Dia

21 19 1
                                    

Shawn memetik gitarnya dengan tatapan mata menerawang. Hati dan pikirannya tidak sedang menyatu dengan jiwanya, melainkan berada di tempat lain, terpusat pada sosok gadis yang belakangan ini telah menyita perhatiannya--Khansa.

Shawn sudah kehilangan kesempatan untuk bisa menunjukkan kesungguhan hatinya terhadap Khansa. Gadis itu tidak mau lagi bertemu dengannya, jangankan bertegur sapa, jika berpapasan secara tidak sengaja pun, Khansa pasti langsung berbalik arah, menghindar. Baru kali ini dia merasakan perasaan seperti ini, sesuatu yang berasal dari lubuk hati terdalamnya. Tidak dengan sebelum-sebelumnya, satu perempuan pergi--dia tidak pernah kehilangan, yang ada justru Shawn dengan mudah mendapat penggantinya. Selalu seperti itu. Tapi tidak berlaku untuk seorang Khansa Alea.

Layar ponsel Shawn menampilkan notif sebuah pesan whatsapp.

Agatha
"Shawn, lagi di mana? Jalan, yuk.."

Agatha--cewek dari SMUN 7 yang juga sering menjadi teman jalannya Shawn.

Cowok itu mendesah malas membaca pesan dari Agatha. Padahal sebelumnya, dia selalu antusias jika cewek itu mengajak ketemuan seperti ini.

Agatha
"Lagi sibuk ya, Shawn?"

Agatha kembali mengirimkan pesan ketika Shawn tidak segera membalasnya.

"Nggak sabaran amat, sih, jadi cewek," gerutu Shawn yang segera mengetik balasan untuk Agatha.

Shawn Adrian
"Malas. Lagi pengin di rumah."

Tak sampai lima menit kemudian Agatha sudah membalasnya.

Agatha
"Yaaahhh.. tumben males gitu. Ya udahlah, aku nyari teman jalan lain."

Shawn tersenyum sinis membaca balasan dari Agatha. Cewek ini ternyata doyan juga keluyuran sama cowok-cowok lain, batin Shawn.

Cowok itu beranjak dari teras rumah sambil menenteng gitarnya untuk masuk ke kamar, perasaannya benar-benar sedang suntuk malam ini, dia memilih untuk segera pergi tidur.

***

"Shawn, ntar pulang sekolah jangan lupa ada kelas ekskul fotografi. Kita dapat tugas buat hunting objek dari pak Rudy."

Desta mengingatkan Shawn tentang tugas fotografi ketika mereka sedang berada di kantin.

"Hhmmm." Respon singkat Shawn.

"Kenapa sih, Lo? Tumben nggak bersemangat gitu," tanya Desta sambil mengunyah kentang goreng pesanannya.

Belum sempat Shawn membalas, ketika seorang cewek menghampiri meja mereka.

"Hey, Kak Shawn. Nanti aku bareng sama kakak ya, buat hunting objek," sapa Gea--anak kelas 10 yang juga satu kelas ekskul fotografi dengan Shawn dan Desta.

"Oh. Sorry, kamu bareng sama yang lain aja, ya. Aku lagi nggak bawa motor, nanti aja aku nebeng sama Desta," jawab Shawn sambil melirik Desta.

Sementara temannya itu dibuat bingung. Sejak kapan Shawn nggak bawa motor, batin Desta.

"Ooo.. Ya udah kalau gitu. Lain kali aja aku bareng kakak."

Gea beranjak dari hadapan Shawn dengan kecewa.

"Kenapa lo pake bohong, sih, sama anak kelas sepuluh itu. Biasanya juga kalo ada cewek yang mau nebeng, elo dengan senang hati menyambutnya," tanya Desta.

"Sekarang udah nggak biasa lagi, Des," sahut Shawn yang diiringi tatapan penuh tanya dari Desta.

Sementara tidak jauh dari meja Shawn, Khansa melihat kejadian barusan. Dengan jelas gadis itu mendengar Shawn menolak permintaan cewek tadi.

Second Chance ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang