💍4

3.8K 414 30
                                    

Disclaimer : Naruto punya Om Masashi Kishimoto

Warning : Bahasa tidak baku, EYD tidak sempurna, karakter OOC, AU.



Amano Hinata.

Atau orang Indonesia lebih suka membalik nama depan dan marga orang Jepang menjadi Hinata Amano.

Tapi menurut Hinata itu tidak menjadi masalah, karena Amano bukanlah sebuah nama marga orang Jepang.

Hinata, dia adalah gadis asal Semarang, Jawa tengah. Pemberian nama Amano bukanlah tanpa alasan. Nama ini sebenarnya diambil dari kisah awal pertemuan kedua orang tuanya.

Dulu kedua orang tuanya pertama kali bertemu di dalam pesawat saat perjalanan bisnis ke Jepang. Sama-sama dikirim oleh perusahan tempat mereka bekerja, tapi di Jepang mereka terpisah. Ayahnya yangbsaat itu dikirim ke kantor cabang di Kyoto sedangkan ibunya tetap berada di perusahaan pusat di Tokyo.

Lebih dari 3 tahun mereka tidak bertemu dan berhubungan. Mereka berdua hanyalah sebatas teman satu pesawat yang berangkat bersama ke Jepang karena pertukaran karyawan. Dan sekembalinya ke Indonesia, mereka dipertemukan kembali karena sebuah insiden kerusakan mesin absen manual di kantor mereka. Pada saat itu Finger print hanya digunakan oleh beberapa divisi saja. Seluruh karyawan menyebut mesin itu dengan sebutan Amano. Dan dari sanalah asal mula mengapa dia dinamai dengan Amano dan dapat berbahasa jepang dengan lancar. Semua tidak terlepas dari kisah kedua orang tuanya.

Ya... orang tuanya.

Hinata menghela napas dan menghembuskannya perlahan. Dadanya terasa sesak. Tidak terasa sudah dua hari dirinya berada di Jepang, itu berarti sudah dua hari juga dia menghilang. Hinata yakin, saat ini kedua orang tua dan adiknya pasti sangat mengkhawatirkannya. Meremas jemarinya pelan, Hinata begitu merindukan keluarga kecilnya itu.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Shikamaru melihat wajah tamunya ini terlihat memerah.

Mendengar pertanyaan dari Shikamaru, Hinata pun segera mengangguk pelan. Walaupun dia sedikit merasa hidungnya sedikit tersumbat dengan tenggorokan yang terasa kering.

"Aku baik-baik saja," jawab Hinata dengan suara yang sedikit serak.

Mengerutkan kening, Shikamaru bertanya lagi karena merasa tidak cukup yakin. "Benarkah?"

Belum sempat menjawab, Hinata tiba-tiba bersin dan membuat Shikamaru segera memegang keningnya untuk mengecek suhu tubuh gadis itu.

"Kau ternyata demam!" Seru Shikamaru kemudian. Badan gadis ini terasa panas, pantas saja jika wajahnya terlihat memerah.

Mungkin gadis ini terlalu lama di luar ruangan, pikir Shikamaru.

"Aku sehat!" bantah Hinata cepat. Walaupun begitu dia memang merasakan suhu tubuhnya yang memanas, bahkan tenggorokannya saja sekarang terasa sedikit gatal.

Apa aku terkena flu? Uh... tubuh iklim tropisku!

"Tunggu sebentar!" Ucap Shikamaru segera berdiri dan menuju mini kitchennya itu.

Hinata menatap Shikamaru yang ternyata sedang memasak sesuatu. Sedikit kasihan juga melihat jalan pemuda itu yang sedikit terpincang ketika menabrak meja atau sesuatu.

Entah harus bersyukur atau bersedih dengan keadaan yang menimpanya ini. Meskipun Hinata sedang dalam keadaan sulit tapi dia masih dipertemukan dengan orang-orang baik. Memikirkan itu saja membuat hati Hinata perlahan menghangat.

Dan sepanjang pemuda berkuncir itu memasak, Hinata terus menatap punggung Shikamaru dengan senyum yang sesekali terukir.

"Makanlah!"

Itsumo Matte Iru Jikan ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang