Pagi itu suasana di halaman SMA Pelita begitu ramai, semua murid mengikuti class meeting yang diadakan setiap akhir ujian semester, sebagai kegiatan menjelang penerimaan raport.
Seluruh kegiatan ekstra kurikuler yang ada di sekolahan tersebut mengadakan acara sesuai dengan bidangnya masing-masing. Shawn sebagai salah satu anggota klub fotografi pun ikut disibukkan dengan kegiatan dari grup ekskulnya tersebut dengan mengambil objek gambar di lingkungan sekolah. Tema yang diangkat kali ini tentang keindahan yang terdapat di area SMA Pelita.
Cowok hitam manis berambut ikal tersebut memilih taman belakang sekolah sebagai tempat untuk mengambil objek gambarnya. Selain terdapat pohon-pohon yang rindang dan beraneka jenis bunga, hamparan rumput Jepang nan hijau menambah keasrian taman, yang menurutnya menjadi objek paling tepat untuk dia abadikan.
Shawn berjalan mengelilingi taman sambil sesekali membidikkan kameranya ke arah objek yang dianggapnya menarik. Saat dia melangkah dan hendak mengambil gambar kembali, tiba-tiba sebuah objek membuat tangannya seketika membeku, matanya tak berkedip memandang keindahan yang terpampang di hadapannya saat itu, serta hatinya tak henti memuji.
Bahkan kecantikan bunga-bunga di taman itu seolah dikalahkan oleh hadirnya sosok yang tiba-tiba berdiri tak jauh dari tempatnya saat ini.Shawn tak ingin kehilangan momen indah tersebut, kameranya segera membidik keindahan yang seolah dijatuhkan oleh langit tepat di hadapannya.
Sosok yang menjadi objek Shawn pun menyadari bahwa baru saja ada yang memotret dirinya, refleks dia pun menegur cowok tersebut karena sudah mengambil gambarnya tanpa izin.
"Hey, kamu ngapain motretin aku gitu, heh?!"
Shawn yang ketahuan pun dibuat salah tingkah, sambil menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal.
"Cantik-cantik, kok, galak," gumam Shawn.
"Ngomong apaan barusan?" Lagi-lagi sosok itu dibuat kesal dengan ulah Shawn.
"E-eh.. enggak.. cuma bilang, kamu itu cantik." Shawn berusaha melumerkan hati sosok indah itu dengan rayuan gombalnya.
"Nggak mempan rayuan kamu! Maksudnya apa coba motretin aku gitu?" Sosok itu masih mengejar meminta penjelasan.
Akhirnya Shawn berjalan mendekat ke arahnya. Dan begitu jarak di antara mereka tinggal beberapa langkah saja, cowok tersebut mengulurkan tangannya.
"Shawn." Cowok itu menyebutkan namanya sebagai perkenalan, berharap sosok cantik tersebut mau membalas.
"Nggak nanya!"
"Jangan galak-galak, dong, ntar ilang lho cantiknya." Shawn masih saja berusaha untuk meluluhkan si cantik tersebut.
"Kamu ngapain motretin aku?"
"Iya, maaf. Aku ada tugas ekskul buat motret, kebetulan temanya tentang keindahan. Pas banget tadi nggak sengaja lihat kamu, spontan aja aku jepret, sesuai dengan temanya, kamu cantik." Shawn masih saja berusaha keras buat merayu cewek cantik tersebut.
"Dasar cowok, lihat yang bening dikit aja, matanya nggak bisa dikondisikan!" Si cewek cantik itu masih saja mengomel, tidak terima dirinya dijadikan objek oleh Shawn. Dan tanpa berkata-kata lagi, cewek itu membalikkan badan dan berlalu dari hadapan Shawn.
"Hey! Kamu belum nyebutin nama kamu. Aku Shawn, kamu siapa?" teriak Shawn.
"Nggak nanya! Ngomong aja sama pohon!" Cewek itu balas berteriak sambil terus berjalan menjauh, meninggalkan Shawn dengan rasa penasarannya.
"Gila! Galak bener, ya, tapi cantik. Perasaan aku belum pernah lihat dia sebelum ini. Anak kelas mana dia." Shawn bicara sendiri. Atau jangan-jangan cowok itu beneran lagi ngomong sama pohon seperti yang disuruh sama si cewek cantik tadi.
***
Di ruang ekskul fotografi, Shawn masih terus mengamati potret gadis cantik yang tiba-tiba hadir di hadapannya tadi. Dia benar-benar tersihir oleh kecantikannya. Kamu itu siapa, sih? Tiba-tiba muncul di hadapanku memancarkan aura keindahanmu lalu pergi gitu aja, batin Shawn.
"Hey, Boy, ngapain bengong kayak gitu, kesambet baru tahu rasa, Lo!" Desta-teman satu ekskulnya membuyarkan lamunan Shawn.
"Sapa juga yang ngelamun, orang lagi mengagumi keindahan yang baru saja aku temuin," sanggah Shawn.
"Ngigau, lo, ya?"
"Sini, deh, aku kasih lihat hasil bidikan kameraku pagi tadi, tapi awas jangan ikut-ikutan mengagumi dia, ya, aku duluan yang nemuin dia!"
"Diih.. belum apa-apa udah kasih warning, nggak jelas banget!" Desta tak urung mendekati Shawn dan melihat foto yang dijepret oleh temannya tersebut.
"Anjiirrr! Siapa, nih, bening banget!" Ternyata Desta pun dibuat kagum oleh kecantikan si gadis tadi.
"Tuh kan, baru juga diomongin, jangan ikutan mengagumi dia, aku duluan yang nemuin dia!" omel Shawn.
"Heh, cuma cowok yang nggak normal yang nggak mengagumi kecantikan cewek itu," balas Desta.
"Ketemu di mana, Lo?" sambung Desta.
"Di taman belakang. Cantik, sih, tapi galak banget. Ditanyain siapa namanya aja nggak mau ngasih tahu, malah pergi sambil ngomel-ngomel," adu Shawn.
"Kok bisa? Lo apain emangnya?" tanya Desta.
"Ya tadi pas lagi asyik motret, tiba-tiba aja dia muncul di hadapanku, ya, refleks aku ambil gambarnya, eh, dianya malah marah-marah gitu. Padahal aku udah jelasin kalau aku motret dia karena dia itu cantik."
"Huahahaha.. rasain, Lo! Nggak semua cewek itu bisa dengan mudah ditaklukin hanya karena kita bilang dia cantik! Syukurin, Lo!" Desta tertawa puas demi mendengar kisah temannya tersebut.
"Terserah, deh.. ketawa aja sepuasmu!"
"Huahahaha.. masak iya, seorang Shawn nyerah gitu aja hanya karena diomelin cewek?!" Desta makin menertawakan Shawn.
"Masalahnya, aku nggak tahu siapa dia, anak kelas mana. Gimana bisa aku nyari dia, coba? Masak iya, aku harus masukin satu persatu kelas yang ada di sekolahan ini?!"
"Iya juga, sih." Desta kali ini manggut-manggut.
"Kamu pernah lihat dia nggak? Perasaan aku belum pernah lihat cewek ini sebelumnya," kata Shawn.
"Sama, wajahnya terlihat asing buat gue. Hampir semua siswi yang punya wajah di atas rata-rata di sekolah ini gue kenal, tapi cewek itu, sama sekali belum pernah lihat."
Hal itu makin membuat Shawn pusing tujuh keliling, memikirkan kapan dan di mana, dia bisa bertemu kembali dengan makhluk cantik yang baru dilihatnya tadi pagi.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance ✔
Teen FictionKhansa Alea, gadis pindahan dari kota Bandung yang sekarang bersekolah di SMU Pelita, Surakarta, awalnya begitu jutek dengan sosok Shawn-cowok hitam manis yang hobi fotografi sekaligus jago dalam menaklukan hati cewek. Pertemuan keduanya dimulai ket...