"Astaga lo tau ga rasa nya Abang mau mati ditempat liat darah dipala lo!!!" Cerita Sakka membuat Shun terkekeh pelan.
Ya, Shun baik-baik saja setelah ia ditangani oleh Dokter bernama Sandra yang dengan gesit memperban luka pada kepala Shun.
"Gue ga papa kok" Ucap Shun dengan suara seraknya.
"Ga papa apanya,Abang sampe mau jantungan tau ga denger lo masuk UGD" Ucap Suho dengan decak kesalnya.
"Lah itu lo ga papa Bang, belom jantungan tuh" Ucap Shun yang malah memberikan nada candaannya.
"Ga lucu" Ucap Suho sambil mendorong pelan kepala Shun yang malah tertawa.
"Tau, orang pada panik lu malah ngeledek" Ucap Siwon yang nampak kesal karena ia sempat panik akan kondisi sahabat baiknya itu.
"Ya udahlah ya orang gue ga papa juga. Lo lo pada aja yang lebay" Ucap Shun membuat ketiga pria tampan itu mendelik.
CKLEKKKK
"Shun ya ampun lo ga papa?" Saena tiba-tiba datang dan langsung menghampiri Shun dengan paniknya.
"Eh tunggu bentar, lo tau dari mana gue masuk rumah sakit?" Tanya Shun penuh tanya.
"Ya dari Siwon lah?!" Sahut Saena dengan decakan kesalnya membuat Shun melempar tatapan mautnya kearah Siwon yang malah pura-pura tidak lihat.
"Lo tu gimana sih sampe kepala lo diperban gini?! Makanya ati-ati dong, gue khawatir banget sama lo!! Gue kira gue bakalan makan enak dirumah lo gara-gara lo modyar!!" Ucap Saena panjang lebar.
"Eh Banana jangan lebay deh orang gue ga papa!" Ucap Shun membuat Saena memukul lengan Shun cukup kuat.
"Awww....!!" Teriak Shun kesakitan ketika ia mendapatkan tepukan dari Saena.
"Lo tu ya orang khawatir juga!" Omel Saena membuat Shun memutar bola matanya.
Perdebatan antara Shun dan Saena pun berlanjut membuat Sakka, Suho dan Siwon menguap bosan karena Shun dan Saena yang tidak bisa diam.
Siwon benar-benar tidak mengerti bagaimana caranya ia bisa bersahabat dengan Shun dan Saena yang hampir selalu bertengkar dan berdebat layaknya Tom and Jerry dalam setiap pertemuan mereka.
"Bang Pulang!" Rengek Shun yang sudah mulai tidak betah didalam kamar rawatnya.
"Ga boleh, lo tu masih harus dirawat sampe luka lo kering" Sahut Sakka membuat Shun memajukan bibirnya.
"Yang luka cuman pala gue bukan seluruh badan gue" Ucap Shun yang masih kekeh ingin pulang.
"Ya terus lo mau apa? Badan lo dirumah tapi pala lo dirumah sakit gitu?" Sahut Siwon membuat Shun mendelik.
"Ga gitu juga kali" Sahut Shun yang nampak jengkel mendengar sahutan dari Siwon.
"Udah Abang mau nemuin Dokter Sandra mau bilang makasih, kalian jangan kemana-mana" Ucap Suho sambil mengantongi tangannya dijas Dokternya.
"Yoi jangan lupa salamin ya Bang, bilang ada salam dari Uchiha Sakka yang paling tampan" Ucap Sakka membuat Suho memutar bola matanya.
"Hiss... masih aja genit lo Bang" Celetuk Siwon sambil geleng-geleng.
"Ya ga papa dong orang gue free nah kalo yang genit lo baru kenapa-kenapa, gue tampol tau rasa lo" Ucap Sakka membuat Siwon mendelik.
"Orang gue ga ngapa-ngapain udah mau ditampol aja" Ucap Siwon sambil mengelus pipinya.
"Ya ya udah Abang cabut ya" Ucap Suho langsung melenggang pergi meninggalkan kamar rawat Shun.
Suho pun berjalan pelan menuju ruangan Dokter Sandra lalu memasuki ruangan Dokter muda itu tanpa mengetuk pintu.
"Ohh Dokter Suho?" Panggil Sandra sedikit terkejut ketika melihat kedatangan Suho.
"Hai?" Sapa Suho hangat dengan senyum menawannya yang sukses membuat pipi Sandra memanas.
"Boleh duduk?" Tanya Suho berdiri dibelakang kursi didepan meja Sandra.
"Ah ya tentu, duduk aja" Jawab Sandra sambil members isyarat agar Suho duduk.
"Saya cuman mau bilang terima kasih karena ya kamu sudah menyelamatkan nyawa adik saya" Ucap Suho berterima kasih dengan tulus namun Sandra malah terkekeh pelan.
"Sudah tugas saya Dok lagi pula saya senang bisa membantu keluarga kamu" Jawab Sandra membuat hati Suho menghangat.
"Ett... tapi kalau kamu memang mau berterima kasih sama saya gimana kalau kamu traktir saya makan siang?" Tawar Sandra membuat Suho terkekeh pelan.
"Oke Dokter, Saya traktir kamu makan siang. Ayo!" Ajak Suho membuat Sandra segera mengambil tas jinjingnya.
Suho pun beranjak dari duduk nya hingga Sandra sudah mengandeng tangan keker milik Suho keluar dari ruangan Sandra menuju caffe yang tak jauh dari rumah sakit.
_____ ° _____
Raiga menghelan nafas kesekian kalinya dihadapan kakak kandungnya, Miyawaki Sakura yang nampak kesal dengan wajah memarahnya.
"Kak aku bener-bener ga mau ngelakuin ini lagi, aku ga bisa lebih jauh dari ini" Ucap Raiga membuat Miyawaki Sakura berdecak kesal.
"Kakak kan udah minta tolong sama kamu, apa susahnya sih?" Tanya Miyawaki Sakura dengan jengkel nya.
"Susah kak karena Raiga ga mau bohong lebih dari ini ke Sakka. Sakka tadi marah sama Raiga dan Raiga ga tau dia marah kenapa" Jelas Raiga dengan suara yang terdengar lesu.
"Raiga kita udah se-" "Bukan kita tapi kakak" Ucap Raiga memotong ucapan Miyawaki Sakura.
"Kak udah kakak lupain aja obsesi kakak buat milikin Sakka karena Sakka ga akan pernah jadi milik kakak" Terang Raiga membuat Miyawaki Sakura memukul meja dicaffe yang mereka kunjungi.
"Stop!! Kamu ga seharusnya bilang gitu ke kakak. Kakak ini cinta sama Sakka, kakak ga terobsesi sama dia dan Sakka bakalan jadi milik kakak gimana pun caranya" Ucap Miyawaki Sakura dengan nada tidak terimanya.
"Ga ada cinta yang harus nyakitin perasaan orang lain, harusnya kakak biarin Sakka bahagia sama Suzy" Ucap Raiga membuat Miyawaki Sakura mengeram rendah.
"Jangan pernah kamu sebut nama sialan itu" Ucap Miyawaki Sakura sambil mengacungkan jari telunjuknya didepan wajah Raiga.
"Kenapa? Kakak ga mau denger nama cewek yang sangat Sakka cintai?" Tanya Raiga dengan senyum miringnya.
"Sakka ga cinta sama cewek itu!! Sakka cintanya sama Kakak!!" Bentak Miyawaki Sakura membuat Raiga mendecih.
"Yang ga dicinta sama Sakka itu kakak, sekarang Raiga tanya Kakak udah sampen sejauh dan senekat ini apa Sakka noleh sedikit aja ke Kakak? nggak kan? kenyataan nya kakak ga pernah bisa geser posisi Suzy dihati Sakka. Semua kejahatan yang kakak lakukan selama ini cuman sia-sia jadi lebih baik kakak udahin semua drama ini karena Raiga ga bisa liat sahabat baik Raiga terluka lebih dari ini" Ucap Raiga panjang lebar.
"Cukup Raiga, jangan bicara lebih dari itu" Ucap Miyawaki Sakura memperingati.
"Kenapa? itu kenyataan nya kak, kenyataan yang ga pernah mau kakak terima" Terang Raiga dengan sinisnya.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
S-seventeen [Book 3]
FanfictionSasuke tak pernah membayangkan akan terjebak di dalam keluarga ini, keluarga kecil dengan keanehan yang amat luar biasa namun juga selalu bisa menghangatkan hatinya yang dingin.