28

7K 550 26
                                    

Sudah 3 minggu berlalu,Gracia merasakan harinya menjadi lebih baik dari yang biasanya,hanya saja rasa rindu pada seseorang membuat nya terkadang tak bisa berkonsentrasi melakukan hari-harinya,di mulai dari pagi ini,ketika cuaca mendukung bunga bunga bermekaran di lapisi genangan embun pagi yang membuat harum bunga menyejukan tokoh bunga itu.

Jemarinya bersemangat menyemprot bunga bunga yang telah di petik itu dengan air lagi,agar bunga Mawar putih yang tengah di genggamnya tak layu.

Mencium nya disela sela semprotan, dan menggabungkannya dengan beberapa tangkai mawar putih.berharap bunganya tak layu seperti kemarin kemarin,karena entah sejak kapan Gracia mulai mencintai mawar putih.

" Mawar putih sangat pas buat kamu,
Cantik,anggun,lembut,dan menarik"

Suara berat seseorang membuat Gracia cepat cepat menoleh kebelakang,senyumnya tersungging.

" haii..."

Pria itu tersenyum lembut,matanya memberitahukan kepada Gracia bahwa dia pria yang sedang jatuh cinta.

" hai..."

Pria itu tersenyum canggung,berbeda dengan Gracia tersenyum lembut, matanya memancarkan kelembutan tanpa ada arti sedikit pun,berbeda dengan pria itu menatapnya tertarik, dengan senyuman gugup.

" Kamu mau menemui Alea?biar aku pangg-"Gracia terdiam ketika pertanyaan nya terpotong "Nggak..Nggak perlu,aku...mau nemui kamu bukan adik ku"Gracia memandangnya lama dan mengangguk.

Gracia masuk,melepas masker tangan dan duduk di kursi panjang dekat bunga bunga yang tergantung di dinding," kamu pagi pagi kesini,udah sarapan?"pria itu mengangguk cepat,lalu menjungjung tinggi plastik kresek."ini buat kamu"katanya penuh hati hati.

Gracia terdiam,menghela nafas, menatap lembut pria hitam manis dihadapannya ini,saudara Alea,bos Gracia di tempat kerjanya.sudah seminggu mereka berkenalan dan memulai ke-Akraban.pria itu tak henti hentinya menunjukan perhatiannya, yang berakhir membuat Gracia selalu berkata bahwa dia tidak sendiri dan tengah hamil,walaupun statusnya sekarang tengah dipertanyakan.

" Bim..harus berapa kali sih aku bilang,aku Nggak sendiri lagi dan aku hamil,jadi jangan buat seperti ini lagi, aku nggak mau kasih kamu harapan!"
Pria itu terdiam lama,terduduk disamping Gracia.

" Aku tertarik sama kamu,lagian kamu sama suami kamu sudah pisah kan,terus kenapa aku nggak bisa deketin kamu?masalah kehamilan kamu,aku terima apa adanya."

Gracia menggeleng,menatap dalam Bima dengan perasaan sakit,dia belum pisah dengan suaminya,tapi kenyataan nya mereka telah bertengkar hebat dan memilih berpisah,apakah sekarang Gracia tetap dikatakan sang istri?

Gracia dilema,memang dalam hukum mereka masih sah suami istri,tapi dengan keadaan seperti ini,masih pantaskah dikatakan seperti itu?

" Maaf,aku bukan.."

"Nggak kenapa!"Gracia berusaha tersenyum,kali ini pikirannya tertuju pada Rexan,pria yang akhir akhir ini menemuinya di keadaan tak tepat, Alea sudah mengetahuinya,tetapi Bima belum tahu bagaimana tentang dan raut wajah suaminya,satu hal yang membuatnya takut bagaimana bila kedua pria itu bertemu? pertengkaran yang tak ingin diharapkan Gracia apakah akan terjadi?

" Maaf sekali lagi,lagian buat apa kamu pertahanin pria kurang ajar seperti dia,dia pria bodoh,yang menyia-nyiakan wanita seperti mu"

Mistaken [21+] SUDAH TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang