6. Jangan Memaksa

249 35 19
                                    




" Kamu hamil? " Tanya Minho saat melihat Sulli sudah tiga kali berjongkok didepan closet dikamar mandi miliknya seharian ini. Wanita itu hanya diam sembari memegangi perutnya, sedangkan Minho, tangannya sudah terlepas dari belakang leher Sulli saat pemikiran tentang kehamilan itu terlintas begitu saja dipikirannya. Bukankah Sulli memakai kontrasepsi

" Kamu tahu kan kalau aku paling benci saat dibohongi? " Sulli mengangguk. Namun seluruh tubuhnya gemetar. Ia tak tahu Minho akan menerimanya lagi atau tidak. Tapi bagaimana ini? Bagaimana ia memberitahu Minho perihal kehamilannya ini?

" Aku akan menjelaskannya, tapi kamu harus berjanji untuk tidak marah " Pintanya, namun Minho sudah lebih dahulu menarik bahunya agar wanita itu berdiri dihadapannya.

" Aku tanya kamu hamil atau tidak? " Nyatanya Minho adalah Minho. Pria tak sabaran, punya tempramen buruk dan pencemburu.

" Tiga minggu " Cicitnya. Sulli bergetar dibawah tatapan tajam Minho.

" Aku tak mendengarnya Choi Sulli, katakan dengan keras "

" Aku hamil "

" Kamu lupa dengan kontrasepsimu? " Tanya Minho sedikit keras. Sulli jatuh terduduk diatas kloset karena terlalu kaget dengan suaranya. Sulli diam-diam mengakui kesalahannya

Minho menyugar rambutnya dengan kasar. Ia tak tahu kalau kekasihnya bisa sebodoh ini. Bagaimana dengan kuliah mereka? Bagaimana dengan masa depan mereka nantinya

" Shit! Kamu benar-benar bodoh! Bagaimana bisa hal sepenting itu.. "

" Aku minta maaf " Sulli menangis , namun matanya tak bisa berpaling dari Minho.

" Apa kata maaf dan menangis bisa menyelesaikan semuanya? Gugurkan " Katanya lantang. Sulli merasa jantungnya seakan ditikam oleh belati yang sangat tajam. Sulli sudah tahu kemana arah pembicaraan ini karena Minho terus membentaknya. Walaupun pria itu sering membentaknya setiap hari, tapi kali ini emosinya benar-benar tersulut karena fakta yang didengarnya hari ini.

Kali Kedua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang