Chapter 20: At Times Like This

2.3K 233 57
                                    

Sakka berusaha mengatur nafasnya agar lebih tenang sambil menatap sebuket bunga yang berada ditangannya lalu membuka pintu secara perlahan.

Sakka bisa melihat Suzy yang tengah duduk diranjang rumah sakitnya nampak tersentak kaget membuat Sakka tersenyum kecil menghampiri nya.

"S-sakka" Suzy nampak tak percaya melihat sosok Sakka yang ada didepannya.

"Aku datang" Ucap Sakka sambil memberikan sebuket bunga itu dengan senyum menawannya.

"Ah bahkan disaat seperti ini pun aku masih bisa mengkhayalkan mu" Guman Suzy dengan senyum lirih nya.

GREBBB...

Suzy melebarkan matanya ketika Sakka tiba-tiba memeluknya dengan bahu bergetar membuat Suzy kaget bukan kepalang apalagi pelukan Sakka terasa amat nyata.

"Maaf untuk segalanya" Ucap Sakka sambil menenggelamkan kepalanya dileher Suzy.

Suzy terdiam tanpa membalas pelukan Sakka dengan pikiran yang melayang entah kemana hingga ia membuka mulutnya setelah sekian lama.

"Apa ini nyata?" Ucapnya pelan namun terdengar jelas ditelinga Sakka.

"Iya, ini nyata. Aku disini, aku tahu semuanya. Maafkan aku" Ucap Sakka membuat Suzy meremas selimut rumah sakitnya.

Sakka melepaskan pelukannya karena Suzy yang tak kunjung membalas pelukannya.

Sakka menatap Suzy yang menampilkan ekspresi sayu hingga jemari Sakka mengelus pipi Suzy yang tak terlalu pucat membuat Suzy menatapnya.

Tiba-tiba air mata Suzy meluncur begitu saja membuat hati Sakka berdenyut sakit melihat wanita yang paling ia cintai menangis tepat dihadapannya.

"Kenapa menangis?" Tanya Sakka sambil mengusap air mata Suzy dengan tatapan lembutnya.

"Apa kamu bisa pergi dari hidupku?"

DEG....

Pertanyaan sederhana dari Suzy sukses membuat jantung Sakka rasanya ingin lepas dari tempatnya.

"Hei, kenapa kamu ngomong kayak gitu? aku ga akan pergi kemana pun" Tolak Sakka membuat Suzy menundukkan kepalanya.

"Kalo aku yang pergi?" Tanya Suzy membuat rahang Sakka seketika mengeras.

"Kamu ga boleh pergi kemana pun tanpa seizin aku" Ucap Sakka dengan suara tegasnya tak ingin dibantah.

"Aku ga mau kamu terluka lebih dari ini" Ucap Suzy lirih membuat Sakka terdiam.

Entah terbuat dari apa hati Suzy hingga disaat seperti ini ia masih memikirkan Sakka bukan dirinya sendiri.

"Ga akan ada orang yang bisa ngelukain aku ataupun kamu setelah ini" Ucap Sakka sambil menggenggam tangan Suzy.

"Sa-" "Shttt..." Sakka meletakan jari telunjuknya dibibir mungil Suzy membuat gadis itu tak jadi memberikan sebuah penolakan.

"Kamu terluka karena aku, semua salah ku. Jadi tolong jangan buat aku semakin merasa bersalah" Ucap Sakka membuat Suzy menggeleng pelan.

"Salah ku mencintai mu terlalu dalam" Ucap Suzy dengan bibir bergetarnya.

"Kamu ga salah sama sekali hei, dengerin aku oke. kamu ga salah" Ucap Sakka sambil menyatuhkan kening nya dengan kening Suzy.

"Sa-" "Cuman kamu yang aku cinta I" Ucap Sakka lagi-lagi memotong ucapan Suzy.

Suzy terdiam membeku menatap onyx hitam kelam milik Sakka namun memancarkan kelembutan dan cinta yang tulus untuknya.

"Jangan pernah pergi, aku rapuh tanpa kamu" Ucap Sakka dengan mata yang menyiratkan kerapuhan.

Kembali air mata Suzy menetes, gadis itu nampak menyentuh rahang kokoh Sakka yang telah lama tak ia sentuh.

"Maaf membuat semua ini jadi rumit" Ucap Suzy membuat Sakka tersenyum kecil.

"Udah takdir kita untuk seperti ini, tuhan cuman mau menguji seberapa kuat cinta kita jadi jangan pergi lagi" Pinta Sakka membuat Suzy mengangguk pelan.

"Maaf" Guman Suzy sambil memejamkan matanya.

"Kita sama-sama salah, maaf" Ucap Sakka sambil mengecup kening Suzy cukup lama.

Air mata Sakka nampak menetes ketika ia mencium kening Suzy menumpahkan segala rasa rindu, resah, kesal, cinta dan perasaan lainnya.

Sakka mengusap pelan kedua pipi Suzy sambil menatap gadis itu dengan senyum lembutnya.

"Katakan" Titahnya membuat wajah Suzy nampak bersemu merah.

"Aku mencintaimu" Sakka tersenyum mendengar kalimat saklar dari wanitanya itu hingga ia memiringkan kepalanya.

CUP...

Sakka menyatuhkan bibirnya dengan bibir Suzy, menyapu bibi lembut itu dengan perlahan sambil sesekali melumatnya membuat Suzy melenguh panjang sambil meremas kemeja kantoran yang Sakka kenakan.

Sakka memeluk pinggang Suzy berusaha lebih dekat pada tubuh wanitanya itu dengan lidah yang kini telah bermain di dalam sana.

"Akhhh..."

Suzy nampak merintih disela-sela ciuman nya ketika Sakka meremas dada kirinya hingga Sakka melepaskan ciuman nya.

"Maaf, seharusnya aku ga ngelakuin itu" Ucap Sakka sementara Suzy nampak memalingkan wajahnya yang nampak bersemu merah.

"Abisnya kamu terlalu menggoda" Ucap Sakka berusaha menggoda Suzy.

Suzy memukul lengan Sakka membuat Sakka terkekeh pelan lalu mencium pipi Suzy berulang kali.

"Kamu ihhh.... orang lagi sakit" Ucap Suzy sambil menjauhkan wajah Sakka dengan tangannya sebelum pria mesum itu memperkosa nya.

Siapa tahu kan setelah sekian lama tak bertemu Sakka jadi nekat toh selama mereka berpacaran mereka belum pernah melakukan hubungan yang lebih jauh dari saling meraba.

"Iya iya" Ucap Sakka sambil menarik gemas hidung Suzy.

"Aku kira kamu ga mau liat muka aku lagi" Terang Sakka yang sudah berpikir tentang ia yang dilempari vas bunga oleh Suzy.

"Aku ga bisa marah sama kamu, bukan salah kamu kok" Jelas Suzy dengan senyum lembutnya.

"Semua salah aku I, dan soal keluarga kamu, kamu tenang aja. aku udah urus semuanya terutama masalah bisnis ayah kamu jadi kamu tenang aja" Ucap Sakka sambil mengusap kepala Suzy.

"Maaf aku selalu ngerepotin kamu" Ucap Suzy tak enak membuat Sakka menggeleng pelan.

"Jangan minta maaf terus, aku bakalan ngelakuin apa aja buat calon istri aku" Ucap Sakka membuat senyum Suzy memundar.

"Ohh kamu mau nikah? Selamat ya A, semoga bahagia" Ucapnya lirih membuat Sakka terkekeh pelan.

"Kan nikahnya sama kamu" Ucap Sakka membuat Suzy mengedipkan matanya.

"Nikah sama aku?" Ucap Suzy yang nampak tengah loading.

"Astaga oonya kamu ga berubah" Ucap Sakka sambil mendorong pelan kepala Suzy.

"Ihhh... aku beneran bingung" Ucap Suzy sambil mengembungkan pipinya kesal akan sikap Sakka.

"Ya udah ga usah dipikirin. Istrahat aja oke?" Ucap Sakka sambil mengusap kepala Suzy.

"Kamu ga sama Kak Sakura?" Tanya Suzy dengan suara pelannya.

"Cuman kamu yang ada dihati aku, cuman kamu perempuan yang mau aku nikahin jadi ga usah mikir yang aneh-aneh" Sanggah Sakka membuat Suzy mengangguk pelan.

Sementara itu diluar ruangan rawat Suzy nampak Shun yang mondar-mandir dengan perban di kepala nya.

"Masuk ga ya?" Ucapnya ragu-ragu untuk masuk kedalam kamar rawat Suzy atau tidak.

"Mau masuk sih tapi gimana kalo ada adengan 18+? ini bang Sakka lho, gue kan masih polos masa liat adengan kayak gitu, bisa ga suci lagi otak gue" Ucap Shun yang nampaknya masih ingin menjaga kesucian otaknya yang pada dasarnya tak suci lagi.

Bersambung....

S-seventeen [Book 3] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang