Hai, akhirnya Ems keluarin lagi cerita ini, setelah memikirkan jalan ceritanya. Buat yang udah baca ini silahkan langsung ke part 16 karena Ems mulai pembaharuan dari sana, yang mau baca ulang monggo.
Jackson Hole, Wyoming, USA
Diamond Crush Ranch,
June 1999
"Chelsea Jackson, come back here." Teriakan seorang wanita menggema di area peternakan luas itu.
Sementara itu sekarang anak perempuan berumur lima tahun berlari menjauhi suara wanita itu sambil tertawa, rambut pirangnya tampak berayun dipundaknya.
"Chelsea, jika kau tidak keluar sekarang. Jangan harap ada biskuit untukmu nanti malam."
Chelsea berlari menuju gudang tempat penyimpanan jerami, ia bersembunyi disudut yang ditutupi oleh jerami berbentuk kotak-kotak, ia menutup mulutnya dengan tangannya agar suara tawanya tidak terdengar keluar.
"Kenapa kau marah-marah honey?" Itu ayahnya, Chelsea bisa mendengar suaranya diluar pintu gudang.
"Tanyakan pada anakmu, ia membuang boneka yang baru dibelikan Greg kedalam kolam renang." Chelsea memutar kedua bola matanya walau ia tahu dari ibunya itu sangat tidak sopan.
Tapi dia tidak suka boneka, Uncle Greg selalu membawakannya boneka, ia tidak suka boneka, ia lebih suka kuda, tapi sayangnya orang dewasa tidak pernah mau menuruti keinginannya.
Ayahnya berkata dia belum cukup umur, ibunya berkata seorang wanita harusnya belajar menjahit dan menyulam daripada bermain dengan kuda.
"Itu anakmu juga." Chelsea kembali mendengar ayahnya berkata, ia bisa tahu pasti ibunya langsung mendengus.
"Chelsea Jackson, aku hitung sampai tiga jika kau tidak keluar dari sana. Jangan harap kau bisa bermain dengan Sabrina minggu besok."
What!!! No!!!
Chelsea langsung melompat keluar dan berlari menuju keluar gudang sambil berseru panik.
"No mommy, no please, please." Sahutnya lalu menggenggam tangan ibunya dengan wajah penuh permohonan.
Dia dan Sabrina adalah sepupunya, mereka sudah merencanakan untuk tidur dirumah pohon yang baru saja selesai dibangun oleh ayahnya.
"Kau janji akan berkelakuan baik sepanjang minggu ini?" Tanya Ibunya sambil bersedekap, Chelsea langsung mengangguk-anggukan kepalanya dengan kuat.
"Aku berjanji." Sahut Chelsea dengan penuh keyakinan.
"Baiklah, sekarang ambil bonekanya dan minta maaf pada uncle Greg." Sahut ibunya.
Chelsea hampir saja berjalan saat ia mendengar suara erangan yang berasal dari lumbung jerami. Ia melepaskan tangan ibunya dan kembali masuk kedalam.
"Chelsea." Seru ibunya.
"Sebentar." Chelsea mencari-cari suara yang ia dengar tadi, kemudian ia berdiri kaku saat melihat apa yang ada dibelakang jerami yang belum sempat dinaikkan keatas.
"Daddddyyyy..." Jeritan Chelsea membuat ayahnya segera melempar peralatan yang dibawanya dan berlari masuk diikuti oleh ibunya.
Teriakan Chelsea mereda saat ibunya dengan sigap menggendong dirinya, Chelsea mendengar ayahnya mengumpat yang kata guru sekolah minggu Chelsea itu juga dilarang.
Chelsea melihat beberapa pekerja peternakan berlari mendekati lumbung dan ayahnya berteriak menyuruh seseorang memanggil dokter.
"Diam disini." Perintah ibunya sambil menurunkan Chelsea dan mendekati ayahnya.
Chelsea melangkah kearah yang tidak ditutupi oleh ibu dan ayahnya, sekarang ia bisa melihat seorang anak laki-laki tampak terluka, wajahnya tertutup darah yang mengalir deras dari keningnya.
Itu yang membuat Chelsea berteriak tadi, anak itu mundur ketakutan saat ayahnya mendekatinya tapi akhirnya ia mengerang karena luka-luka yang ada di sekujur tubuhnya.
"Ya Tuhan Phill, dia dicambuk." Chelsea mendengar ibunya berkata seperti itu kepada ayahnya.
Chelsea tahu apa arti dicambuk, ia mempelajari kata itu disekolah, kata itu diberlakukan hanya bagi kuda yang nakal.
Tapi kata ayahnya, dipeternakan punya orangtuanya ini dilarang untuk mencambuk kuda, lalu anak ini dicambuk seperti kuda.
Chelsea kembali melihat ibunya berusaha mendekati anak laki-laki itu yang memandang waspada.
"Dimana dokternya?" Teriak ayahnya pada salah satu koboi yang berada disana. Chelsea kembali memandang anak laki-laki itu yang ternyata balas memandang Chelsea.
"Listen, aku Pippa dan ini suamiku. Kami akan menolongmu okay, siapa namamu?" Tanya ibunya, Chelsea berjalan makin mendekat hingga berada dibelakang ibunya yang terkejut saat melihat Chelsea.
"Chels."
"Honey, siapkan kamar tidur aku dan Jacob akan membawa anak ini untuk diobati." Sahut ayahnya.
"Ayo Chelsea." Sahut ibunya sambil bangkit berdiri dan menarik tangan Chelsea.
"Aku mau disini, dia sendirian mommy." Sahut Chelsea.
"Ada daddy-mu disini." Sahut ibunya.
"Dia takut dengan daddy." Sahut Chelsea lalu mendekati anak laki-laki itu yang masih membisu.
"Pergilah." Chelsea mendengar ayahnya berkata kepada ibunya.
"Namaku Chelsea, namamu siapa?" Tanya Chelsea, anak laki-laki itu masih diam tak merespon hanya matanya saja yang bergerak.
"Phill, dokter datang." Teriak orang yang ditugaskan ayahnya untuk memanggil dokter.
"Listen, ini ayahku dan itu uncle Jacob. Mereka akan mengobatimu." Sahut Chelsea lagi.
"Kau tidak perlu takut okay." Sahut Chelsea, tanpa disadari anak laki-laki itu mengangguk, dengan segera ayahnya maju.
"Ini akan sakit, tahan sebentar ya." Kemudian ayahnya dan Uncle Jacob mengangkat anak itu yang langsung menjerit kesakitan.
Chelsea setengah berlari mengikuti ayahnya menuju kedalam rumah, ia melihat ibunya telah berada dikamar yang dipakai jika keluarga Sabrina menginap disini.
"Ya Tuhan, apa yang terjadi dengan anak ini?" Chelsea mendengar dokter Howard berseru.
"Ceritanya panjang, tolong obati dirinya." Sahut ayahnya, Chelsea yang hampir masuk kedalam dengan segera ditahan oleh ibunya yang langsung menggeleng.
"Bagaimana kalau kita menyiapkan cookies untuk anak itu, dia pasti kelaparan setelah diobati oleh dokter." Sahut ibunya, Chelsea menimbang sebentar lalu mengangguk.
Ia menoleh kedalam kamar dan melihat anak laki-laki itu masih memandang keluar tempat ia berdiri sebelum uncle Jacob menutup pintu kamar.
---------
Done prolog-nya
Bagaimana?
Lanjut atau tidak? 😂😂😂
Jangan lupa vote dan komennya
Dari Ems si fakir vote
See you in next chapter
Regards,
Emslenora 😘❤😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Will Be The Same
RomanceJatuh cinta dengan Marc yang notabene adalah kakak laki-lakinya bukanlah pilihan Chelsea tapi itulah yang terjadi pada dirinya. Dari sekedar kedekatan dan perlindungan Marc sewaktu disekolah membuat ia menyadari rasa sayang dan kagummya kepada Marc...