12. (Season 2) Insiden Makan siang

106 10 4
                                    


D'cafetaria. Minho membaca nama restoran tersebut didalam pesan chat yang dikirimkan Daniel. Menghela nafasnya begitu berat pria itu mulai membawa mobilnya keluar dari parkiran gedung kantornya. Hari ini ia tak membawa supirnya seperti biasa. Ia tak mau pria itu ikutan kena semprot karena dirinya tengah marah dengan istrinya.

Pria itu tampak gusar seharian. Kalau ada Laura, mungkin wanita itu sudah mengadukan pada Changmin perihal sikapnya yang katanya tak kunjung berubah. Memangnya ia power ranger. Harus berubah begitu?

Dan sifatnya yang mana yang harus diubah? Minho merasa baik-baik saja, Ibunya bilang sikap dingin Minho memang sudah dimilikinya sejak kecil dan sampai sekarang Ibunya tidak masalah.

Mobilnya mulai membelah jalanan. Masih ada waktu satu jam sebelum jam makan siang mereka bersama model baru juga managernya. Daniel mengatakan akan berangkat dengan Keenan karena ban mobilnya bocor hingga harus ditinggalkan dibengkel.

Ceroboh sekali. Memangnya pria itu lewat mana? Lewat jalan kampung yang banyak pakunya? Ada-ada saja.

Makan siangnya pasti akan terasa hampa. Padahal Sulli sudah dijadwalkan untuk ikut dengannya, namun wanita itu tak kunjung datang. Padahal Minho berharap istrinya akan datang dan membujuknya seperti biasa. Tapi.. tapi kali ini ia rasa Sulli benar-benar jengkel dengan sikapnya. Biarkan saja! Ia juga masih bisa makan siang sendiri.

Walaupun berusaha mungkin tak memikirkannya, tetap saja pikirannya tertuju pada istrinya. Semalam ia sudah diambang gairah, namun Sulli langsung memadamkannya saat wanita itu menolak perintahnya. Ia sangat kesal. Hingga langsung berbalik dan tidur memunggunginya. Apa susahnya mengikuti perintahnya? Biasanya juga menurut saja?

Mau menelfon orang rumah ia gengsi. Mau telfon istrinya apalagi. Raut kecewa Alexander juga Maura ditampilkan olehnya saat Minho tak mencium mereka saat berangkat tadi. Ia bahkan tak mengantar Alexander saking marahnya karena Sulli juga tak menyiapkan sarapan. Sebenarnya apa mau istrinya? Apa yang diinginkan istrinya hingga wanita itu berubah dalam semalam?

Ponselnya berbunyi, nama Mario tertera dilayar ponselnya membuat dirinya menghela nafas. Ia tahu siapa Maria. Pria berbadan tegap yang tak lain adalah Manager Clara Olivia, model dimusim kali ini. Bukankah sudah Minho katakan pada Keenan kalau ada hal yang perlu dibicarakan telfon saja ke nomer ponsel Daniel. Ia sedang tak ingin diganggu siapapun. Dan makan siang kali ini.. Minho sebenarnya ingin sekali membatalkannya.

" Sudah sampai " Tanya Daniel saat Minho datang.

" As you can see " Keenan terkekeh. Memang ada-ada saja pertanyaan yang dilontarkan oleh Daniel.

" Mario telfon kalau dia sudah tiba lima belas menit yang lalu " Tutur Daniel. Minho mengangguk. Pria itu juga menelfonnya namun sengaja tidak diangkat.

Keduanya menatap Keenan yang tengah terpaku menatap sebuah mobil dengan plat nomor miliknya. Apakah istrinya ada disini? Tapi dengan siapa? Kenapa wanita itu tak mengatakan apa-apa padanya?

" Ada masalah? " Tanya Minho, Keenan menatap keduanya dengan tatapan tak terbaca.

" Istriku juga ada disini " Sahutnya pelan. Minho mengedarkan pandangannya kedalam restoran dan pandangannya langsung terpaku pada Alexander yang tengah duduk disamping Laura yang tengah meminum sesuatu digelasnya. Sial! Kenapa bisa anaknya ada disini sebelum jam pulang sekolah?

" Ada Sulli dan Laura " Tambah Daniel dengan suara pelan. Minho langsung masuk kedalam tanpa menunggu mereka lagi. Daniel menyusul Minho, sedangkan Keenan, entah ia harus senang atau tidak tapi senyumnya mengembang saat mengetahui Sulli juga ada disini.


Kali Kedua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang