Update..
Update..
Ready??
Happy Reading
---------
Sorak - sorai memenuhi arena pacu kuda itu, Chelsea memanjat keatas pagar untuk melihat lebih jelas. Ia melihat kuda yang dipacu Ben hanya seukuran kepala dengan kuda Marc.
"Pria itu kompetitif." Chelsea menoleh saat mendengar suara ayahnya yang berada disampingnya.
Ya, Ben sangat kompetitif, Chelsea sudah terbiasa melihat Ben penuh niat untuk menang diruang persidangan. Pria itu berlomba untuk menang, tidak ada kata kalah untuk dirinya dan itu yang terlihat sekarang.
Sepuluh meter sebelum garis finish, Chelsea melihat kuda Ben memimpun sementara Marc mencoba mengejar Ben, jarak mereka terpaut tidak terlalu jauh.
Seperti ada yang menyalakan speaker, sekali lagi dengung seruan terdengar saat Ben melewati garis finish, tapi Bem tidak berhenti ia melajukan kudanya terus hingga berada dihadapan Chelsea yabg tengah duduk dipagar.
Ben menarik tali kekangnya dan berusaha mengendalikan kudanya sembari mengulurkan tangannya kearah Chelsea yang yang hanya terpana.
"Wanna riding with me?" Tanya Ben sambil tersenyum simpul. Chelsea melihat Marc tengah memandang mereka dalam diam. Ia kemudian menoleh kearah ayahnya meminta persetujuan.
Chelsea menyambut uluran tangan Ben setelah ayahnya mengangguk mengiyakan. Kaki Ben keluar dari sadel untuk mempermudah Chelsea naik keatas punggung kuda.
"Ingin duduk dibelakang atau didepan?" Goda Ben membuat Chelsea menggelengkan kepala lalu menempatkan dirinya dibelakang Ben.
"Pegangan." Seru Ben lalu menekan bagian badan kuda memberi isyarat untuk berlari, spontan Chelsea langsung memeluk pinggang Ben saat kuda itu mulai berpacu.
Chelsea melihat Marc yang tengah berdiri bersama pegawai ayahnya dan hanya melihat saat Ben dan Chelsea melewati dirinya. Chelsea dapat mendengar siulan menggoda dari pegawai ayahnya.
"Kemana?" Tanya Ben setengah berteriak setelah mereka berkuda beberapa saat.
"That way." Sahut Chelsea sambil menunjuk kesatu arah, Ben membelokkan arah kudanya kearah yang ditunjuk Chelsea. Ia memacu kudanya perlahan saat mereka mendaki bukit.
"Wow." Sahut Ben saat melihat apa yang terhampar dihadapannya, Ia berhenti dan mengulurkan tangannya kebelakang dan Chelsea menjadikan tangan Ben sebagai pegangan, ia melompat turun dari kuda kemudian disusul oleh Ben.
"Yes wow." Sahut Chelsea, Ben mengikat kudanya di sebatang pohon dan berjalan mendekati Chelsea yang tengah berdiri memandang dibawah bukit itu.
"Kau tidak bisa mendapatkan pemandangan seperti ini di London." Sahut Ben, dihadapannya terhampar hutan yang masih murni tidak terjamah oleh tangan manusia. Disebelah kanan Ben bisa melihat peternakan milik Chelsea, puluhan sapi yang tengah merumput, para koboi yang tengah mengawasi.
"Kau beruntung tinggal disini Chelsea." Sahut Ben, Chelsea hanya tersenyum kecut tidak membalas perkataan Ben yang memandang penuh tanya.
"Ok, ada apa? Aku bukan orang bodoh dan bisa dibohongi saat kau bilang tidak ada apa-apa." Sahut Ben serius lalu memutar tubuh Chelsea hingga berhadapan dengannya.
"Ada apa Chelsea? Apa yang membuat kau tidak nyaman pulang kemari?" Tanya Ben lembut.
Chelsea menarik napas panjang lalu memandang Ben, melihat keingintahuan murni dari Ben.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Will Be The Same
RomanceJatuh cinta dengan Marc yang notabene adalah kakak laki-lakinya bukanlah pilihan Chelsea tapi itulah yang terjadi pada dirinya. Dari sekedar kedekatan dan perlindungan Marc sewaktu disekolah membuat ia menyadari rasa sayang dan kagummya kepada Marc...