29

7.1K 571 11
                                    


" Lo harus datang! Kemana sih otak lo, Grace? Emang lo nggak sayang sama Suami lo?" Kemurkahan Tania membuat Gracia terdiam menunduk, Matanya kembali memanas ketika Tania memojokan dirinya, " Kayaknya disini elo deh..yang berlebihan!"

" Grace! Rexan sudah berkali-kali datang Meminta Maaf, dia tulus! " Rasanya Tania ingin adu otot dengan Gracia, sahabat keras kepalanya itu, kenapa tidak selama ini dia selalu mencari keberadaan Gracia, mau bertanya kepada Dokter Rexan suami Gracia sendiri, Mata hitam pekat itu seakan ingin menelannya hidup-hidup.
Dan kini, Tania tahu semuanya dari Karine adik ipar Gracia, keberadaan wanita keras kepala ini, semuanya bermulanya ketika Rexan memasuki rumah sakit di waktu hujan deras itu. Tania sangat benci akan kebodohan Gracia yang membuat seseorang jatuh sakit.

Dan kesalnya Tania bertambah ketika Matanya menemukan perut sahabatnya itu mulai mengembang layaknya balon. Walaupun kandungan Gracia masih kecil, tetap saja tonjolan itu bisa di ketahui Tania.

" dan gue kesini.. Cuma mau ngasih tahu kalau suami lo.. Sakit" Gracia hanya terdiam, namun dari tempatnya Tania duduk, dia bisa melihat kalau Gracia tengah menangis.
" Kayaknya suami lo kecapean.. Belum lagi seseorang begitu bodohnya membiarkan dia kehujanan, bukan di suruh masuk.. Malah baperan di dalam rumah" Sindir Tania tanpa peduli dengan perasaan Gracia yang tergores.

" Udah lah Grace! Nggak usah bikin rumah tangga lu semakin belibet, namanya juga ujian dari Tuhan, emang lo doang disakiti dia, mikir dong lo juga pernah nyakitin perasaan suami lo, nggak jujur pas lo keguguran, dia nggak kayak lo.. Berbulan-bulan berpisah, serasa lo sanggup tanpa dia, lo pasti kesepian teruskan. Nggak usah munafik lo, gue tahu ciri-ciri orang munafik"Gracia terisak. Perasaannya semakin tak kuat. dia ingin menemui Rexan tapi hatinya masih merasakan serpihan itu.
" Emang dasar lo aja baperan"payah memang Tania, kalau Emak-emak hamil ini, bapernya tuh ngalahin anak SMA.
" Gimana? Mau kan? " Tanya Tania ketika Gracia hanya diam saja.
" Gimana apanya? " Suara serak itu membuat Tania mendengus.
" Nggak usah sok tolol! Lo pasti ngerti maksud gue. Lagian ngapain lo nangis? Katanya kuat. " Sindir Tania secara terang-terangan. Sedang kan wanita hamil itu sudah terisak kencang, membuat Tania hanya diam pasrah. Bohong kalau dia tidak merasakan sedihnya Gracia.

" Sebelum terlambat, temuin dia, dia butuh lo Grace! Dengan cara lo yang menghindar dan tak peduli kayak kemarin membuat dia semakin terluka. Ayolah.. Perbaiki rumah tangga lo, gue pasti bantu . "Dukungan Tania membuat Gracia semangat. Yah itu benar.. Dia harus memperbaiki cintanya walaupun hatinya masih terasa sakit.

Suara knop pintu terbuka membuat kedua orang itu menoleh cepat, " Sudah siap ngomong nya? " Tanya Alea dengan senyum cerianya. Gracia bangkit lalu memeluk Alea erat" Terimakasih buat semuanya Ale.. Terimakasih atas kebaikan-kebaika---"
"Sssttt... Mbak ngomong apa sih, Alea tulus kok" Potong anak gadis itu sambil melirik Tania yang mendengus melihat Gracia yang bapernya sangat parah.
" Tapi, bagai-"
" Masalah Mas Bima nggak perlu Khawatir, Alea yang ngurus semuanya" Gracia menangis haru, memeluk Alea semakin erat. Ada yang tak rela ditinggalkan Gracia, yaitu kenyamanan itu, walaupun Gracia tak lama ada disini tapi kenyamanan itu membuatnya tak bisa berpaling. Tapi, Rexan lebih penting dari ini, karena kenyamanannya berada bersama suaminya.

Mistaken [21+] SUDAH TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang