💍9

2.6K 326 32
                                    

Disclaimer : Naruto punya Om Masashi Kishimoto

Warning : Bahasa tidak baku, EYD tidak sempurna, karakter OOC, AU.


Sasuke menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Dia merasa jika perasaannya sering berubah akhir-akhir ini. Kadang terasa sesak yang sangat di dadanya, marah pada sesuatu yang tidak dimengertinya, benci dengan dirinya sendiri dan selalu teringat dengan gadis bernama Hinata.

Sasuke bahkan tidak dapat tidur dengan nyenyak karena setiap malam bayangan seorang gadis berseragam SMA yang memanggil nama Naruto terus hadir di mimpinya. Ketika Sasuke terbangun, air mata sudah mengalir di pipi tanpa alasan yang jelas. Dia sendiri tidak tahu mengapa dia harus menangis dan marah dengan sesuatu yang abstrak. Sasuke benar-benar tidak mengerti. Tapi yang jelas... keberadaan gadis bernama Hinata itu begitu mengganggunya.

Sasuke kembali mengingat kejadian saat dia harus mengobrak-abrik ruangan asisten Menma hanya karena tanpa sengaja menemukan foto Hinata dan Shikamaru yang terlihat sangat dekat tercecer di meja asissten CEO Uzumaki Group itu. Seketika amarah langsung menguasainya. Dia pun berubah kalap dan murka.

Walaupun di ruangan itu Sasuke hampir saja melecehkan Hinata, tapi di dalam hatinya Sasuke merasa apa yang dilakukannya itu terasa benar. Dan Sasuke tidak menyesali perbuatannya itu sedikitpun. Sasuke juga tidak tahu jika Hinata datang ke tempat yang sama dengannya. Apa itu hanya kebetulankah?

Melihat gadis itu bercengkrama dengan Ibu dan keponakannya  saat ini membuat Sasuke begitu lega. Seperti memang itu yang sudah seharusnya terjadi.

"Ayah!!" Akira melambaikan tangan pada Itachi yang baru memasuki ruang tengah.

Melihat jagoan kecilnya terlihat biasa saja dengan orang yang baru ditemuinya, membuat Itachi tersenyum. "Akira punya teman baru, hm?"

Setahu Itachi, sang putra akan segera memasang sikap defensif dan antipati jika bertemu dengan orang baru. Bocah itu akan berubah menjadi sangat jahil dan menjengkelkan.

"Oh... Bibi ini?" Akira lalu menghadap ke Hinata. Sedangkan Hinata hanya menatap bocah itu dengan bingung."Sekarang kita teman ya, Bi!"

Hinata segera melirik pada Itachi yang dibalas anggukan kepala oleh pemuda itu.

"Ah... I-iya. Kita teman sekarang!"

Mendengar jawaban Hinata, Akira pun tersenyum lebar. "Yey... Akira punya teman. Jadi Akira dapat mobil ya, Ayah? Waktu itu Ayah janji membelikan Akira mobil jika Akira punya teman!"

"Tentu saja, Jagoan!" Itachi mengelus kepala Akira yang sudah berbinar-binar sekarang.

Hinata hanya melongo melihat interaksi Ayah anak ini.

Semudah itukah meminta sebuah mobil? Oh... beruntung sekali menjadi anak dari seorang Uchiha Itachi, batin Hinata.

"Hinata!!"

Tiba-tiba Mikoto menubruk Hinata dengan mata berkaca-kaca.  "Akhirnya kau datang juga! Ibu senang!"

"Ibu?" gumam Hinata tidak mengerti.

"Mulai sekarang panggil Kaa-san saja. Biarkan wanita tua ini merasakan memiliki seorang putri." Mikoto membelai rambut Hinata dengan penuh sayang.

"Ah... baiklah Bi..."

Mikoto sudah melotot padanya.

"... Kaa-san!"

Wajah Mikoto pun berubah cerah. Memang selama ini yang dia inginkan. Memiliki seorang putri. Mikoto tahu, keluarga Uchiha ini terlalu kuat dengan gen laki-laki mereka.

Itsumo Matte Iru Jikan ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang