Shun nampak berjalan dengan malas membuka pintu ruangannya hingga wajah datarnya kini ikutan menampilkan ekspresi malas ketika ia melihat satu-satunya teman wanitanya, Saena.
"Shun...!!" Pekik Saena antusias membuat Shun menghelan nafas malas.
Ingatkan dirimu tentang betapa engannya Shun berurusan dengan kaum hawa termasuk dengan Saena, wanita benar-benar makhluk yang merepotkan menurutnya.
"Laper, masakin gue dong!" Rengek Saena sementara Shun segera keluar dari ruangannya menuju dapur diikuti Saena dengan antusias.
Shun pun mulai mengambil beberapa bahan masakan untuk Saena, ia tak perlu tanya apa yang mau gadis itu makan karena Saena selalu makan menu masakan yang sama.
"Shun!" Panggil Saena sambil bersandar pada kulkas tanpa mempedulikan chef lain yang ada didapur.
"Jangan didepan kulkas" Ucap Shun malas membuat Saena menjauh dari kulkas.
"Shun!" Panggil Saena kedua kalinya membuat Shun berdecak kesal.
"Apa Banana?!" Sahut Shun kesal membuat Saena menampilkan cengiran khas nya.
Gadis itu memang benar-benar suka membuat Shun kesal, Shun yang biasanya datar dan kalem memang nampak lucu ketika ia kesal.
"Itu cewek siapa sih?" Tanya Saena sementara Shun sibuk memindahkan hasil masakannya keatas piring.
"Cewek mana?" Sahut Shun malas sambil mencuci alat masak yang ia gunakan.
"Cewek yang didepan itu lho" Jawab Saena namun Shun malah mengangkat bahunya acuh.
"Bawa nih" Ucap Shun sambil memberikan sepiring pasta kepada Saena yang langsung mengambilnya.
Mereka pun kembali keruangan Shun dengan Saena yang kini lahap menyantap pasta buatan Shun disoffa didalam ruangan Shun.
"Shuhhn cmpewk i-" "Abisin dulu" Ucap Shun memotong ucapan Saena yang terdengar tidak jelas karena ia bicara dengan mulut yang penuh dengan pasta.
"Cewek itu siapa sih?" Ucap Saena menanyakan hal yang sudah ia tanyakan sebelumnya.
"Cewek mana Banana? Disini banyak cewek" Sahut Shun jengkel karena Saena menanyakan hal yang sama.
"Itu lho yang rambut hitam, kata pegawai kamu dia minta kamu buat masak dirumah dia dalam rangka ultah pacarnya" Jelas Saena namun Shun nampak engan membicarakan hal itu.
"Ck,Shun soun bihul!" Panggil Saena dengan decakan kesalnya karena Shun mendiaminya.
"Hn" Sahut Shun acuh membuat Saena kembali berdecak kesal.
"Lo tuh ya benar-benar, kapan punya pacar kalo lo gini terus. Dasar manusia kutub!!" Ledek Saena membuat Shun menghelan nafas.
"Mending lo temuin tu cewek terus lo tolongin kek gitu daripada dia disini terus nungguin lo" Saran Saena membuat Shun kembali menghelan nafas.
"Malas" Sahut Shun membuat Saena mendelik mendengar jawaban pria Uchiha itu.
Shun benar-benar tak berubah, ia memang tak suka ikut campur urusan orang lain apalagi jika orang itu tidak memiliki kepentingan dengan dirinya.
"Tau ah, gue balik. Thanks makannya" Ucap Saena beranjak beranjak dari duduknya.
Saena pun melangkah kakinya dengan sempoyongan hingga ia hampir jatuh jika Shun tidak segera memeluknya.
Saena mencengkram erat lengan kemeja Shun dengan wajah memucat membuat Shun mulai khawatir dengan kondisi gadis itu.
"Na, are you okey?" Tanya Shun sambil membantu Saena untuk berdiri tegak.
KAMU SEDANG MEMBACA
S-seventeen [Book 3]
FanfictionSasuke tak pernah membayangkan akan terjebak di dalam keluarga ini, keluarga kecil dengan keanehan yang amat luar biasa namun juga selalu bisa menghangatkan hatinya yang dingin.