Chapter 06: Beautiful Eyes

2.7K 218 11
                                    

"Tapi gue males jelasin, gue rangkum aja ya" Ucap Shun membuat Sakka memutar bola matanya.

"Terus ngapain nawarin tadi" Sahut Sakka dengan jengkel nya.

"Basa basi aja sih, ya udah saran gue sih ya lo kan udah cukup dewasa jadi coba deh Bang berdamai sama masa lalu. Gue ngerti lo terluka banget, gue ngerti kok" Saran Shun sementara Sakka terdiam mendengarkan saran dari Shun.

"Kalo lo ga bakal balikan sama dia itu hak lo tapi senggaknya kalian perbaiki hubungan kalian. Inget Bang kalian ketemu baik-baik, akhirnya juga harus baik-baik kan?" Tambah Shun membuat Sakka menghelan nafas.

"Iya iya, udah gue mau turun" Ucap Sakka keluar dari kamar Shun membuat Shun mendelik.

"Apaan sih tuh orang, udah bagus dikasih saran eh gue malah ditinggal seenak jidatnya" Gerutu Shun sambil mengenakan bajunya.

Ketika Sakka keluar dari kamar Shun ia justru malah bertemu Shin yang tengah mengantongi tangannya disaku celana.

"Ga usah dengerin pendapat atau saran orang, jalanin aja sesuai kemauan lo. Hidup,hidup lu bang. Yang paling ngerti perasaan lo tu ya diri lo sendiri. Orang lain mungkin bisa berkomentar dengan mudah karena mereka cuman bisa ngeliat bang bukan ngerasa apa yang lo rasain. Mereka liat pake mata bukan ngerasain pake hati" Ucap Shin panjang lebar sambil menepuk bahu Sakka lalu berlalu meninggalkan Sakka.

Selang beberapa menit kemudian Shun turun menuju meja makan yang sudah ramai diduduki oleh keluarga nya.

"Pagi Won" Sapa Shun kepada Siwon yang duduk disamping Sarada.

"Yo pagi bro!" Sahut Siwon dengan senyum kalemnya.

Siwon memang biasanya sarapan dirumah Sarada sebelum ia mengantar Sarada ketempat pemotretan.

"Papa mana sih?" Tanya Sarada yang mulai jengkel menunggu sang Papa.

"Papa kalian lagi sakit tuh dikamar" Sahut Sakura sambil mengambil kan nasi untuk Suke dan Seki.

"Bang" Shin nampak berbisik kearah Suho membuat Abangnya itu menoleh.

"Lo semalem abis minum ya sama papa?" Tanya Shin membuat Suho tersentak kaget.

"Baunya masih kecium, ketahuan Mama abis lo. Nih" Ucap Shin sambil memberikan permen mint kepada Suho.

"Thanks" Ucap Suho yang langsung memakan permennya itu.

"Shin hari ini kamu sibuk ga sayang?" Tanya Sakura membuat Shin menoleh kearahnya.

"Lumayan mah, kenapa?" Tanya Shin sambil mengigit tomat mentahnya.

"Itu lho Papa kamu ada Meeting sama Hyuga Corp. kan dia sakit, mana Om Juugo kamu lagi keluar negeri" Keluh Sakura.

"Ya udah biar Suho aja mah kebetulan hari ini Suho ga ada jadwal dirumah sakit" Ucap Suho membuat Sakura benafas lega.

"Ya udah makasih ya sayang" Ucap Sakura membuat Suho mengangguk pelan.

"Mah, Bang, Kak, Dek. kita duluan ya" Pamit Sarada membuat semuanya menatapnya.

"Iya hati-hati ya, Siwon jangan ngebut ya" Pinta Sakura membuat Siwon mengangguk mantap.

Sarada pun pergi bersama Siwon dengan mobil sport hitam kelam kesayangan Siwon menuju Uchiha Entertainment.

"Kak..!" Panggil Sarada sambil fokus menatap layar ponselnya dengan kerutan kesal.

"Hn, apa?" Tanya Siwon yang nampak fokus memperhatikan jalan raya.

"Kamu selingkuh ya?" Tanya Sarada membuat Siwon menekan rem secara tiba-tiba.

"Kyaa....!!" Teriak Sarada kaget lalu memelototi Siwon.

"Apa?! Aku selingkuh? Yang bener aja sayang, Aku dapetin kamu tuh mempertaruhkan nyawa sampe tulang rusuk aku patah kemaren, ga mungkin banget kan selingkuh dan sia-siain kamu" Jelas Siwon dengan lembutnya.

"Iya juga sih Kak tapi..." Ucap Sarada sambil memperlihatkan sebuah pesan masuk diponselnya.

Nomor tidak dikenal
Eh lo pelakor, jauhin Siwon!! Siwon itu cowok gue!!

"Siapa sih?" Ucap Siwon yang nampak kesal melihat pesan itu.

Melihat respon Siwon membuat Sarada tersadar bahwasannya tidak mungkin seorang Choi Siwon mengkhianati nya setelah apa yang ia lakukan untuk mendapatkannya dan lagi Siwon hampir selalu bersamanya, sekali pun mereka tidak bersama ponsel Siwon selalu berada didalam tas Sarada. Pria itu jarang mengenakan ponselnya.

"Tapi siapa ya Kak yang kirim ginian" Ucap Sarada berpikir keras.

"Hei, dengerin aku" Pinta Siwon sambil mengelus pelan pipi Sarada membuat Sarada menoleh kearahnya.

"Banyak orang yang ga suka sama hubungan kita, mungkin mereka iri. Jadi apa pun yang terjadi, kita harus tetap saling percaya" Ucap Siwon membuat Sarada tersenyun lembut.

Sarada pun memeluk Siwon erat membuat Siwon tersenyum lalu mengecup pucuk kepala Sarada secara berulang kali, menumpahkan segala rasa cintanya yang semakin hari semakin besar saja untuk Sarada.

_____ ° _____

Shun nampak sibuk memeriksa omset salah satu caffenya hingga suara ketukan pintu membuat Shun beranjak dari duduknya lalu membuka pintu.

"Apa?" Tanya Shun datar dengan wajah yang tak kalah datarnya.

"Ada seorang perempuan yang ingin anda memasak dirumahnya dalam rangka ulang tahun kekasihnya" Jelas Pegawai Shun.

"Suruh dia pulang" Ucap Shun dingin tanpa minat bertemu dengan perempuan yang dimaksud pegawainya itu.

"Tapi Tuan, saya sudah memintanya pergi namun ia tetap kekeh untuk berada disini dan menunggu anda menemui nya" Jelas Pegawai Shun sambil menunduk.

"Saya tidak peduli" Ucap Shun kemudian menutup kembali pintu ruangannya itu.

Hari pun mulai larut, Shun pun beranjak dari duduknya dan keluar dari ruangan nya hingga ia melihat caffe yang mulai sepi namun ia melihat seorang gadis dengan surai hitam kelam panjang dengan poni duduk sendirian.

Shun menghelan nafas lalu menghampiri gadis itu dengan tangan yang berada didalam saku celananya.

"Pulanglah" Usir Shun membuat gadis itu tersentak kaget lalu menolah kearahnya.

"Saya ga akan pulang sebelum saya bertemu dengan chef Uchiha" Jawab gadis itu yang nampak tak mengenali Shun.

"Pulanglah" Usir Shun kedua kalinya namun gadis itu malah menggeleng kan kepalanya.

"Hn" Sahut Shun dingin lalu membalik tubuhnya berniat untuk pulang kerumahnya.

Baru satu langkah Shun melangkah namun gadis itu malah menahannya tangan Shun dan menarik tangan Shun cukup kuat membuat Shun berbalik dan kehilang keseimbangan lalu menindih tubuh gadis itu.

Shun kali ini terpaku dengan tangan yang berada di sisi kepala gadis itu sementara gadis itu tak kalah terkejutnya.

Secara tiba-tiba lampu caffe itu mati namun tetap saja Shun masih bisa melihat mata indah gadis yang berada dibawahnya itu remang-remang.

Shun menikmati keindahan mata itu membuat ia enggan untuk beranjak, ia masih ingin melihat mata indah itu dengan degup jantungnya yang mulai tak beraturan.

Sementara gadis itu nampak merona dengan tangan yang berada diatas dadanya untuk memberi jarak antara tubuhnya dengan tubuh Shun.

Gadis itu juga tak kalah terpanahnya dengan mata onyx hitam kelam nan dingin milik Shun.

Dalam keremang-remangan itu keduanya sama-sama terdiam terpaku, sama-sama terjerat pada pesona masing-masing.

Bersambung....

S-seventeen [Book 3] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang