33

16K 715 62
                                    

Karine menarik nafas lelahnya, Matanya kembali berkaca-kaca, menatap cemas kearah Saudara laki lakinya yang terus diam.

" Mas? Kenapa Mas Nggak mau ketemu kak Grace? " Tanyanya.

Rexan hanya diam, menatap sayu kedepan dengan wajah pucatnya, bibirnya yang memutih dan pecah pecah berusaha untuk tersenyum kearah Adiknya. Membawanya kepelukan nya dan memeluknya.

Tanpa disadari Karine, pria itu menangis, menatap sakit kearah depan. Seolah mencari bagaimana nasibnya kedepannya.

" Mas sudah lelah.. " Katanya lirih. Matanya memandang mata Karine yang juga menangis.

" Mas nggak mau mengejar lagi, biarkan Gracia bersikap semaunya. Kalau memang dia bukan jodoh, Mas. Mas bisa apa? " Katanya serak seolah dia menerimanya, jauh berbeda dengan hatinya yang memberontak. Deras air mata itu semakin membuat suasana yang di rasakan Rexan semakin menohok hatinya.
Dia tidak Terima, Namun,rencana nya yang sudah dirangkum nya berbeda jauh dengan kenyataan.

Biarlah Gracia memilih, Antara dia dan pria itu, entah siapa dia?

Apapun pilihan Gracia, dia akan menerimanya.

" Mas Jangan seperti ini! " Pria itu tersenyum lembut, mengelus pipi basah Karine, dan mengecup kening itu dengan lembut.

" Biarkan semuanya terjadi,karena pada akhirnya Mas akan tersenyum lagi, hmmm" Pria itu tertawa kaku, lalu menangis dengan mimik sakit, air mata itu terus jatuh.
Yang hanya dapat dilakukannya hanya menangis.
Karine menangisi keadaan Rexan, Gracia-Kakak iparnya, telah membuat saudaranya ini menangis untuk awal kalinya hanya karena masalah perasaan.

🍀🍀🍀🍀

" Kamu harus Makan, Mama sedih lihat kamu sakit seperti ini. " Rexan hanya diam, menatap lama sang Mama dengan datar lalu membuang pandangannya.

" Maafkan Mama! " Wanita paruh baya itu menangis. Menatap putranya dengan linangan air mata. " Mama menyesal, Mama sudah buat kamu berpisah dengan istrimu, Maafkan Mama nak. " Katanya penuh sesal.

" Sudah lah Ma.. Mama pulang saja!
Sampai kapan pun Mama nggak di Maafin kalau Mama nggak merestui hubungan Mas Rexan dengan Kak Grace" Wanita itu terdiam, menatap putranya dengan deraian air mata.

Lalu, dia tersenyum " Dari kemarin kamu diamin Mama, oke.. Bawa pulang Gracia. Mama janji nggak akan ikut campur lagi. " Rexan tetap diam, seolah perkataan Mama nya sudah terlambat.

" Mama janji... Hiks.. Nggak akan lagi seperti-"

" Seperti apa? " Kali ini Rexan membuka suara, matanya memincing.

" Seperti dulu lagi. " Katanya pelan, sang Mama menahan tangis, berdiri dan meninggalkan kedua orang itu.
Rexan masih tetap melamun, sedangkan Karine terus memandangi sang kakak.

Karine berdiri dari duduknya, tak ada gunanya bila dia berdua didalam ruangan ini. " Mas,Aku keluar bentar yah" Karine memandangnya lama, namun tak ada jawaban, sekali lagi Karine memanggil dengan sopan, Rexan hanya menggumam bertanda mengizinkan, namun tatapan itu tetap kosong, lebih memilih menatap dinding bercet putih polos itu.

Karine keluar, menutup pintu dengan pelan,lalu diam seakan tak tahu arah tujuannya lagi. Namun, hatinya seakan tersengat, dia mengambil ponselnya dari sakunya. Mencari kontak Gracia dan menghubunginya.

Mistaken [21+] SUDAH TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang