Chord 02: Morning Stories

5K 348 95
                                    

Sakka keluar dari kamar nya dengan rambut yang masih basah dan handuk yang berada dilehernya, ia nampak hendak pergi menuju kamar Sarada namun didepan kamar Shin dan Surai ia menghentikan langkah nya lalu memasukinya.

"Ngapain lu?" Tanya Sakka yang melihat Shin nampak tengah mengelilingi kamarnya itu.

"Gue mau pasang peredap suara" Sahut Shin menimbulkan kerutan di kening Sakka.

"Buat apaan sih pake peredap segala?" Tanya Sakka penuh tanya.

"Ya kan gue kasihan sama abang-abang gue yang masih pada jomblo kalo harus dengerin suara gue sama bini gue kalo kita lagi ena-ena" Ucap Shin vulgar membuat Sakka melotot.

"Oy songklakk!!" Ucap Sakka sambil menepuk bahu Shin cukup kuat.

"Arggg...! Sakit!" Keluh Shin sambil menatap Sakka tajam.

"Eh biar gue jomblo gue ga gitu juga kali, sembarang aja lo" Ucap Sakka membuat Shin mendelik.

"Udah deh ngaku aja lo kan sering onani 3 kali sehari" Ledek Shin membuat Sakka melotot dengan wajah memerahnya.

"N-ngaco lo!!" Sahut Sakka dengan intonasi tingginya.

"Gue tau kali bang, gue pernah liat lo onani bareng bang Shun, isss... kalian menjijikan" Ucap Shin membuat Sakka semakin malu.

"Mata lo noh buta, rabun, katarak!!" Teriak Sakka yang keluar dari kamar Shin dengan malunya.

"Dihh... Apaan sih, Sensi amat udah kayak cewek kalo lagi PMS" Ucap Shin sambil mengangkat bahunya acuh.

Sementara Sakka berjalan menuju kamar Sarada dengan perasaan malu dan kesal yang campur aduk.

Ketika ia tiba di kamar Sarada, Sakka melihat Sarada nampak sibuk memilih baju yang akan dia kenakan.

"Dek?" Panggil Sakka membuat Sarada menoleh kearahnya.

Sarada nampak tersenyum lalu berjalan mendekati Sakka kemudian mengambil handuk pada leher Sakka dan mulai mengosokan handuk itu dengan rambut basah Sakka.

"Abang tuh ya, nikah kek gitu masa tiap hari Sarada terus yang keringin rambut Abang" Keluh Sarada sementara Sakka nampak acuh dengan tangan yang melingkar di pinggang ramping sang adik.

"Kamu aja jadi istri Abang" Sahut Sakka membuat Sarada memukul pelan bahu Sakka.

"Mana boleh! Kita kan saudara gimana sih" Ucap Sarada yang nampak sedikit kesal dengan ucapan Sakka.

"Ya udah kamu bikin Papa marah dulu biar nama kamu di coret dari KK nah nanti kita nikah, mudahkan" Jawab Sakka membuat Sarada melotot.

"Kelamaan jomblo nih Abang jadi geser otaknya" Sahut Sarada menyudahi mengeringkan rambut Sakka.

"Yah abisnya kamu nyuruh abang cari istri segampang itu, emang kamu pikir nyari istri kayak nyari uang receh dijalan gitu?" Ucap Sakka sambil melepaskan pelukan pada pinggang sang adik.

"Helehhh... katanya Playboy, katanya ganteng masa nyari istri aja susah" Ledek Sarada yang nampak kembali memilih baju yang akan ia kenakan.

"Susah lah dek, nyari istri itu harus tau luar dalemnya" Ucap Sakka sementara Sarada mengangkat bahunya acuh.

"Abang aja yang kurang gantleman" Ucap Sarada membuat Sakka mendelik.

"Iya deh iya yang udah tunangan mah kalo ngomong sesukanya aja" Sahut Sakka sambil membaringkan dirinya di kasur Sarada.

"Lah emang bener kali, Abang aja yang kurang gantleman" Jawab Sarada membuat Sakka memutar bola matanya.

"Tuh Bang Suho kurang gantleman apa coba? Tapi masih sendirikan" Sahut Sakka acuh lalu keluar dari kamar sang adik.

"Dihh... Abang kenapa sih? sensi amat" Ucap Sarada penuh tanya.

