adiknya , sama-sama penggoda " Penggoda wanita itu bilang? Sekarang siapa yang terobsesi mengerjarnya sampai mengatainya dengan hal-hal tak penting. Sulli mengepalkan tangannya, emosinya baru reda saat Minho memeluknya dengan penuh kasih sayang tadi namun wanita ini kembali menghancurkannya dan menyebutnya ini itu. 

Pintu ruangan Minho terbuka, Sulli bisa melihat urat-urat lehernya yang tampak menegang. Apa pria itu mendengar pertengkaran konyol mereka?

Melihat wanita itu memandang Minho dengan tatapan penuh minat membuat Sulli kebanjiran ide. Ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa dekat dengan Minho dan membuat wanita itu malu dengan ucapannya. 

" Apa yang sebenarnya kalian ributkan? " Mendengar seorang office boy mengatakan kepadanya kalau Sulli bertengkar membuat Minho meradang. Siapa yang berani-beraninya mengusik wanitanya disini? 

Namun saat melihat sekertaris Chanyeol lah yang membuat ulah Minho tak heran lagi. Adiknya sudah mengatakan kepadanya kalau ia salah mengambil posisi, wanita yang tengah berhadapan dengan Sulli ini adalah seorang janda yang haus akan belaian. Dan sepagian Chanyeol tidak bisa bekerja karena wanita itu terus-menerus masuk keruangannya.

" Selamat siang Direktur, apa anda sudah makan siang? " Sulli meneliti ekspresi Minho, wanita itu bisa melihat prianya tengah menatap intens kepadanya. Sedangkan wanita disampingnya, Sulli memutar bola matanya karena wanita itu tampak memandang Minho dengan tatapan menggoda. Apalagi belahan payudaranya yang membuat Sulli jijik itu sengaja ia busungkan.

" Kamu tahu kan kalau lantai ini tidak boleh dipijak oleh orang yang sangat tidak penting " Wanita itu menggelengkan kepalanya manja, Sulli sampai gemas ingin membalas menarik rambutnya. Tapi kalau dirinya melakukan hal tersebut, bisa jatuh image nya dihadapan Minho. Jadi ia mendekati prianya dan memeluk pinggangnya dengan mesra. Beruntung sekali karena prianya membalasnya dengan mendekap erat tubuhnya.

" Saya ingin bertemu Direktur Choi " Didalam pelukan Minho Sulli tertawa puas didalam hatinya. Wanita itu bahkan sengaja menyandarkan kepalanya didada bidang milik Minho untuk membuat wanita itu panas. Rasakan, jangan suka membuat masalah kalau tidak mau berada dalam masalah.

" Tunggulah didalam dan bawa makan siangmu, sepertinya wanita ini memang membutuhkan uang pesangon " Pesangon? Wanita itu tampak pucat dan pias. Tidak! Ia tak mau keluar dari perusaahaan ini, bagaimana dengan biaya hidupnya?

Sedangkan Sulli menggelengkan kepalanya, ia menikmati saat-saat seperti ini. Berada dipelukan Minho dan mempermalukan orang yang sudah mengusiknya. Bagi Minho uang pesangon lebih baik ketimbang datang kekantor dan membuat masalah.

" Kamu tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan lagi diluar kalau berani mengusik calon istri saya " 

" Saya permisi Direktur Choi " Saat wanita itu setengah berlari menuju lift Sulli tertawa lumayan keras. Dan hal itu tak luput dari perhatian Minho yang kini tengah memeluknya erat. Sadar diperhatikan Sulli terdiam, wanita itu berusaha melepaskan pelukan Minho namun pria itu menolaknya dengan menatapnya tajam. 

Sejujurnya Minho menikmati tawanya, semenjak pertemuan mereka setelah beberapa tahun ini pertama kalinya Minho melihat wanitanya tersenyum. Biasanya wanita itu kalau tidak marah ya menangis.


" Aku tidak mau kamu berurusan dengan dia lagi " Sulli mengangguk dipelukan Minho. Karena pria itu tak mau melepaskannya ia berusaha membuat dirinya senyaman mungkin dipelukannya.

" Dia mengejarku seperti buruan, dia bahkan menjelek-jelekkan Kak Yoona karena terobsesi dengan posisiku. Ini semua karena kamu memaksaku menerima pekerjaan ini "

" Alexander sudah tiba dirumah, setelah makan siang kita pulang " Minho meraih makanan yang tadi dipesan olehnya kedalam. Sulli sampai tak bisa berkutik saat pria itu sibuk merangkulnya sembari mengecup puncak kepalanya. 




..tbc..

Yang belum komen aku tunggu komennya😒

Kali Kedua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang