Sasuke terbangun lebih awal dari biasanya, Papa dari ketujuh S bersaudara itu nampak menatap kearah samping, menatap tempat yang biasanya ditiduri istrinya itu.
Kemarin istrinya segera pergi kerumah sakit ketika ia tahu Shun masuk rumah sakit membuat Sasuke tak tidur dengan hangatnya tubuh istrinya dan justru tertidur dengan berselimut kan dingin nya malam.
Sasuke beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya sejenak lalu keluar dari kamarnya menuruni tangga ketika ia mencium harum aroma masakan membuat pria itu berpikir jika istrinya pulang untuk membuat sarapan namun pikirannya salah.
Sasuke justru malah melihat Surai yang tengah memasak ditemani Shin yang memeluk erat tubuh Surai dari belakang dengan wajah mengantuknya.
"Sayang ayo dong lepas, aku susah gerak nih" Pinta Surai tapi Shin justru malah semakin mempererat pelukan nya.
"Ga mau, aku kan masih pengen peluk kamu" Ucap Shin dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Astaga sayang, ini gimana aku balik ayamnya? susah nih geraknya" Ucap Surai yang memang nampak kesulitan untuk bergerak.
"Ya dibalik aja sayang, ribet amat sih" Sahut Shin malas membuat Surai geleng-geleng.
"Lagian kan seharusnya jam segini kita tuh masih diatas kasur peluk-peluk, cium-cium" Ucap Shin vulgar membuat Surai memukul lengan Shin yang melingkar diperut buncitnya.
Sasuke yang menyaksikan adegan tersebut pun dibuat melongo ketika melihat Shin yang benar-benar mirip dengannya.
Sasuke juga selalu menganggu Sakura ketika istrinya itu membuat sarapan dan memeluknya dari belakang dengan rasa kantuk.
Terbesit rasa iri dibenak Sasuke karena ia kini tengah terpisah walau sejenak dengan Sakura hingga ia terbayang perasaan anak-anaknya yang selalu melihat ia bermesraan dengan Sakura.
Sasuke mengelengkan kepala nya lalu buru-buru pergi karena jika benar Shin cenderung menirukannya maka pastinya Shin akan menyingkap kan baju tidur yang dikenakan Surai seperti Sasuke yang menyingkap kan baju tidur Sakura.
Sejujurnya Sasuke mulai menyesali kebiasaan yang selalu bermesraan didepan umum dengan Sakura apalagi didepan Shin, Shin sendari kecil adalah anak yang polos dan mengemaskan namun ia berubah ketus dan dingin setelah kepergian sahabat baiknya sekaligus kakak iparnya Suga.
Shin memang merupakan yang paling sering melihat Sasuke dan Sakura bermesraan sejak kecil dan hal itu membuat ia cenderung menirukannya.
Memilih masa bodoh atas apa yang ia lihat, Sasuke pun memutuskan untuk membangunkan Suho namun ketika ia hendak memutar knop pintu, ia mengurungkan niatnya ketika teringat bahwasannya putra sulungnya itu tidur seperti orang mati dan sulit di bangunkan.
Entahlah Sasuke juga tidak paham kenapa, tapi putra sulung nya itu memang sangat suka tidur sejak ia kecil. Disaat adik-adiknya berlarian dan berteriakan dirumah, Suho malah tidur dan yang lebih membingungkan lagi ia sangat cerdas padahal ia selalu tertidur didalam kelas semasa sekolahnya.
Sasuke berpindah kepintu kamar Sakka lalu membukanya hingga ia melihat putra keduanya itu tidur tengkurap sambil memeluk bantal guling.
Ah kalau yang ini Sasuke tidak tahu gen siapa yang menurun pada Sakka, anaknya yang satu ini sangat pecicilan dan genit walau ia punya sisi dingin yang mematikan.
"Oyyy bangun oyy" Ucap Sasuke sambil mendorong bokong Sakka dengan kakinya.
"Bentar mah, lagi enak" Guman Sakka yang entah sudah sadar atau tidak.
"Dih oyy bangun!" Ucap Sasuke dengan decakan kesalnya sambil mengambil bantal.
BUK BUK BUK
Sasuke memukuli Sakka dengan menggunakan bantal cukup keras dan sukses membuat Sakka jatuh dari ranjangnya.
"Aduhh?!!" Teriak Sakka yang langsung terbangun sambil mengelus bokong tersayangnya.
"Anju?! Oy Bapak?! Bisa ga sih bangunin anak orang berperikemanusiaan dikit? Hoby amat menganiaya!" Protes Sakka sambil berdiri walau sedikit sempoyongan.
"Bodo amat, mandi sono" Ucap Sasuke sambil melempar bantal yang ia pegang.
"Dih sok nyuruh mandi, sendirinya aja belom mandi" Celetuk Sakka sementara Sasuke malah mengangkat bahunya acuh lalu berbalik hingga ia melihat Sarada berdiri diambang pintu sambil memeluk boneka beruang yang lumayan besar pemberian Siwon.
"Hoammm... kirain apaan" Ucap Sarada yang nampak masih mengantuk lalu berlalu pergi diikuti Sasuke meninggalkan Sakka dengan kekesalan.
"Ah elah emang ya Papa tu ga bisa bangunin dengan cara yang benar. Coba kalo Mama 'Sakka sayang bangun yuk nak, mama masak makanan kesukaan kamu. Yuk bangun sayang' giliran Papa, gue digebukin. Dikiranya gue maling apa? Eh bentar, gue kan semalam emang maling celana dalam nya Bang Suho? Au ah!!" Ucap Sakka mendumel ketika ia memasuki kamar mandi.
Sementara itu Sasuke kini tengah berada dikamar Suke dan Seki yang masih tertidur pulas sambil berpelukan dengan baju tidur yang terangkat.
"Mereka ga masuk angin apa tidur kayak gini" Ucap Sasuke sambil mendudukan dirinya diranjang si kembar itu.
"Suke Seki bangun yuk nak" Ucap Sasuke sambil mengusap kepala kedua putranya itu secara bergantian.
"Engggg...!!" Suke melenguh panjang namun bukannya bangun, ia justru malah berbalik dan memeluk paha Sasuke.
Seki yang merasa kedinginan tanpa pelukan sang Abang pun kembali merapatkan tubuhnya dengan tubuh Suke.
"Suke Seki ayo bangun sayang katanya udah gede. Kalo udah gede berarti bangunnya pagi dong sayang" Bujuk Sasuke lembut.
"5 menit" Ucap Suke dan Seki secara bersamaan dengan suara serak yang terdengar lucu ditelinga Sasuke.
"Ayo dong, kita kan mau jenguk Bang Shun. Emang Suse ga mau ikut?" Tanya Sasuke yang berhasil membuat kedua anaknya itu terduduk dengan rasa kantuknya.
"Ikut" Rengek Seki sambil memeluk Sasuke dari kanan sementara Suke dari kiri.
"Ya udah mandi dulu ya" Ucap Sasuke yang langsung mengendong kedua putra kembarnya itu menuju kamar mandi, berniat memandikan Suke dan Seki.
_____ ° _____
Sakura nampak sibuk menyuapi Shun dengan susah payah karena Shun yang benar-benar tidak menyukai makanan rumah sakit yang rasanya sangat hambar.
"Tante, Siwon mau beli makan. Tante mau titip?" Tawar Siwon yang sendari tadi memperhatikan Sakura dan Shun.
"Ga usah, Tante baru aja makan dikantin rumah sakit tadi. Kamu sarapan gih, pasti capek seharian disini" Ucap Sakura membuat Siwon mengangguk pelan.
"Ya udah Siwon pamit ya Tante" Pamit Siwon membuat Sakura mengangguk pelan hingga Siwon keluar dari kamar rawat Shun.
Ketika Siwon berada dipintu masuk rumah sakit, ia malah bertemu Saena.
"Eh Nana!" Panggil Siwon membuat Saena menoleh kearahnya.
"Eh Won, mau kemana lo? Gue baru juga mau jengukin si Kutub" Ucap Saena penuh tanya.
"Gue mau makan, Lo udah makan?" Tanya Siwon balik sementara Saena malah menggelengkan kepalanya.
"Ya udah makan yuk, laper nih gue belom makan semaleman gara-gara jagain Kutub" Keluh Siwon yang benar-benar kelaparan.
"Ya udah ayo deh tapi makannya dicaffe Si Kutub ya" Pinta Saena.
"Ah lo mah maunya makan gratis mulu. Awas lo dipecat jadi sahabat nya tau rasa lo" Ucap Siwon membuat Saena terkekeh pelan.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
S-seventeen [Book 3]
FanfictionSasuke tak pernah membayangkan akan terjebak di dalam keluarga ini, keluarga kecil dengan keanehan yang amat luar biasa namun juga selalu bisa menghangatkan hatinya yang dingin.