Keenan membiusnya. Dan Keenan juga memasukkan sesuatu didalam minumannya. Ya Tuhan, berbaring telanjang diatas ranjang dengan empat tiang bukanlah dan dua tangan yang terikat bukanlah kemauannya. Dan ia juga tak tahu sekarang ada dimana? Yang ia tahu dirinya sekarang berada dalam sebuah rumah entah milik siapa.
Sulli bisa merasakan puting payudaranya mengeras, jangan bilang Keenan memasukkan obat perangsang seperti yang pernah dilakukan suaminya? Sulli pernah berada dalam kondisi seperti ini, bukan dengan Keenan tapi dengan suaminya. Itu karena Minho menginginkan sensasi berbeda setiap mereka bercinta.
Dan sekarang Sulli frustasi. Ikatan ditangannya begitu keras dan kuat hingga membuatnya tak bisa lepas. Ia sudah tak bisa menangis. Setengah jam yang lalu ia sudah berteriak, menangis dan meraung-raung tapi Keenan sama sekali tak mau melepaskannya. Pria itu masih saja duduk tenang menyeruput minuman yang ada digelasnya.
Minuman bercairan coklat itu adalah sebuah alkohol dengan kadar tinggi. Sial! Jangan bilang Keenan mau memperkosanya disini. Tentu saja ia akan diperkosa, lihatlah tubuhnya yang telanjang, ia bahkan sudah tak tahan ingin pelepasan. Tubuhnya sudah mengejang dibawah tatapan Keenan, tapi ia tak mau Keenan. Ia ingin suaminya menyelamatkannya.
Saat Keenan mendekat Sulli semakin waspada. Pria itu memang diam, namun sesuatu ditangannya membuat Sulli bergidik ngeri. Bukankah itu alat bantu seks? Mau apa pria itu? Pria itu juga bertelanjang kaki saat menaiki ranjang. Dan sepertinya sengaja sekali menaruh benda sialan itu disamping wajahnya. Alat bantu sex yang bentuknya menyerupai alat kelamin pria.
" Sudah mulai tenang sayang? " Sulli menghela nafas, wanita itu terkesiap hingga tak sadar melenguh saat Keenan memasukkan satu jarinya kedalam intinya yang sialnya sudah basah. Sulli tidak terangsang karena Keenan, ini semua karena obat yang ia campurkan kedalam minumannya.
" Ugh! " Sulli menengadahkan kepalanya dengan mulut terbuka saat Keenan memasukkan tiga jarinya. Keenan mengambil kesempatan emas. Ia langsung memasukkan alat bernama dildo itu kedalam mulutnya sebagai pelicin. Sulli sampai menatapnya dengan mata membesar.
" Nikmati sayang , aku berjanji akan membuatmu ketagihan " Jarinya meninggalkan intinya. Pria itu menjilat cairan milik Sulli hingga membuatnya kaget. Ia mulai tak bisa berfikir jernih dibawah pengaruh obat saat Keenan meremas payudaranya dan memberikan kecupan-kecupan panas disebelah payudaranya.
" Please , kumohon jangan " Setengah berbisik. Sulli tak bisa mengontrol tubuhnya. Hatinya berteriak keras ingin melepaskan Keenan tapi tubuhnya begitu mendamba sentuhan. Ia bahkan melengkungkan punggungnya sebagai respon positif atas sentuhan kecil dipayudaranya.
" Husstttt! Dengan kamu yang basah dan melenguh aku tahu kamu menikmatinya sayang " Keenan menjilatnya lalu menggigit kulitnya halus. Sulli ingin menangis merasakan tubuhnya yang tak bisa dikontrol.
" Frustasi bukan? Aku juga.. saat kamu menolakku kemarin malam "
" Kak, Ugh~! " Sulli sampai menggigit bibirnya saat Keenan menggerakkan dildo didalam intinya. Pria itu bisa melihat wajah Sulli memerah. Saat ia menggerakkannya dengan pelan Keenan tahu Sulli sudah tidak tahan, ia tersenyum puas. Dalam hati ia mulai berhitung satu.. dua.. tiga..
" Minho kumohon... " Keenan meradang. Disaat genting masih sempat-sempatnya Sulli meneriaku nama suaminya. Gerakannya terhenti, Sulli menatap Keenan dengan pandangan tajam.
" Minho? Aku Ken sayang.. sebut namaku " Keenan membungkuk, menenggelamkan wajahnya diantara kedua kaki Sulli. Pria itu menjilat cairan Sulli begitu rakus , tubuh Sulli bahkan sampai melengkung saking frustasinya.
" Tidak! Lepaskan aku Kak " Ucapnya disisa-sisa kesadarannya. Keenan menggeram, suara ketukan dipintu membuatnya kesal , akhirnya ia bangkit dari ranjang meninggalkan Sulli yang tengah diambang pelepasan.