💍25

2.4K 330 60
                                    

Disclaimer : Naruto punya Om Masashi Kishimoto

Warning : Bahasa tidak baku, EYD tidak sempurna, karakter OOC, AU.


"Kamu kok bisa ada di Jepang, Laras?"
Hinata sangat terkejut dengan kedatangan sang adik. Bagaimana bisa adiknya berada di Jepang?

Apa mungkin karena dirinya menghilang secara tiba-tiba, keluarganya di Indonesia mencari dirinya sampai ke tempat ini?

Atau mungkin... adiknya juga tersesat di Jepang dengan cara yang sama seperti dirinya?

Laras duduk dengan manis di samping Hinata. Gadis itu juga mengeluarkan kotak kecil berwarna hitam dari dalam tasnya.

"Taraaa... jenang kudus kesukaannya mbak Nata!" Laras menyodorkan bungkusan itu pada Hinata sambil tersenyum lebar.

Setelah Laras masuk, semua orang di ruangan itu terdiam dan tanpa banyak bicara meninggalkan dia dan Laras hanya berdua saja.

"Kamu belum jawab pertanyaannya mbak!" Hinata mengingatkan dengan sedikit galak. Mengambil bungkusan itu, Hinata masih tetap menatap adiknya dengan bingung.

Senyum Laras memudar, gadis itu pun menatap Hinata dengan sendu. Diperhatikan lagi kakaknya ini lebih kurus dari terakhir kali mereka bertemu. "Selama beberapa bulan ini keluarga Hyuuga tidak memberi kabar tentang kesehatan mbak Nata. Bapak sama Ibu khawatir banget!"

Hinata mengerutkan kening, bingung. "Kesehatanku?"

"Iya... mlMbak Nata sempat sakit dan harus dibawa pulang ke Jepang untuk pengobatan. Keluarga Hyuuga di bulan pertama rutin memberi kabar tentang kesehatan mbak setiap hari, tapi tiba-tiba beberapa bulan terakhir lost contact begitu saja. Karena tahun ini Laras kuliah di sini, jadi Laras nyariin mbak Nata."

Hinata tahu adiknya sangat ceplas-ceplos tapi yang masih belum dapat diterimanya adalah tentang dia dibawa pulang ke Jepang?

Sejak kapan dia jadi orang Jepang jika keluarganya adalah orang Indonesia?

Tunggu... Apa tadi? Hyuuga katanya?

"A-apa?"

Tidak mengetahui wajah Hinata yang semakin kebingungan, Laras terus berbicara.

"Ah... kenapa tadi Akira disuruh keluar mbak? Kan Laras juga kangen sama keponakannya Laras. Akira udah gede ya mbak?" Laras menatap pintu kamar yang tertutup dengan sedih. Padahal dia sudah jauh-jauh membelikan keponakannya itu hadiah dari Indonesia.

"Laras... a-aku Hinata Amano!" Hinata menatap adiknya seolah gadis itu adalah hantu yang muncul di siang bolong.

Laras kembali menatap Hinata dengan sendu, sangat kasihan pada kakak iparnya ini. Meskipun tali ikatan yang menghubungkan Hinata dan keluarganya sudah terlepas tapi Laras tetap menyayangi wanita lembut ini.

"Mas Dhitya udah pergi, Mbak! Mbak Nata boleh kok pakai nama keluarga mbak Nata lagi." Suara Laras tercekat ketika mengatakan nama mendiang kakak laki-lakinya.

Hinata membelalakan mata.

"Jangan khawatir, walaupun Mas Dhitya udah nggak ada tapi Mbak Nata tetep jadi keluarga kami. Jadi... kalau mbak Nata kangen Indonesia cukup pulang aja. Usaha bakso bakar sama soto Lamongannya bapak juga  udah tambah gede mbak. Kita udah bisa buka 5 cabang lho!"

Dhitya? Usaha soto lamongan?

Laras mengambil buah apel milik Hinata dan mengupasnya tanpa permisi. Perjalanan ke rumah sakit membuatnya cukup lapar. Sambil terus mengupas apel, Laras terus berbicara.

Itsumo Matte Iru Jikan ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang