Chapter 44

3.3K 258 18
                                    


Jina kini terlihat tengah melamun dibalkon, dan jangan lupakan jika sekarang jam sudah menujukan pukul 19.30.

Dan Jina masih aja mengurung diri dikamar sejak ia pulang sekolah sekaligus dimarahi oleh Namjoon.

Tokk..tokk

Dan sejak tadi juga bibi Yoo mengetok pintu kamar Jina, memintanya untuk membuka pintu.

"Jina-ya, ayo kita makan" pinta bibi Yoo

"Aku tidak lapar, bi"

"Ayolah, bibi mohon!! Bibi sudah susah payah loh masakin makanan kesukaan kmu sama Jungkook" ucap bibi Yoo

"Bilang ke Jungkook bagian Jina buat dia aja" jawab Jina

"Ayolah, kmu nanti bisa sakit Jina" bujuk bibi Yoo lagi.

"Biarin aja Jina sakit, lagian udh gk ada yg perduli lagi ama Jina...hikss" jawab Jina dengan diakhiri tangisan.

"Kata siapa kalo gk ada yg perduli lagi sama kmu? Kan masih ada, Jaehyun,Guanlin,Jihyo,Jungkook,bibi Yoo,kak Hyorin,kak Hyora,papa dan juga Rehan. Mereka masih perduli dan sayang sama kmu Jina" ucap Bibi Yoo dengan susah payah menahan tangisannya yg mulai pecah.

"Akkkkhhhhhhhhhhh" terika Jina tiba tiba dari dalam kamar

"Jina! Jina-ya, buka pintunya" panik bibi Yoo setelah mendengar teriakan itu

"Jina kenapa bi?" tanya papa dong wook, saat sampai didepan kamar Jina, dan tentu saja setelah mendengar teriakan tadi.

"Aku gk tau pasti, tapi Jina tiba tiba teriak seperti tadi" jawab bibi Yoo

"Jungkook,Yoongi dobrak pintunya" perintah papa Dong Wook yg langsung diangguki oleh kedua cowo tadi.

"1...

2...

3..."

BRAKK

"JINA-YA!!!!" teriak Bibi Yoo histeris, saat melihat keadaan Jina yg tak sadarkan diri dengan darah dipergelangan tangan kanannya.








Skip

Rumah sakit

Kini Jina berada dikamar rawat VIP, setelah diobati oleh dokter, dan kini Jina sedang ditemani oleh bibi Yoo dan juga papa Dong Wook.

"Berhentilah menangis, Jina kan gpp" ucap papa Dong Wook, lantaran bibi Yoo sejak tadi tak berhenti menangis.

"Eughhh" terlihat ada pergerakan ditangan Jina yg sedang digengam oleh bibi Yoo

"Kau sudah sadar Jina?" tanya bibi Yoo saat melihat mata Jina perlahan terbuka.

"Dimana aku?" tanya Jina dengan suara serak

"Kmu lagi dirumah sakit" jawab bibi Yoo

"Kim Jina, knpa kau melukai dirimu sendiri dengan menyayat pergelangan tanganmu?" tanya papa Dong Wook, tapi bukannya menjawab pertanyaan Jina malah mempererat gengamannya dengan bibi Yoo

"Lebih baik panggilkan dokter untuk memeriksa Jina" suruh bibi Yoo saat menyadari situai, papa Dong Wook pun langsung keluar untuk memanggil dokter.

"Kau tidak apa apa?" tanya bibi Yoo, yg diangguki oleh Jina sebagai jawaban 'iya'

1 jam kemudian

Jina sekarang lagi main hp sendirian dikamar rawatnya, karena bibi Yoo harus pulang untuk membersihkan rumah sekaligus masak untuk orang rumah, sementara papa Siwon harus kerja dan sementara para abangnya masih ngelakuin kegiatan mereka masing masing, sampai akhirnya.........

Sepupu Dan Abang Bangtan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang