"Ciee.. yang udah rujuk," goda Nadea saat melihat Khansa masuk kelas ditemani oleh Shawn.
"Apaan sih, De."
Khansa terlihat tersipu mendengar celoteh temannya itu. Sedangkan Shawn tertawa menimpali candaan Nadea.
"Aku ke kelasku dulu ya, Sa. Ntar ketemu lagi pas istirahat."
"Iya. Kamu met belajar."
"Kamu juga. Belajar yang fokus, jangan mikirin aku mulu."
"Diihh.. sapa juga yang mikirin kamu. Ge-er!"
"De, nitip pacar aku, ya. Jangan sampai badmood lagi, ntar aku juga yang repot!"
Shawn cengar-cengir sambil menepuk-nepuk puncak kepala Khansa.
"Iihhh.. apaan sih, Shawnnnnn. Udah sanaaaa balik ke kelasmu!" Khansa memberengut.
Shawn pun bergegas meninggalkan kelas Khansa dengan hati yang menghangat. Dia senang karena bisa kembali melihat tingkah manja pacarnya.
"Seneng deh lihat kalian akur seperti itu."
Khansa tersenyum sambil matanya terus menatap pintu kelas, meski sosok kekasihnya telah menghilang, kembali ke kelasnya.
"Aku juga lega rasanya, De, bisa baikan lagi sama Shawn."
"Gitu dong, jangan berantem mulu. Oh ya, kamu udah ngerjain PR Matematika belum, Sa?"
"Udang dong. Kenapa emang?"
Nadea tersenyum lebar. "Pinjem dong, Sa.. boleh, ya.."
"Lha kamu ngapain semalam nggak ngerjain tugas, De?"
"Lupa! Abisnya semalam asyik chattingan sama Robby."
"Dih, kelakuannya ya! Mentang-mentang lagi pedekate terus tugas sekolah dilupain gitu aja," sewot Khansa.
"Sekali ini doang, Sa. Namanya juga lupa. Pinjemin ya, Sa.. please," rayu Nadea.
Khansa mencibir. "Nih, untung aku lagi baik, jadi mau minjemin kamu. Tapi awas aja kalau besok-besok pake acara lupa lagi!"
Nadea langsung menyambut buku dari tangan Khansa kemudian dengan khusyuk menyalinnya.
"Mau makan apa, Sa?" tanya Shawn ketika berdua dengan Khansa di kantin pas jam istirahat.
"Ini aja, siomay sama es teh ya, Shawn."
"Oke. Tunggu ya biar aku pesenin," kata Shawn yang kemudian bergegas menuju tempat pemesanan.
"Sendirian aja, Sa?"
Khansa baru saja membuka novel (Not) Puppy Love yang dia bawa ketika seseorang menyapanya.
"Eh, Ryan. Nggak kok, barengan sama Shawn, orangnya lagi pesan makanan," jawab Khansa.
"Oh, sama Shawn."
Wajah Ryan berubah datar saat Khansa menyebut nama Shawn.
"Kenapa, Yan?"
"Enggak, kok. Oya, Sa, puisi-puisi yang ada di mading itu kamu yang bikin?"
"Iya. Kenapa, Yan?"
"Keren! Sumpah puisi kamu itu bikin hati meleleh. Ditambah lagi pemilihan diksinya oke banget."
Khansa tersenyum senang.
"Makasih ya, Yan."
"Boleh tuh, kita kolab, kamu bikin puisi buat lirik lagu band aku, ntar aku sama teman-teman bikin nada yang catchy. Gimana, Sa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance ✔
Teen FictionKhansa Alea, gadis pindahan dari kota Bandung yang sekarang bersekolah di SMU Pelita, Surakarta, awalnya begitu jutek dengan sosok Shawn-cowok hitam manis yang hobi fotografi sekaligus jago dalam menaklukan hati cewek. Pertemuan keduanya dimulai ket...