Selang beberapa menit kemudian Sarada keluar dari kamarnya dengan short dress berwarna biru tanpa lengan menuju meja makan yang nampak telah ramai.

"Pagi?!" Sapa Sarada membuat semuanya menoleh kerahnya.

"Kamu cantik banget Sara" Puji Surai dengan senyum lembutnya membuat Sarada nampak merona.

"M-makasih Kakak" Ucap Sarada malu-malu sambil mendudukan dirinya dikursi samping Suho.

"Ya cantiklah mau ketemu Aa Siwon" Goda Shin membuat Sarada melotot kearahnya.

"Abang?!!" Pekik Sarada kesal sementara Shin nampak acuh.

"Aduhhh... kalian ini udah gede masih aja suka berantem" Keluh Sakura sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

GUK GUK GUKKK

Saskey nampak menggonggong sambil menjulurkan lidahnya ketika melihat Sasuke berjalan menghampiri nya dengan sepiring makanan anjing.

"Papa Suke mau kasih Papa" Ucap Suke penuh semangat lalu turun dari tempat duduknya menghampiri Sasuke.

Sasuke menoleh kearahnya lalu memberikan piring yang ia pegang pada Suke hingga Suke meletakan piring itu kelantai membuat Saskey memakannya.

"Makan yang banyak ya!" Ucap Suke sambil mengelus kepala Saskey dengan tangan kecilnya.

"Kamu juga harus makan jagoan" Ucap Sasuke lalu mengendong Suke, membawa bocah hyperaktif itu ketempat duduk nya kembali.

"Mama tambah!" Rengek Seki ketika makanan nya telah habis hingga Sakura mengisi kembali piringnya.

"Hari ini Sarada ada pemotretan?" Tanya Sasuke sambil mendudukan dirinya disamping sang istri.

"Iya pah" Jawab Sarada dengan anggukan kecilnya.

"Mau abang temenin ga?" Tawar Shun yang kemudian meminum air putihnya.

"Emm... ga usah nanti ada Kak Siwon kok" Sahut Sarada membuat Shun mengangguk.

"Ohh ya Siwon mana? biasanya sarapan disini?" Tanya Surai yang baru menyadari ketidak hadiran Siwon.

"Papa Mama nya baru pulang kemaren malam dari luar negeri jadi dia sarapan dirumah" Jawab Sarada membuat Surai ber'oh' ria.

"Mama kalo liat Sarada sama Siwon tuh keinget Papa sama Mama dulu" Ucap Sakura membuat anak-anaknya kecuali Suke dan Seki yang asik makan menatap nya.

"Emang kenapa mah?" Tanya Suho mewakili adik-adiknya.

"Dulu Mama juga manggil Papa kalian Kakak, Mama aja lupa kapan ya Mama berhenti manggil Papa kalian Kakak?" Cerita Sakura sambil mengingat-ingat.

"Pasti pas nikah!" Celetuk Sakka membuat Sakura menggelengkan kepalanya.

"Kamu kan manggil aku seenak kamu aja dulu sayang" Celetuk Sasuke membuat Sakura menampilkan cengirannya.

"Iya ya, aku lupa" Ucap Sakura sementara Sasuke tersenyum lalu mengacak pucuk kepala istrinya itu membuat anak-anaknya kecuali Suke dan Seki memutar bola matanya.

"Sayang" Rengek Shin ketika ia kesulitan memasang dasinya.

"Kamu tuh ya, bener-bener deh. Makanya liat dong kalo aku pasangin kamu dasi biar kamu juga bisa bikin sendiri" Ucap Surai menoleh lalu membenarkan dasi Shin hingga Shin mencium singkat bibir Surai yang membuat Surai melotot.

'Liat Papa aja udah cukup, kenapa malah ditambah Shin' Keluh batin Suho.

'Dosa apa gue sampe harus ngelit yang beginian tiap hari? di kira gue ga iri apa coba' Keluh batin Sakka.

Sakka dan Suho pun hanya bisa menghelan nafasnya karena keduanya yang masih saja sendiri dan harus melihat kemesraan Papa dan Mama nya berserta Adik mereka itu dengan istrinya.

"Ehemmm... tolong sensor ya, saya masih dibawah umur nih" Celetuk Shun membuat semua nya tertawa.

Bersambung....

S-seventeen [Book 3] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang